Prolog

83 8 1
                                    

Gerimis hujan diluar mampu membuyarkan lamunannya dari hiruk pikuk pelajaran dikelas.
Hujan yg membasahi tumbuhan selalu berhasil membuatnya kembali mengingat sedikit memori di masa kecil yang mampu membuatnya merasa ingin kecil kembali, sebab menjadi dewasa tidak lah mudah pikirnya.

Ia mengalihkan pandangannya ke secarik kertas yang selalu ia bawa lalu menuliskan puisi.

"Rasa ini Mati
Kelu tak bergeming
Tembok besar menutupnya
Membenci duniawi"

Ia kembali menatap hujan dibalik jendela dari tempat duduknya di sudut ruang paling belakang tanpa ada teman sebangku, eh ada sih lebih tepatnya si mbaknya sering bolos tuh lebih parah dari dia kayaknya.

"Jihan Ayuningtyas" panggil Buk Morita guru matematikanya .

"Jihan" ulangnya
 
1...2...3.... Kali

Buk Morita geram dan melempar spidol ke mejanya sontak membuat Jihan kaget dan kembali ke alam sadarnya di dunia nyata.

"Eh" bingung tak tahu apa yang terjadi.

"Kamu ini ya, dipanggil kok nggk nyaut-nyaut ngelamuuunn aja terusss" menatap tajam pada Jihan.

"Ini kertas ujian kamu, dan kamu masuk deretan nilai terendah di kelas, masa yang betul cuma empat" geleng-geleng kepala melihat Jihan.

Jihan tak kaget dengan semua ini, ia terbiasa dapat nilai rendah dalam pelajaran matematika Buk Morita.

"engg.. Iya bukk, Maaf saya ngelamun sebentar tadi" mengeluarkan senyum segennya.

Warga kelas tak terlalu memperdulikan jihan karena jihan bukanlah seorang yang anti sosial bukan juga yang aktif dikelas dia biasa-biasa saja.

Bel pulang sekolah berbunyi seperti biasanya Jihan pulang bersama sahabat kecilnya dari orok masih makan ingus sampe sekarang udah satu Esemaa menggunakan motor Jihan, namanya Sery Aulia orangnya beda jauh sama Jihan Ibarat kata ia dengan Sery bagaikan langit dan bumi, sangat jauh.

Sery memiliki kulit putih, mata hitam, bulu mata lentik, hidung mancung, body bagus, gigi putih dan rapi, alias  C A N T I K!.
Sedangkan Jihan kebalikannya, tak hayal Sery selalu jadi incaran kaka kelas yang most wanted dan cakep-cakep, secara dia aja cantik.

Bersahabat dengan Sery ada untung rugi menurut Jihan, kalo untungnya dia bisa dapet temen cantik kalo ruginya kadang Jihan suka minder dan iri apa yang dipunya sama Sery tapi tak menunjukkannya di depan sery ia hanya diam memendam semua itu, paling ya ditumpahin ke buku puisinya.

Beralih tentang sery kita ke-

"Jihaaaaannnn, itu piring pada numpuk, rumah pada kotor sampah beserakan, kamu ngapain aja sih? Jangan tidur muluuu" teriak Asri Bundanya Jihan.

Ketika pulang sekolah tadi memang jihan langsung memilih masuk ke dalam kamarnya dan bercengkrama dengan mimpi-mimpi indahnya a.k.a boboo syantikk.

"Aduh bun, jihan jadi kaget untung ga sampe copot ini jantung" mengurut dadanya karena terpelonjak kaget ketika diteriaki bundanya tepat di  kuping, Ampun bisa beranak banyak nih kuping!!

Asri memelototkan matanya dan langsung mendapat cengiran dari Jihan sebelum kemudian ia berlari secepat kilat untuk mengerjakan pekerjaan rumah agar tidak dijewer Asri.
                 
                            🌸🌸🌸

Gadis BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang