(8) Popy pengen doi peka

5K 91 15
                                    

"Eve, dipanggil pak Andi." kata Bobi temen sekelas Eve.

Eve mengerling lalu mengangguk singkat. Eve menyenggol Popy yang duduk disampingnya.

"Temenin." pinta Eve.

Popy mengangguk dan langsung berdiri. Mereka kemudian keluar kelas dan langsung menuju ruang guru.

"Heh, tau nggak?" tanya Popy.

"Kagaklah, kan lo belom kasih tau." ujar Eve cuek.

Popy mendengus sebal.

"Kenapa coba cowok nggak pekaan." kata Popy sambil memanyunkan bibirnya.

"Elo peka tuh." kata Eve cuek.

Popy kini melipat tangannya di depan dada. Masih dengan bibir yang maju ia berucap; "Elo mah beda, dia tuh nggak bisa disamain sama Putra."

Eve memutar bola matanya malas.

"Lagian ya, udah nggak jaman yang namanya kode-kodean kayak GTA. Jaman sekarang ketemu langsung tembak." Ujar Eve asal-asalan.

"Dikira gampang. Gue aja ngeker masih kaku." Keluh Popy.

"Nggak segampang itu. Susah!" lanjut Popy.

"Kalo susah gua kasih tau rahasianya." ujar Eve sok tau.

Popy menatap mata Eve serius. Mereka tiba-tiba berhenti. Eve memberi isyarat pada Popy untuk mendekat. Popy melihat kesekelilingnya lalu kemudian mendekatkan telinganya.

"Rahasianya, geernya diatur kayak punya bang Jess no Limit. Terus skil dua, skil satu, trus ulti!" Ujar Eve mengada-ngada.

Wajah Popy yang tadinya serius berubah menjadi lusuh. Popy segera menjauhkan kepalanya dan memukul lengan Eve. Eve hanya tertawa dengan wajah tanpa dosa.

"Serius ih!" kesal Popy.

"Ahaha, lagian lo sih. Kalo doi nggak peka yah tinggalin aja, cari yang laen." Canda Eve.

"Enak aja. Putra itu  limited edition." Ujar Popy.

"Yaudah, coba aja perjuangin." kata Eve tidak peduli.

"Masalahnya..." ujar Popy menggantung sambil memainkan kukunya.

Eve menoleh. Setidaknya jika ia tidak bisa memberi solusi, maka ia harus jadi pendengar yang baik.

"Dia tuh kayak airdrop. Dia istimewa, inceran gua banget, tapi...bukan cuma gua doang yang pengen dapetin dia." lanjutnya sedih.

"Lo sakit." simpul Eve asal sambil menggelengkan kepala.

Eve menarik tangan Popy agar berjalan lebih cepat. Lebih cepat mereka sampai ruang guru, lebih baik. Tentu saja karna Eve sudah lelah dicurhati.

Di ruang guru.

"Ada apa pak? Kok panggil saya." Tanya Eve.

Pak Andi tersenyum menampilkan lesung pipinya. Sebenarnya pak Andi masih muda, umurnya masih 24
tahun. Dia juga guru yang menjadi idola dikalangan murid-murid perempuan. Kenapa? Karna ganteng, dan wajahnya sedikit mirip dengan pemeran malaikat maut didrakor Goblin.

"Nggak boleh? Kamu lagi sibuk ya? Maaf, saya cuma mau minta tolong." ujar pak Andi lembut.

Eve menggeleng cepat sambil mengembangkan senyum terlebarnya.

"Nggak kok, nggak sibuk sama sekali. Bapak mau minta tolong apa?" tutur Eve.

Pak Andi tersenyum gemas melihat tingkah Eve yang mirip dengan tingkah pacarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mesum Squad✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang