1

2 0 0
                                    

"Pokoknya jangan sampai telat."

Aku hanya menghela napas panjang saat mendengar sahabatku-Sasa-berbicara seperti itu padaku.

Apakah dia tidak tahu bahwa hari minggu adalah hari yang sangat menyenangkan untuk berleha-leha dan tak melakukan apa-apa. Terutama untuk anak kuliahan seperti aku?

"Are You hear me darl?" Suara sasa masih terdengar lewat telepon yang aku letakkan di atas meja. Suaranya sengaja aku loudspeker karena aku sedang tak ingin melakukan apapun.  Hanya tidur dan mager. Just it.

"Sasa sayang, Aku sedang memanjakan diriku dengan liburan bahagiaku dirumah" aku malah terkesan meninggikan suaraku. Maafkan aku sasa sayang.

Sasa malah mendengus di ujung sana. Ini weekend loh. Weekend. Hanya weekend ini aku bisa mengistirahatkan diriku dengan benar. Sementara Sasa, ia bisa kemana saja yang ia mau, weekend maupum setelah kuliah.

Sasa memang terlampau santai dalam kuliah, hingga weekend atau hari kuliah akan sama menurut sasa.

Tapi tidak menurutku.

"Ayolah. Aku sangat susah membujuk raka tadi dan sekarang, kenapa kau malah membuat semua menjadi semakin rumit.."

Jleb

Baiklah.
Aku takkan pernah mau ikut.

"... aku percaya kau bisa membujuk rama untuk ikut. Aku .."

Aku meninggalkan handphone ku diatas meja.
Entah apa yang sasa katakan selanjutnya karena ia tak pernah berhenti berbicara sampai aku mengikuti keinginannya.

Aku tak peduli.

Aku berjalan pelan menuju kulkas di dapur. Mengambil sebotol air mineral dingin dan meminumnya. Aku sangat membutuhkannya.

Raka.

Apakah harus ada dia? Bisakah sasa mengerti bahwa aku tak ingin bertemu Prince cool itu? Sedangkan di kampus saja aku sangat membencinya, apalagi kalau malah harus menghabiskan waktu liburanku, dan ada dia.

Noway.

BIG NO!

Aku berjalan kembali ke kamarku. Melanjutkan tidurku disana,sementara  handphone ku masih tersambung dengan panggilan sasa.

Sasa pasti akan marah.

"Pokoknya jangan sampai tidak datang.  Kalau tidak datang..

Aku akan meminta Raka untuk menjemputmu ke rumah.

Dialog yang sama terus sasa.

"Kamu saja sa yang jemput aku. Kalau raka yang jemput. rumah bakalan aku tutup"

"Love you beb. Aku yakin kamu pasti tidak akan pernah menolaknya.  Aku mau siap-siap dulu bye"

Pip.

Akhirnya.

Aku langsung menyambut handphone ku dan mengirim Chat pada rama. Aku tak mau menjadi nyamuk saat raka dan sasa mengobrol ria.

Aku memang tak terlalu dekat dengan raka. Dia terlampau dingin dan tak mengobrol sama siapun selain sasa. Just sasa.

Sementara raka memang dekat dengan rama.

Dapat disimpulkan bahwa diantara kami yang tidak dekat dengan raka, Just me.

Tapi aku memiliki alasan lain. Dan aku takkan mau mencari kebenaran tentang alasan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can you choose me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang