05.00 AM
Masih sangat terlalu pagi untuk berada di luar rumah dengan cuaca yang cukup dingin. siapapun bisa membeku kapan saja tanpa menggunakan jaket tebal dengan kaos kaki yang melekat ditubuhnya. oh, jangan lupakan syal dan kaos tangan yang sangat dibutuhkan pada kondisi cuaca seperti ini. nyatanya, hal itu terjadi pada seorang gadis dengan jaket berwarna pink yang melangkahkan kakinya dengan tempo yang semakin lama semakin cepat demi memperjuangkan sesuatu. ya, jadwal keberangkatan pesawat.
Gadis itu menghela nafas tanda bahwa ia merasa lega karena langkah kaki yang berhasil membawanya kedalam pesawat yang hampir saja meninggalkannya. senyuman manis muncul dibalik syal yang menutupi sebagian wajahnya sembari kembali melangkahkan kakinya mencari tempat duduk yang akan ia tempati.
Langkah kaki itu berhenti pada dua tempat duduk kosong yang ada didepannya. gadis itu mengecek kembali tempat duduknya dan dia bersyukur mendapatkan tepat di samping jendela. ya, itu adalah tempat favoritnya.
Gadis itu mendudukkan dirinya disamping jendela lalu menyeka peluh dibalik poninya "Huft. hampir saja aku tertinggal." ia menatap jendela yang memperlihatkan lapangan bandara yang semakin lama semakin berada jauh dibawahnya. senyum kecil penuh arti tergambar diwajah gadis itu. "Seoul, sudah lama setelah 6 tahun yang lalu. aku berharap dapat memulai lembaran baru tanpa harus mengingat kenangan perih atas kepergian mama dan papa" senyum itu tetap tertera disana, namun air mata menetes bergantian dari kelopak mata indahnya. "Ma, Pa.. Luhan akan merindukan kalian" ia memejamkan matanya bermaksud untuk meredakan tangisannya. memori memori itu kembali muncul ketika kedua orang tuanya pergi karena kecelakaan yang terjadi satu bulan yang lalu. Bagi luhan, satu bulan merupakan waktu yang cepat untuk memutuskan menerima tawaran sang bibi untuk melanjutkan sekolah dan tinggal di Seoul. Ia menyerah dengan dirinya sendiri, Luhan terlalu lelah memikirkan perasaannya sendiri yang tidak dapat menerima kenyataan pahit yang diterimanya.
Setelah lama beradu dengan tangisnya luhan memutuskan untuk tidur. ia meyakini bahwa sekarang tidur adalah teman baiknya, yang mempu menghilangkan rasa sedihnya meskipun hanya sejenak.
.
Luhan terbangun ketika ia mendengar samar samar keramaian diiringi langkah kaki yang mengganggu tidurnya hingga ia memutuskan membuka matanya. Ia sedikit terkejut melihat sebagian penumpang sudah meninggalkan pesawat membuatnya refleks mengalihkan pandangannya keluar jendela. "ah, Seoul?" ia memajukan bibir bawahnya tanda ia kesal karena ia tertidur dan tidak ada yang membangunkannya untuk turun. Luhan merutuki tempat duduk disampingnya yang kosong karena mungkin jika ada seseorang disana, dia akan berbaik hati membangunkan luhan.
Entah ekspresi apa yang harus luhan utarakan sekarang, sedih? senang? entahlah. yang ia pikirkan sekarang hanya menemui sepupunya, Byun Baekhyun. Luhan tersenyum geli mengingat perpisahannya dengan baekhyun 6 tahun yang lalu tidak terlalu baik karena baekhyun yang menolak luhan untuk kembali ke beijing.
Luhan merasakan getaran ponselnya yang beberapa menit yang lalu ia aktifkan. segera luhan cek notif yang menandakan pesan masuk dari sepupunya itu
From : Baekhyun
Luhannieeee, kau sudah tiba di Seoul bukan? bagaimana perjalananmu? aku minta maaf tidak bisa menjemputmu karena ada ujian mendadak yang diberikan oleh guru Park! ah, dia sangat menyebalkan. kau harus mengetahuinya saat masuk sekolah nanti! kau pasti akan sama kesalnya denganku.
Oh ya, aku sudah mengirim supir taxi untukmu. cepat kerumah, ibu sudah menunggu. sampai bertemu nantii
Sepupunya yang satu itu benar benar banyak bicara, pikir luhan. ia membalas pesan itu lalu kembali melangkahkan kakinya mencari supir taxi yang di maksud sepupunya itu. dan benar sekali, diluar sana sudah ada seorang laki laki yang memegang papan bertuliskan namanya. Luhan menghampiri supir tersebut kemudian tersenyum kepadanya.
YOU ARE READING
Another Part Of My Heart
RomanceSehun menarik tangan Luhan dengan putus asa, mencoba menahan dan meyakinkannya 'Menikahlah denganku, Luhan' 'Sadarlah sehun! kita tidak ditakdirkan untuk bersama.' 'KENAPA?!' 'AKU MILIK CHANYEOL DAN KAU MILIK BAEKHYUN. BYUN BAEKHYUN!'