Two

9 0 0
                                    

"Jangan nimpa badan gue gini dong! Lo tuh berat!" suara Yeri yang terdengar dari bawahku tidak aku pedulikan. Aku sedang asik mengintip hantu ini lagi makan, "Edjei!"

"Ish!" keluhku, "Gue lagi asik liat hantu nih!"

"Tch!" Yeri mendorong tubuhku kebalakang hingga aku jatuh terhempas ke lantai. Wajah putih Yeri terlihat kesal menatapku. Vampire gila! Sakit tau aku jatuh, "Di bilang! Si Jaemin Jaemin itu bukan hantu. Tadi udah gue tabrakin."

"Modush!" entah darimana dan entah dari kapan orang ini muncul, "Kalian kalau ada yang cakep dikit langsung di pepet."

"Ka Doyoung ih!" aku memukul sepatunya. Soalnya dia tepat berdiri di belakangku, "Kalau muncul jangan kayak setan dong!"

"Setan?" dia mendekati wajahnya ke arahku dengan senyum sok cakepnya itu, "Gamau sekalian di perhatiin juga? Ga kalah cakep loh?"

"Najis!" aku dan Yeri teriak berbarengan di depan wajahnya itu.

Yeri mengulurkan tangannya ke arahku untuk membantuku bangun. Ada beberapa debu dikit di rok sekolahku jadi aku membersihkannya dari pakaianku ini.

Mata Ka Doyoung berubah jadi serius, "Kalian yakin itu Jaemin?"

Aku menghela napas, "Dia masuk kelas gue loh? Udah perkenalan diri. Tapi—"

"Apa?" tanya Ka Doyoung.

Aku membasahi bibir bawahku, "Sifatnya beda banget dari yang dulu kita kenal."

Cuman tinggal sunyi di antara kita. Lalu juga sisa mataku yang menatap Jaemin makan sendiri. Kami tenggelam dengan pikiran sendiri-sendiri. Di keramaian kantin, mungkin pada menganggap dia anak baru biasa.

Tapi bagi kami, bagiku,


Na Jaemin, bagaimana kamu bisa hidup lagi?





***

Ada sudut tempat di sekolah kami yang tidak akan di datangi manusia normal. Karena bau tempat ini busuk di cium mereka. Ulah siapa itu?

Akulah! Aku menaruh satu sihir, bau bangkai. Ini juga biar tempat ini aman.

Pulang sekolah kadang kami mampir untuk sekedar berkumpul. Makan sesuai makanan kami. Sebenarnya aku makan semua makanan. Tapi aku tidak boleh banyak makan daging. Nanti banyak lemak, aku akan terlihat seperti penyihir tua.

Para Vampire? Darah seember diminum gantian. Aku agak jiji ya. Tapi sudah biasa. Bagaimana lagi? Hanya itu yang mereka makan dan minum.

Kalau para perkumpulan werewolf, mereka pergi ke hutan. Memburu massal rusa.

Tapi hari ini. Semua anteng. Duduk diam di meja panjang. Di ujung sudah ada yang duduk dengan jubah dan tudung hitam. Menurutku di antara Vampire yang ada di sini. Dia paling tampan. Tapi— otaknya sebelas dua belas sama Lucas. Iya Kakaku:))

Siapa lagi? Cuman dia, Lee Taeyong.

"Gimana coba tuh gimana?" dia membuka tudungnya. Wajahnya sekarang terlihat jelas panik bingung. Astaga, orang ini benar-benar bipolar. Aku tidak mengerti mereka memiliki sifat yang beda di situasi yang sama kadang.

Aku bisa melihat dari ujung Ka Johnny menghela napas dan duduk di sebelah Ka Seulgi, "Coba bayangin aja. Dalam sejarah siapa yang bisa bangkitin orang hidup lagi?"

"Penyihir," jawab semuanya.

"Jadi yang menghidupkan dia adalah?"

"Gatau," jawab semuanya lagi.

"Kok gitu sih! Ya penyihir lah!" Ka Johnny menggurutu di akhir pembicaraannya.

Sekarang Ka Ten yang berdiri, "Tolong ya. Kalau mau dari dulu kita juga udah ngehidupin Jaemin tau!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Power CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang