satu

5 0 0
                                    

Mala memandangi dirin nya sendiri dari cermin, membayangkan kembali hidup nya sekarang di bandingkan dengan masa lalunya,mala sama skali tidak membayangkan dengan kehidupan masa kini nya yang sangat amat bahagia hidup nya dengan keluarga kecil nya sekarang

Tiba tiba ada tangan yang melingkari di pinggangnya dari belakang dengan posesifa, siapa lagi kalo bukan suami tercinta nya, pahlawan untuk anak anak kebanggaan nya yang sedang tumbuh ke jenjang

"sayang, jangan melamun, dalam lamunan cerimin, kamu sangat cantik tidak perlu memikirkan nya" ucap ngawur dinda

"apa yang kamu sedang katakan? Aku hanya tidak menyangka saja dengan kehidupan ku sekarang dinda, aku tidak tau bagahaimana berterimakasih dengan tuhan, dan dengan mu dinda" jelas mala

"apa aku boleh meminta sesuatu mala? Manja dinda

"dinda mau minta apa dari mala? selagi mala ada dan bisa, kenapa tidak? "ucap mela

"ciuman" setelah berkata, langsung meniup daun kuping mala membuat malam geli

Mala menggelengkan kepala nya melihat tingkah suami nya yang kadang menyebalkan. Mala mengganguk dan membalikkan tubuh nya agar menghadap suami nya.

Perlahan dinda mendekatkan wajah nya ke wajah mala, dan mala perlahan menutupkan mata nya tinggal beberapa centi meter lagi bibir dinda dan bibi mala akan bersentuhan. Dalam dua detik sontak sepasang suami istri itu saling mundur dan fokus dengan pintu yang tebuka dan ter nyata kedua anak kembar nya.

"kenapa" tanya dinda dingin

"mah, pah, ajar gak bisa tidur di kamar bau pipis nya pipah, liaaat pipah ompol pah" rengek fajar

"Ta tapi mah, hikss.. Pipah gak salah hiks.. Pipis nya pipah yang salah pah bukan pipah mah, hikss.. Bukan pipah papah" jelas fifah

Sedangkan dinda dan mala hanya tertawa berbahak bahak dengan ucapan gadis kecil nya, sedangkan fajar kaget karna melihat fifah menangis karna hanya pipis, fajar memang sering usil dengan adik nya tapi fajar paling tidak suka kalo adik nya menangis.

"aduh, maap yah tadi ajar cuman beanda, pipis pipah wangi kok"

"tapi pipah gak suka sama pipis lagi ajar, pipah gak mau pipis lagi"manja fifah

"yaudah, ajar janji ajar sama papa kerja sama buat ilain pipis lagi yah"

Mata fifah langsung berbinar "abg tunggu sebentat pipah celana duyu" cuman 5 menit fifah berganti celanya dan langsung balik ke kamar mama papah nya, setelah sampai fifah langsung memegang tangan fajar dengan lembut dan berjalan ngelong ke kasur mama papah nya sambil berkata " papah mamah lanjut ciuman nya di kamar pipah ajah yah, pipah sama ajar janji gak gamggu kok pah, tapi gak papa kan bau pipis pipah, yang enting papah bisa cium kan, biar papah gak sedih kayak tadi"

Malu? Tentu mala sekarang hanya menganga tidak percaya, bagaimana bisa putri polosnya berkata seperti itu, mala tidak bisa berkata apa apa karna menahan malu nya.

Dinda yang melihat pipi istri nya yang semakin nemerah karna ucapan anak nya, segera dia manggangu dan menggenggam tangan mala untuk ikut keluar, karna dinda pun juga masih mempunyai malu, apa lagi dengan anak anak kecil nya.

Dan terpaksa dinda dan mala akan tidur di kamar si kembar malam ini.
" Mas, kamu nonton tv aja dulu yah, biar aku ganti dulu sofa bekas pipis pipah, bentar kok " jelas mala
Dinda hanya menggaguk

15 menit berlalu

"ayo kita tidur" ajak mala

"gak di lanjutin tadi nya sayang" goda dinda

" gak ada" ucap mala langsung berbaring di ranjanya

"Menyebalkan"

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang