***
"Akhi Nabiiill"...teriak salah seorang temanku
Aku menoleh, " ya ada apa khi.. gak usah teriak-teriak gitu.. malu liat santri yg lain tau!!..." kataku sambil salting karna santri-santri pada melihat kami. Sahabat ku yg bernama lengkap zhillan zhalila ini memang sedikit konyol tingkahnya.
"Hehe...afwan deh, antum di panggil ustadz fikri kerumahnya, cepetan..." katanya sambil ngos-ngosan.
"Ustadz fikri?.. kataku sambil mengerutkan alis.
"Naam, katanya pengen ngomong sesuatu, cepetanlh sana, kasian tu ustadz udah nungguin antum".
"Naam naam..syukran, ana pergi dulu ya, jangan lupa habis isya murajaah",,
"Seepp..jangan sampai telat bil, habis dari sana langsung ke masjid." Kata zhillan mengingatkan.
"Ya elah..yg sering telat tu siapa,hahaha..
ya udah deh,ana pergi dulu, assalamualaikum".
"Hehe..jangan buka kartu lah,Naam bil..hati-hati, waalaikumsalam."Dengan setengah berlari aku menuju rumah ustadz fikri, ada apa gerangan ustadz fikri memanggil ku, berbagai prasangka muncul di kepala ku.
Tak lama kemudian aku sampai dirumah ustadz Fikri, salah satu ustadz pembimbing hafalan kami.
"Assalamualaikum... ustadz manggil ana??." Kataku begitu sampai rumahnya.
"Waalaikumsalam..oh nak Nabil, tafaddhal,, ayo masuk, jangan malu-malu, ustadz mau ngomong sesuatu." Kata ustadz Fikri menyambutku sambil tersenyum.
"Salsabila.. tolong buatin minum ya." Ustadz fikri berbicara dengan anaknya."
"Naam abi.. " terdengar suara lembut dari bagian dapur. Beberapa saat kemudian muncullah sesosok gadis manis berumur 15 tahunan sambil tersenyum ke arahku membawa minuman dan sedikit kue. Anak ustadz Fikri yang satu ini sering jadi gosip para santri putra, karna parasnya yang cantik, cerdas,shaleha, hafizhah membuatnya menjadi idaman hampir semua santri putra disini.
"Nah, ayo nak Nabil, silakan dinikmati dulu hidangannya." Kata ustadz Fikri dengan ramah.
"Naam ustadz, syukran." Sambil malu-malu aku minum hidangan tersebut. " afwan ustadz, ada perlu apa sama ana? kata zhillan penting ya ustadz." Aku bertanya dengan mimik keheranan.
"Naam Nabil, ustadz mau ngomong sesuatu sama antum,
Jadi gini nak Nabil, nak Nabil mau dapat beasiswa ke turki gak?, dengan syarat hafal 1 juz, dan kalo lulus akan dikirimkan ke salah satu cabang di indonesia untuk menyelasaikan hafalannya dalam waktu 2 tahun ."
"Turki..!! Yang bener ustadz, kok ana yang dipilih, kan masih banyak santri yang lebih lancar dan pintar dari ana, dan menyelesaikan hafaln dalam 2 tahun, kayaknya sulit deh ana ustadz, 3 tahun disini aja baru hafal 4 juz, boro-boro mau selesai.." kataku kaget mendengar ada beasiswa ke Turki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musafir Santri
Teen FictionSeorang santri yg kehilangan jati dirinya dan berusaha untuk mengembalikannya serta mencari cinta sejati rabbnya...