1

15 2 0
                                    

Sudah sekitar 4 Minggu sejak bencana besar itu terjadi.

Aku tidak tahu, apa yang sebenarnya sudah terjadi di balik panggung pemerintahan.
Aku tidak mau tahu, dan tidak akan mencoba mencari tahu.

Aku tidak bisa marah pada mereka, karena ini semua sudah terjadi.
Aku bukan ilmuwan, yang berarti aku tidak berurusan dengan obat-obat penawarnya.

Yang kutahu, tugasku hanya menyelamatkan diri.

Dari virus makhluk tidak 'berperikemanusiaan' yang disebut zombie.

Berperikehewanan pun tidak.

Hari ini, seperti biasa, yang kulakukan hanyalah berkeliling kota, mencari makanan dan apapun yang masih bisa digunakan.

Dan kali ini aku menemukan sekotak walkie-talkie dari pos polisi. Dan beberapa senjata semacam pistol-yang membuatku senang sekali.

"Coba kita lihat, apakah ini masih berfungsi."

Harusnya sih masih.

Aku memeriksa satu persatu walkie-talkie yang ada dalam kotak itu.
Tentu saja, dengan pesimis.

Mari kita jangan berharap banyak.

Isi kotaknya hampir habis. Aku benar-benar sudah kecewa, tidak ada harapan kali ini.

Tapi ternyata keberuntungan sedang berkeliaran di sekelilingku.

"Halo, halo, test, 123."

Memang alatnya berfungsi, tapi tidak ada jawaban sama sekali.

Yah, aku sepertinya terlalu banyak berharap, haha.

Lagipula manusia mana yang masih hidup di dunia yang sudah kena wabah seperti ini.

Walaupun tidak mungkin, aku terus mencoba berbicara di depan walkie-talkie.

Siapa saja bisa menjawab dari ujung sana.

Yah tidak ada yang tau kan?

Pukul 5 sore, aku kembali ke rumah kecilku.

Satu-satunya yang bisa dijadikan tempat berlindung hingga saat ini.

Sebuah bungker tua di pinggir kota.

Dulu kami bertiga disini.

Tapi sekarang tinggal aku sendiri.

Aku, SeungHo, dan SooAh.

Hingga hari itu, semua kenyataan yang bersembunyi di belakangku, terkuak.

Tepat di depan mataku.


Kami sedang mengumpulkan makanan dari sebuah supermarket di tengah kota.

Agar dapat mengambil banyak, kami memutuskan untuk berpencar.

Tapi ternyata kami tidak benar-benar berpencar.

Aku sedang berada di bagian alat-alat dapur, sementara SeungHo dan SooAh berada di bagian makanan—yang hanya berbeda satu baris rak.

Aku mendengarnya.

"SeungHo-ya, apakah ini sudah akhir dunia?"

"Kau ini bicara apa sih?? Kita masih bisa selamat, percayalah."

"Lalu, apakah kita akan hidup bersama??"

"Tentu saja."

"Tapi.. bagaimana dengannya?"

"Aku akan mengakhiri hubungan dengannya nanti."

"Ah, tapi kapan?? Kau selalu bilang begitu."

THE LAST YACHT | Daniel Kang [POSTPONED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang