2. Demi Anthy

12 0 0
                                    

Anthy.
Aku mengenalnya sejak kami masih di bangku Taman Kanak kanak. Dan hubungan kami menjadi lebih dekat saat di tingkat 5 sekolah dasar aku ikut pelajaran tambahan bahasa daerah di lingkungan rumahnya, yang juga dia ikuti dan teman teman ku yang lain. Vina, Nitha,Sintyas, dan Nirmala, juga Angga. Persahabatan ku dengan 3 teman ku yang lain -- Vina, Nitha, Anthy --- berlanjut sampai kami di tingkat akhir. Untuk sebagian anak anak yang seusia ku saat itu, persahabatan adalah hubungan yang sama krusialnya dengan hubungan orang tua dan anak.

Aku teringat obrolan kami, setahun yang lalu. Saat selesai mengikuti pelajaran tambahan. Aku, Nitha, dan Vina biasa menghabiskan waktu di rumah Anthy sambil menunggu jemputan kami masing masing. Kecuali aku. Karna aku membawa sepeda sendiri.

" Man, aku lagi suka sama seseorang... " katanya malu malu.

" Siapa, Nthy ??? " tanya Nitha antusias yang di ikuti raut wajah penasaran Vina.

" Cieeee..... " goda ku.

" Yasa, ya, Nthy? " tebak Vina sambil mengerlingkan sebelah matanya.

" Iihh... bukaaan !!!! "

" Ya...kita kan taunya Yasa nguber nguber kamu dari dua taun lalu. Aku pikir kamu jadi luluh, terus jadi suka juga sama dia. " kataku asal.

Nitha dan Vina kompak tertawa.

" Manda, iiih....!! " Anthy menjerit manja, justru membuatnya tambah terlihat lucu.

" Apaaaa siiihh ??? " godaku sambil tertawa.

Tawa Nitha dan Vina makin menjadi jadi.
Anthy memilih diam dan membiarkan ketiga sahabatnya ini puas mentertawakan keluguannya.

Walaupun bukan master dalam urusan perasaan, Aku dan Nitha bisa dikatakan 'senior' daripada Anthy yang cenderung lugu dan Vina yang memang usianya paling muda diantara kami.

" Man...mau ya bantuin aku. ..?? " rayu Anthy.

" Thy, nanti aku bilangin ke Angga, lho ! Adek kecilnya ini udah mulai pacar pacaran "
Nitha mengancam sambil tertawa.

" Issss....kakak ipar macem kamu ini ? Kejam ! " balas Anthy dengan wajah teraniaya yang di buat buat.

Kami ber empat tertawa. Nitha bahkan sampai terbatuk batuk.

" Emang nya kamu mau dicomblangin sama siapa sih ?? " tanya ku sambil mengatur nafas.

" Aku....mmm... "

" Aku apa ?? " Nitha masih melancarkan serangannya.

" Seorang kapiten.... " Vina menyahut. Kemudian mereka tertawa lagi.

" Iiih...kalian ini... " Anthy sudah mulai kesal.

" Sssttt... itu kasian Anthy..ih!
Dengerin dulu. Ada yang mau pengakuan perasaan. "
Kata ku sambil menahan tawa.

" Manda, ih ! "

" Ok..ok.. ! Serius sekarang.
Jadi, yang kamu suka siapa ? Sampe segitunya..." tanyaku pura pura serius.

Anthy diam. Seperti sedang mengumpulkan keberaniannya.

" Thy, ih, malah diem. " Vina mulai gusar.

" Makanya, kalo aku lagi serius, ya di dengerin " balas Anthy.

" Aku suka sama Hafiz. Bantuin aku ya Man, bikin aku deket aja dulu sama dia. " lanjutnya.

Aku hampir tersedak air putih saat mendengar Anthy menyebut nama Hafiz.
Aku -sangat amat- berusaha untuk tetap terlihat tenang dan santai. Walaupun nyatanya itu sulit. Aku terkejut. Benar benar terkejut.

Jadi, selama ini, sosok yang selalu dia ceritakan di depan kami bertiga adalah Hafiz.

ah, bodoh ! Masak gak peka sih kalo yang di maksud itu si Mr. Misterius ?? Dasar Manda bodoh !

" Mau ya, Man ? " tanya Anthy lagi.

----

Menikmati angin pantai memang menjadi cara andalan ku untuk tenang. Isi kepalaku sedang penuh. Hati ?
Jangan ditanya.

Kalau saja hari itu aku tidak mengiyakan permintaan Anthy.

Kalau saja aku gagal saat meyakin kan Hafiz.

Kalau saja aku bisa mengutamakan perasaan ku tidak dengan cara seperti ini.

Kalau saja aku bisa menjaga mulut Alvies supaya masalah Anthy tidak sampai ke Hafiz.

Kalau saja aku lebih hati hati.

" AAAAAARRRRRRGGGGHHHTTTT !!!!!! KENAPA MAN ??? KENAPA KAMU SEBODOH ITU ??? "

Teriak ku di bibir pantai.
Air laut mengelus lembut punggung kaki ku. Nyaman.
Hari semakin sore. Pantai juga semakin ramai pengunjung. Dan aku semakin gelisah.

********

Jangan lupa komen, like dan share ya readers. Kesayangan ku.....

Semoga menghibur.

SEKUNTUM KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang