~~~~~~~~~ 26 juni 2018~~~~~~
Kakiku terasa berat untuk menuruni tangga tapi aku harus pergi ke sekolah sudah cukup mengurungkan diriku dalam kamar.
Aku segera menjauh dari tempat menyedihkan ini. Tiba-tiba suara yang tak ingin aku dengar marasuki telingahku.
"Kamu gak mau sarapan dulu sayang" aku hanya mencincingkan mataku ketika nenek sihir menghampirku.
"Anda berbicara dengan saya!!!" Aku memberikan senyum simpul memberi isyarat bahwa aku tak mempercayai orang asing itu.
"Sini sarapan dengan kita neth,,," Seakan makin muak melihat dua orang yang bersikap sok manis dihadapanku.
"Kalian jangan sok manis dan bersikap baik dihadapanku seolah kita keluarga, kalian orang asing yang memasuki hidupku. Kalian bukan siapa-siapa dan jangan panggil sayang aku tau itu hanya perkataan yang kau buat dihadapan papaku sampai kalian merebut semua harta papa. Itukan yang kalian inginkan!!! Oh atau makanan ini kalian beri racun untuk meracuni aku dan papa." Ucapku yang menaikan intonasi yang muak dengan semua ini.
"Kamu jangan berperpikiran buruk pada kami, kami tak sejelek yang kau katakan. Dan jangan menuduh ibuku seperti itu, ibuku orang baik." Ucap anak dari wanita itu yang membuatku geram.
"Kalau wanita baik ngapain, menikah dengan orang kaya kalau gak ngicer hartanya." Ucapku yang pergi meninggalkan dua orang asing itu. Sehari mereka disini sudah begini apalagi selamanya, bener-bener seperti neraka saja.
Kakiku mulai melangkah keluar, tiba-tiba suara berat memanggilku. Membuat aku menghentikan langkahku.
"Neth,,, mau berangkat sekolah." Aku memblalakan mata tak percaya apakah benar papa mengkhawatirkanku.
"Kalau mau berangkat ke Sekolah bareng sama saudaramu, dia juga akan satu sekolah denganmu." Lanjutnya yang membuat senyumku sirna jadi dia tidak menanyakanku, tapi dia peduli sama orang asing itu. Aku menggeleng lirih, dia baru saja memasuki kehidupanya diperhatikan sedangkan aku darah dagingnya sendiri,,, tanggal ulang tahunku pun tak ingat.
Aku pergi tanpa menjawab pertanyaanya, aku mencoba mentulikan pendengaran ini. Menahan rasa sesak ini dan membendung cairan di mataku yang sebentar lagi keluar. Mulutku mengeming lirih sebagai jimat menahan rasa sakit ini. Anneth harus kuat,,,,
*********
Tubuhku terasa memikul beban berton-ton terasa lelah. Kepalaku kutidurkan diatas meja. Guru masuk aku pun tak begitu mempedulikan. Aku sendiri duduk dibelakang, sehingga tak menjadi sorotan kalau aku dengan posisi begini. Kepalaku terangkat ketika bu Renty mengatakan ada siswi baru. Tubuhku terasa tersiram air es ketika siswa itu adalah Ucha, makhluk yang aku hindari setelah nenek sihir itu.Kenapa dia lagi yang terus bersamaku. Bukanya ada 8 kelas kenapa harus sekelas denganku. Mungkin pepatah benar semakin kita membenci orang tersebut. Kita akan dipertemukan denganya. Aku pikir sekolah sebagai tempat untuk menenangkan pikiran ku darinya, ternyata tidak. Dia seperti bayangan yang akan mengikutiku dan disana pasti ada luka bagiku.
Aku semakin kesal dia sok manis untuk merebut perhatian teman sekelasku. Benar saja dia seperti lintah setelah perhatian ayahku dia rebut sekarang teman sekelasku. Lalu siapa lagi,,,?
**********
Perutku terasa berbunyi dan aku ingat perutku dari pagi tak mencernah makanan. Kakiku melangkah pergi tapi si lintah itu lagi-lagi menghampiriku."Neth kamu mau kemana?" Ucapanya yang semakin membuatku muak. Drama apa lagi yang ingin dibuatnya.
"Jangan sok manis lo didepan gue, anggap saja aku tak mengenalmu disini. Sudah cukup jadi penyakit dirumah dan jangan ganggu gue disekolah!!!" Ya aku muak dengan lintah itu dan ibunya. Sebelum aku mengotori tanganku aku ingin pergi disini aku tak mau berbuat lebih disekolah.
Tapi dia malah menarik tanganku untuk menjelaskan sesuatu yang menurutku tak penting belum lagi perutku semakin melilit, aku kesal dengan perbuatanya tanganku terayun untuk mendorongnya.
Badanya pun terdorong dan terjatuh, dan sial nasib burukku terulang kembali dia terjatuh dipelukan pria yang selalu membuatku terlihat bodoh.
"Deven" Ucapku lirih dan dibalas dengan tatapan tajam yang sulit aku artikan.
Ketika dia mengalihkan pandangan ke Ucha senyum manis pun terbias dibibirnya.
"Kamu gpp, ada yang lecet" Ucapanya yang lembut berbeda ketika deven berbicara denganku. Aku muak dengan pemandangan ini, dia sudah merebut ayahku sekarang malah direbut juga Deven dari ku. Apa dia ingin merebut semua kebahagian dariku. Sudah cukup dirumah jadikan neraka karena adanya dia malah sekarang sekolah juga dikuasi olehnya.
Ketika aku mulai mengangkat kaki untuk pergi dari sini, deven menahanku untuk pergi dia menggenggam tanganku dengan keras dan menariknya.
"Urusan kita belum selesai." Perkataannya yang tajam diiringi dengan mata tajam seolah ingin mematikan retina ku.
"Ada apa kak? " Ucapku pelan dan nyaliku menciut karna tatapan itu semakin mendekat.
"Selain loe manja, caper, gatel, sombong dan seolah dunia milk loe, satu lagi loe kasar." Ucapanya yang membuat ku terdiam ingin sekali mata ini merembes keluar apa lagi perempuan lintah itu menonton live penghinaan yang dilakukan Deven.
"Minta ma'af sama Ucha atau lo tau akibatnya." Wajahnya semakin mendekat dan mencengkram daguku, kenapa dia kasar hanya untuk membelanya. Aku memejam mataku sejenak, Sejahat inikah aku sehingga dia sangat benci padaku.
"I,, ya" Hanya ucapan lirih yang mampu aku ucapan, Dan akhirnya dia melepas cengkramanya.
Mataku memerah Dan memanas, melihat wajah skenarionya,
"Ma'af" Seolah berat aku mengatakan kata tersebut.
"Ma'af yang bener" Ucapnya lagi yang membuat ingin kakiku berlari dari tempat ini.
"Sudah cukup, Dev aku gpp dan aku sudah mema'afkannya lagian ini sepenuhnya bukan salah Anneth." Ucapanya lagi yang sok manis dan membuatku semakin muak.
"Awas saja kau ulangi lagi!!" Tatapan mata tajamnya di iringi suara berat yang membuatku membeku.
Air mataku menetes saat melihat punggung mereka pergi meninggalkanku. "Aku benci wanita itu yang merebut papaku, aku benci gadis yang membuat Deven membenciku, AKU BENCI MEREKA. " Ucapku tajam dan semoga ini hanya mimpi buruk dan ingin ku segera bangun dari mimpi ini.
******
Halo saya kembali dan ma'af update dikit semoga suka

KAMU SEDANG MEMBACA
ANNETH STORY
RandomNamaku Anneth Aku hanya memakai topeng untuk menutupi semua lukaku kadang aku hilang kendali tak mengenali diriku mereka sebut aku egois,manja dan jahat. Tetapi bagaimana jika mereka tahu sebenarnya diriku yang rapuh? ~Anneth Pratecia.