Bab 2

249 8 0
                                    

"Btw ra, siaran radio lo gimana? Lo tinggal gitu aja nggak pa pa ya? Terus sekolah lo? Emang kepsek kita tercinta bakal ngebolehin lo izin seminggu? Dia kan ketat banget nyuruh kita ikut bimbingan belajar tiap hari. Gue sampe hafal kata kata ceramah dia 'anak anak, kalian sudah kelas dua belas jadi nggak boleh santai santai lagi. Tiap hari kalian wajib ikut bimbel biar nilai ujian kalian bagus, jangan malu maluon nama sekolah, bla,bla,bla...' bete gue kalau inget"

Kira tersenyum mendengar kata kata cecil. Senyumnya tambah lebar waktu ingat pertanyaan cecil tadi "Itu dia hebatnya. Gue nggak perlu perlu ngurusin izin ke sekolah atau ke atasan gue di Blue Station. Nyokap gue udah ngurus suanya. Gue tinggal beres beres sin barang dan pergi. Gila banget kan?

Cecil dan Sandra menatap kira dengan kagum sementara aura geleng geleng tak percaya.

"Asli, nyokap lo keren banget, ra. Gue juga mau punya nyokap kayak gitu"kata aura yang segera diiyakan cecil dan sandra.

Kira jelas bangga pada mamanya. Walaupun papanya memilih bercerai lalu meninggalkan mereka berdua, mama terbukti mampu menghidupi Kira. Beliau bisa menjadi sosok ibu sekaligus ayah bagi Kira. Sekalipun sibuk dengan pekerjaannya sebagai manejer pembelian disebuah perusahaan besar di jakarta, mama selalu meluangkan waktu untuk kira sehingga jarang sekali kira merasa kesepian.

"Oke manis , bentar lagi lo sampe ketempat kerja lo"kata aura membuyarkan lamunan kira. " inget ya, besok kita harus jalan jalan dulu karena lo bakal nggak ketemu kita bertiga seminggu oh ya satu lagi, jangan lupa minta foto dan tanda tangan dean ya" kata aura sambil membelokkan mobil memasuki halaman stasiun radio tempat kira kerja.

"Ogah amit amit deh minta tanda tangan orang sombong kayak gitu" balas kira sambil membereskan tas dan melepas safety beltnya.

"Taruhan ra. Begitu lo pulang, nggak mungkin lo benci lagi sama dean. Soalnya, kata sepupu gue yang pernah ketemu dean, ruh cowom orangnya baik banget, nggak sombong kayak cerita lo"sambung cecil.

Kira hanya mengangkat bahu, lalu cepat cepat keluar ketika mobil itu berhenti di depa pintu masuk Blue Station "thanks yah gals, see you tomorrow"

*****

"Hai, semua pendengar setia Blue Station 103,33 FM. Kembali lagi nih sama kira yg superbaik, lucu, and imut heheheh. Kalian pasti udah kangen kan, denger suara kira yang merdu ini? Huaaaa, hari ini kira narsis bnget yah?" Sapa kira pada pendengar nya.

"Oh ya, hampir aja lupa. Topik kita hari ini tentang impian. Nanti kira bakal buka line telepon, biar kamu kamu bisa cerita tentang impian terbesar dalam hidup kamu. Cerita yg paling keren bakal dapet hadiah istimewa dari blue station. Tapi, sebelum kita mulai, kira mau pamit nih. Mulai senin depan, kira absen seminggu dulu ya. Ada urusan mendesak. Hehehe nanti waktu siaran lagi, kira kasih tau deh urusannya. Dan sebelum kita bener benerulai, dengerin suara merdu Melly Goeslaw dulu ya. Menyentuh banget nih liriknya"

Saat gilirannya selesai, langit malam telah menyelimuti jakarta.

*******

"Kira, handuknya sudah? Sikat gigi dan alat mandi lain sudah ada?" Tanya mama kira senin subuh. Kira yang bangun secara terpaksa beberapa menit yang lalu hanya bisa mengangguk tak bersemangat menjawab pertanyaan mamanya.

"Mandi gih sana. Jangan sampai kru tv datang, kamu belum siap" kira menyambar beker yg ada disisi tempat tidur dan langsung membelak begitu melihat angka yang di tunjukkan si jarum pendek......

❤❤❤❤❤

Maaf yah readers kalau cerita nya ngegantung hehehe . Jangan lupa voment nya. Happy reading!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bali To RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang