//////
Hey guys, ini ff au pertamaku, enjoy ;))
Cuma mau ngingetin cerita ini bakalan bener bener dark (ada sedikit selipan dark komedi, tapi nggak banyak), angst, dan A LOT of cursed words jadi jangan kaget yaa hehe oh ya sama mau bilang nggak ada romance sama sekali di cerita ini, aku bakalan fokus ke persahabatan/bromance karakternya.Ok, enjoy the story ;)
//////Udara malam ini cukup buruk. Bau darah di mana-mana. Meskipun itu bukan hal yang aneh bagi Dong Sicheng, dia tidak bisa berbohong bahwa dia tidak suka rasanya. Dia ingin pergi secepat mungkin, tetapi dia belum menemukan orang terakhir untuk menyelesaikan misinya.
Orang terakhir yang harus dia bunuh.
"Kau masih di sini?" tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang Sicheng ingin katakan asing –tapi tidak, dia bukan orang asing. Laki-laki itu adalah Lee Mark, salah satu partner misinya hari ini. Laki-laki itu selalu datang terlambat. Begitu misi hampir selesai dan puluhan manusia tidak berguna sudah tergeletak tak bernyawa di sekitarnya dan hanya menyisakan Sicheng yang duduk dengan sepatu penuh darah, Mark baru tiba di lokasi dengan napas terengah-engah. Sicheng mengacuhkannya.
"Hei, kau masih hidup, kan?" Mark bertanya lagi sambil berjalan mendekati Sicheng dengan hati-hati, berusaha menghindari tumpukan mayat di ruangan itu.
Ruangan tempat mereka berada itu gelap, hanya ada sedikit cahaya dari jendela yang berasal dari bulan—atau lampu jalanan yang penerangannya sangat buruk. Terlihat wajar, karena ruangan ini merupakan bagian dari gedung lama yang bobrok, yang bahkan kucing liar saja tidak ingin mampir. Karena kegelapan ini, Sicheng yakin jika dia diam saja, mungkin Mark akan menganggap dia mati dan segera pergi dari sini. Sicheng tidak ingin meladeninya.
"Johnny-hyung bilang jika kau pura-pura mati, aku hanya perlu menembak kepalamu." Tepat satu detik setelah Mark berbicara, Sicheng merasakan ujung pistol berada di belakang kepalanya. Dingin. Sejak kapan Mark—
Sicheng berhasil mengambil pistol di tangan Mark dengan cepat dan langsung mengarahkannya ke kepala Mark, memutarbalikkan keadaan.
"Kau berisik, brengsek." Sicheng mengutuk, kemudian melempar pistolnya ke arah Mark yang langsung dia tangkap tanpa kesulitan. "Aku benci orang yang terlambat. Lebih baik kau pulang saja, aku akan menyelesaikan misi ini sendirian."
"Hei, paling tidak baru 10 menit yang lalu misi ini dimulai—
"—sudah 10 menit yang lalu, lebih tepatnya. Aku hanya perlu mencari pemimpin mereka, dia pasti berada di ruangan paling atas." Sicheng menyela ucapan Mark dengan nada datar, sedikit kekesalan terasa, tetapi bukan Dong Sicheng jika dia tidak bisa menahan emosinya.
Sicheng mengeluarkan sarung tangan hitam dari saku jaketnya dan melemparkannya ke arah Mark. "Lebih baik kau cari id card yang bisa memberikan akses ke ruang atas."
"Cih, sialan. Kau benar-benar membunuh mereka secara brutal." Mark berkomentar sambil berdecak. Dia mengambil sarung tangan hitam itu dan mencari salah satu mayat yang berada di dekatnya ("Ew, menjijikkan,"batin Mark).
"Jika tidak seperti itu tidak akan cepat, bocah," sahut Sicheng, kemudian berjalan menuju pintu di sebelah barat ruangan. "Watch and learn, newbie. Berikan padaku id card-nya."
+++
ZERO adalah salah satu gangster paling besar di daerah Seoul. Mereka banyak bergerak pada bidang perdagangan liar dan ilegal, terutama pada bidang narkoba dan wanita-wanita asia. Namun pada dasarnya tidak hanya itu. Banyak perusahaan-perusahaan kotor di Korea yang bekerja sama dengan gangster tersebut secara underground, sehingga pergerakan mereka hampir tidak bisa dihitung karena menyebar di banyak sekali bidang dan tempat, bahkan sudah menyebar ke seluruh dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Heroes
FanfictionA hero doesn't have to be an angel. Sometimes they came from hell. Dong Sicheng adalah seorang mata-mata, pencuri-pembunuh bayaran tanpa identitas, dimana dia sudah membuang jauh-jauh masa lalunya. Bekerja di bawah naungan organisasi rahasia berkode...