"Go go go!"
Amy keluar dari kamar sembari merapikan rambutnya. Dia berjalan cepat menuruni anak tangga untuk berpamitan dengan Mama yang sedang duduk di ruang tengah.
"Ma, aku pamit!" Amy meraih tangan Mama untuk mengecup punggung tangannya, kemudian beralih ke pipi kanannya.
"Kok buru-buru?" Wanita itu menatap jam dinding sekilas, "masih jam enam sayang, sarapan dulu gih,"
Amy menggeleng, "nanti aku makan di kantin aja, Ma, dahh..."
Hari ini, dia berangkat lebih awal karena ingin melancarkan misinya.
Balas dendam.
Amy jalan megendap-endap ke seberang rumahnya, lebih tepatnya ke rumah musuh bebuyutan, Jeon Jungkook, untuk mengambil sepatu kesayangan JK yang berada di rak sepatu-samping pintu rumahnya.
"Finally! Now, it's my turn boy!" kata Amy dengan nada bicara pelan namun disertai kekehan.
Setelah misinya berhasil, Amy bergegas ke rumahnya untuk mengambil sepeda yang terparkir di depan rumah dan segera berangkat ke sekolah.
*****
7.15
Bel sudah berbunyi lima belas menit yang lalu.
Salah satu sahabat Jungkook, Jimin, yang duduk tepat di depan Amy tiba-tiba berbalik ke arah Amy, "tumben Jungkook jam segini belum dateng? Doi sakit?"
"Kenapa lo tanya gue?" Amy refleks menyilangkan tangan di dada, lalu mendekatkan wajahnya ke Jimin, "emang muka gue keliatan mirip sama Mamanya Jungkook?"
"Yeee gak perlu ngegas juga kali jawabnya," Jimin menoyor jidat Amy dengan satu telunjuknya untuk mengembalikan Amy ke posisi semula.
"Lo kan tetangga-an sama Jungkook, makanya Jimin tanya sama lo," Lisa mencoba memberikan argumen yang masuk akal. Dia adalah sahabat sekaligus teman sebangku Amy.
"Denger tuh temen lo..." Jimin menunjuk Lisa dengan memajukan dagunya.
"Lagian, lo tanya Jungkook ke dia. Cari masalah lo, dasar Jim-out," Lisa menggelengkan kepala.
"Gak usah bahas dia, males gue," Amy menjawabnya dengan nada datar, lalu menenggelamkan wajah ke kedua tangannya yang terlipat di atas meja.
Selang beberapa saat...
BRAGGG!
Amy terkejut mendengar gebrakan yang berasal dari mejanya, hal itu membuatnya terbangun.
Seisi kelas juga spontan mengalihkan pandangannya dan berkerumun ke sumber suara.
"Woi! Lo gila ya!" Amy memaki sosok cowok di hadapannya, "Lo gak liat gue lagi tidur? Kalo gue jantungan gimana? Hah?" Amy berdiri dari tempat duduknya, berkacak pinggang.
"Lo yang gila!" Jungkook tidak kalah garangnya, "Lo kan yang buang sepatu kesayangan gue ke tempatsampah?" setelah mendengar perkataan Jungkook, warga kelas menganggukmengerti.
Mereka be like Oh, perang dunia ketiga baru saja dimulai.
God.
We.
Need.
Your.
Help.
ASAP.
Bahkan beberapa cewek yang tidak sengaja lewat di depan kelas, jadi penasaran.
Akhirnya, mereka menanyakannya ke Jackson, si ketua kelas yang berdiri di ambang pintu, berjaga-jaga bila ada guru yang datang.
"Ada apa sih? Kok rame banget?"
"Ada yang berantem ya di dalam?"
"Kayanya tadi suaranya si oppa ganteng sama cewek deh,"
"Oh itu... biasa..." tiga kata andalan Jackson jika ada seseorang yang menyakan kejadian semacam ini.
"Gue gak ngerti lo ngomong apa baru-"
"You know exactly what just i said, pabo!" kata Jungkook lengkap dengan tatapan mematikannya.
"Pabo?" Amy menyikut lengan Lisa sembari berbisik mendekat, "pabo apaan, Sa?"
"Berdasarkan drama-drama korea yang udah khatam gue tonton, pabo itu... artinya..." Amy menunggu jawaban Lisa, "b-bodoh..."
"Yaah!! Jeon Jungkook!" bentak Amy.
Namun, beberapa saat kemudian amarah Amy meredam, terlihat senyuman samar di wajahnya, "Fine, gue yang buang sepatu lo ke tempat sampah."
Amy memiringkan kepalanya sembari menatap Jungkook, "Kemarin lo kan yang kempesin ban sepeda gue? Sekarang kita 1306 sama," Ya, sudah sebanyak itu mereka saling membalas satu sama lain.
Kedua tangan Jungkook sudah mengepal. Rasanya, dia ingin memberi pelajaran kepada gadis di hadapannya.
"Woi woi woi! Bu Aiyu otewe kesini! Bubar bubar!" Seru Jackson dari ambang pintu, "berantemnya di pending dulu!"
"Urusan kita belum selesai," Jungkook menyenggol bahu Amy dengan sengaja, melewatinya dan duduk di tempat yang tak jauh dari Amy.
*****
Jungkook berjalan menuju loker miliknya, dan saat dia buka....
BYARRR
Mulai dari surat, bunga, coklat, dan makanan lainnya jatuh berceceran dari lokernya.
Sebenarnya, ini adalah hal yang lumrah terjadi pada Jungkook, ehm dan Jimin. Mereka mendapatkan perlakuan dan perhatian khusus dari teman-teman perempuan, terlebih adik kelas. Karena parasnya yang bisa dibilang "Masya Allah".
Memiliki perpaduan paras Indonesia dan Korea Selatan membuat mereka menjadi pusat perhatian di sekolah.
"Kalender rumah lo semuanya tanggal 14 Februari, bro?" Jackson, yang juga sedang mengambil sesuatu dari lokernya sampai mengalihkan pandangannya ke lantai,
"Setiap hari dapet beginian dari dedek-dedek gemes," Jackson memungut salah satu coklat bermerek silverking yang berukuran sedang.
"Berisik," Jungkook mengambil plastik hitam dari dalam lokernya.
Dia memunguti coklat dan makanan itu satu per satu lalu memasukkannya ke plastik. Sedangkan surat-surat dan bunga, dia buang ke tempat sampah yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Sungguh kejam," Jackson menampakkan wajah dramatis dengan tangan menyentuh dada,
"Coklatnya diambil, surat sama bunganya dibuang. Dasar cow-" Jungkook meyodorkan lima coklat di hadapan Jackson, "cowok baik, thanks btw" dia nyengir kuda.
"Lumayan, stok makanan gue juga udah menipis," Jungkook menatap seplastik makanan dengan mata berbinar, "susah emang kalo jadi cowok ganteng,"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVELY ENE(MINE)
FanfictionJeon Jungkook... Cowok berdarah campuran Indonesia-Korea Selatan yang memiliki paras ganteng bukan main. Populer? Jangan ditanya lagi lah. Brarti semua cewek suka sama dia dong? Hmmm... Harusnya sih gitu... Tapi ternyata ada satu cewek yang gak suk...