I. "I Take You Home"

450 34 30
                                    

Catatan :

Beberapa character disini, tahun kelahiran mereka nggak sama kayak yang aslinya. Jadi, ada yang disetarakan. Intinya, menyesuaikan dengan cerita :)

Semoga nggak berpengaruh besar pas bacanya ya :)

.

.

.

Dimulmed ada dilampirin lagu :)
Bisa di play :*

.

.

.

Enjoy

Han Yebin's side

Hari ini sampai 2 minggu kedepan hari-hari gue nggak kayak biasanya. Biasanya gue pulang di jemput sama mama gue, tapi untuk sekarang ini nggak bisa. Mama gue nemenin papa gue ke China. Gak tau ngapain. Paling bisnis atau apalah ya.

Gue yang udah cape habis belajar diperpus, main nemplok aja di pager jaring belakang lapangan basket.

"Haechan......." Panggil gue kalem eh yang noleh malah orang lain.

"Haechan! Dipanggil sama Yebin!" teriak Jeno yang bikin gue nyengir.

"Lo udah kelar?" tanya Haechan dari radius 7 meter yang gue jawab dengan anggukkan. "Gue belum. Tunggu bentaran yak," lanjutnya yang gue jawab dengam anggukan lagi.

Haechan ini adalah tetangga gue dari gue kecil. Gue satu TK, SD, SMP dan sekarang satu SMA sama dia. Papa mama gue kalau lagi sibuk suka banget nitipin gue ke rumah Haechan soalnya mamanya Haechan selalu dirumah. Mamanya punya toko roti yang bukanya cuma jam sekolah doang. Jadi pas Haechan balik. Mamanya juga balik.

Seperti biasanya, kalau nggak ada mama gue, gue pulangnya nebeng Haechan soalnya gue gak bisa naik motor. Sebenernya bisa aja sih naik sepeda, tapi sepeda gue tu ya akhir-akhir ini ngajak gelut, lepas mulu masa rantainya. yang ada gue telat tiap hari kalau naik sepeda. Toh juga Haechan gak rugi kalau gue nebeng.

Gue masuk ke lapangan dan cari tempat yang teduh terus duduk nyender sambil ngeliatin mereka main basket. Sebenernya gue seneng sih main-main kayak gini. Kalau boleh join gue bakal join. Tapi masalahnya skill gue sampis banget.

Mereka tiba-tiba teriak gaduh banget terus habis itu bubar dari lapangan. Haechan jalan kearah gue barengan sama Renjun.

"Lo nungguin gue disini, makin ireng nanti lo," Haechan ngulurin tangannya ke gue buat bantuin gue berdiri.

"Ini juga tempat paling teduh kali," sahut gue sambil nepuk-nepuk rok gue ngilangin pasir yang nempel.

"Gue duluan ya," ucap Renjun sambil make tas ranselnya dia. "Hati-hati pulangnya Yebin."

Gue menatap sosok cowok pure dengan perawakan kurus, putih dan lebih tinggi dari gue sebelum akhirnya gue mengangguk kaku. Sudah lama rasanya nggak tegur sapa sedekat ini sama Huang Renjun. Mungkin setelah gossip dia suka gue dulu. Dunno.

"Yang dihati-hatiin cuma Yebin, dasar bucin," celetuk Haechan sama Renjun yg udh pergi.

"Jarang-jarang liat Renjun main basket," gumam gue sambil jalan ke loker sekolah buat ngambil helm.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chase and Run || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang