"Walah, mbak Nabilah kok ayu tenan."
"Seokjin ayu juga sih, tapi hobi marah-marah."
"Kalau aku muda lagi bisa kali ya macarin mbak Nabilah." Namjoon masih berandai-andai. Fanboy yang tidak ingat usianya itu kini terserang penyakit halu.
"Lho, lha tamuku piye jal kabare?"
Namjoon yang pada akhirnya mengingat tujuannya itu segera menuju teras. Dirinya menemukan anak muda yang tengah duduk dengan kaki di perban hingga menutupi pahanya. Ingin dirinya menanyakan ada apa, tapi hati kecilnya berkata bahwa anak muda didepannya ini mengalami kecelakaan yang hebat sehingga ia tidak perlu bertanya lagi.
"Ehem..Tes satu dua tiga dicoba." Namjoon berdehem di ambang pintu.
"Eh, ada om." Taehyung menyengir, kemudian sesegera mungkin sungkem kepada calon —mertua— bapak kosnya.
"Tumben anak muda sekarang mau salim." Namjoon bergumam pelan.
"Iya om?"
"Oh enggak kok nggak apa-apa." Namjoon menelisik penampilan orang didepannya dari atas ke bawah, dari bawah kemudian ke atas lagi. Tampak tampan dan berwibawa, tapi cukup bau.
"Anak muda, kamu belum mandi ya?" Tanya Namjoon to the point.
"Kok om tau?" Taehyung terbelalak takjub, bukannya malah malu karena dirinya bau.
"Iye lah tong, lu bau." Jawab Namjoon sekenanya.
"Maklum om, belum mandi dua hari. Ada acara kemah penutupan ospek di gunung." Taehyung menyengir, memang dirinya ini tidak tau malu.
"Hm, kamu mahasiswa?"
"Iya om, saya sekarang lagi skripsi." Taehyung menjawab pelan.
"Oh pantesan kamu kurus kering begini." Taehyung tersenyum kecut, tau betul dari mana perkataan setajam silet yang Ugi lontarkan berasal.
"Kamu kayaknya kurang tidur ya? Kurang makan juga? Istri saya pinter masak lho. Saya sama Ugi dan adek-adek nya jadi gembul semua." Namjoon berujar bangga.
Taehyung hanya bisa tersenyum setelah satu jam obrolannya bersama sang calon bapak kos. Belum sempat mengutarakan niatnya untuk menyewa kos, sang bapak kos terus-terusan bercerita mengenai masa mudanya yang banyak diincar uke diluar sana itu.
"Anak muda." Namjoon memulai pembicaraan.
"Iya om?" Taehyung menoleh, tampaknya sang calon bapak kos ingin membicarakan hal serius.
"Jangan panggil saya om, panggil saya abah. Bisa kan? A-b-a-h." Namjoon mengejanya, Taehyung fokus memperhatikannya.
"Iya om, eh iya bah." Taehyung mengangguk.
"Nama?"
"Saya?" Taehyung mengernyit tidak mengerti.
"Bukan, tetangga kamu." Namjoon mengelus dadanya. "Ya kamu lah anak muda."
"Hehe, saya Taehyung, bah."
"Tetet ya?"
"Bukan, bah. Nama saya Kim Taehyung."
"Lha iya, saya manggilnya Tetet. Yang manggil siapa?"
"Abah."
"Yang punya mulut siapa?"
"Abah juga."
"Ya terserah saya lah." Taehyung mengangguk, seratus persen pasrah.
Keduanya kembali terdiam, menyelami pikiran masing-masing. Namjoon yang masih mengingat detail bagaimana mulusnya paha mbak Nabilah, sedangkan Taehyung yang bingung mengapa menyewa kos bisa menjadi hal yang menguras tenaga dan pikirannya.
"Kamu wota?" Namjoon bertanya.
"Wota? Apa itu bah?" Taehyung merasa ini bukan wawancara kerja, tapi tampaknya seseorang didepannya ini gencar memberinya pertanyaan.
"Cupu kamu. Wota ya penggemarnya JKT48 lah." Namjoon menjeda kalimatnya kemudian berbisik pelan. "Kamu gak tau ya paha mbak Nabilah itu mulus?"
"Oh kalau JKT48 saya tau, bah."
"Nah gitu dong dari tadi, baru friend ini namanya."
"Ayo sini tos dulu sama abah." Pada akhirnya mereka berdua pun melakukan tos yang entah apa tujuannya.
"Kalau kamu mau fanboying apa nonton konser, ajakin abah, ya? Temen abah pada gaptek, gak bisa main instagram" Taehyung mengiyakan, Namjoon tersenyum senang.
"Oh iya, kamu ngambil jurusan apa, Tet?"
"Saya jurusan pendidikan dokter, bah." Namjoon mengangguk.
"Kirain yang tampangnya begini ini jurusan sosiologi."
"Memangnya kenapa, bah?"
"Iya, soalnya kamu mirip artefak." Taehyung memaksakan senyumnya, sedangkan Namjoon tertawa didalam hati.
"Kaya banget dong berarti?"
"Biasa aja, bah. Saya juga dapet beasiswa dan kerja kalau weekend."
"Kerja apa kamu?" Namjoon tersentuh hatinya, anak muda didepannya ini sosok yang pekerja keras dan cerdas.
"Saya jadi model, bah. Kalau ada brand yang ngeluarin produk fashion baru, saya kadang dipanggil jadi modelnya." Taehyung menjelaskan.
"Keren, Tet. Abah kira kamu jadi model majalah."
"Majalah apa, bah?"
"Majalah hidayah." Namjoon tergelak, hari ini dirinya cukup terhibur.
"Ahahaha, maaf ya Tet, abah kurang hiburan akhir-akhir ini." Namjoon menyeka air matanya karena terlalu banyak tertawa.
"Kurang hiburan kenapa, bah?"
"Biasalah, lagi libur dapet jatah." Wajah Namjoon berubah lesu.
"Wah kalau itu sih saya punya obatnya. Saya bandar link di kalangan temen-temen saya. Saya minta nomor whatsapp nya abah ya, nanti saya kirim." Taehyung berujar semangat.
"Wah ide bagus itu. Eh tapi ya gak bagus juga, nanti kamu mainin perasaan kesayangan abah lagi." Namjoon tampak berfikir.
"Tet, kamu dari kapan kenal sama Ugi." Namjoon menghadap Taehyung, berujar tegas.
"E-eh, barusan, bah. Saya baru kenal."
"Wah berani juga anak ini." batin Namjoon.
"Kamu orangnya tanggungjawab nggak?" Namjoon bertanya lagi.
"Iya lah, bah. Pasti tanggungjawab lahir batin." ucap Taehyung mantap.
"Kamu orangnya setia?"
"Setia banget, bah. Saya ini setia kawan dan setia sama orang yang saya sayang." Namjoon mengangguk.
"Jadi, kamu kapan mau ngelamar Ugi?"
"Hah? Ngelamar?" Taehyung menganga, tampaknya bapak kosnya ini salah paham akan maksud kedatangannya.
/4/
190605
/chubikoncinyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Abah Njun🏠 [taegi/vga]
Short StoryKim Taehyung, si mahasiswa tingkat akhir yang bingung cari kamar kosan, dapat bonus kenalan anak bapak kosnya. [taegi/vga]