Jimin Pov
Sekarang adalah hari minggu, di mana aku dan Jungmin sedang membersihkan rumah lama ku menjadi tampak bersih. Aku menelpon orang tua ku, bahwa aku sudah pulang ke seoul. Mereka akan datang hari ini, aku menyuruh merkea untuk datang makan malam saja karena tidak mungkin kan aku mnegajak orangtuaku dengan kedaan rumah seeprti ini.
Aku dan jungmin membersihkan semua ruangan satu persatu dahulu, dari kamar mandi, tangga, dapur, kamar tamu dan ruang tamu. Selesai membersihkannya Taehyung tiba ke rumah, tanpa mengetok pintu dan langsung masuk.
"Jungmin di mana Appa mu?" tanya Taehyung kepada anakku, yang di dengar oleh ku dari atas sambil memberes bereskan barang.
"Appa, dia di atas membereskan barang barang" ucap Jungmin santai tanpa meihat ke arah Taehyung. Dia tengah asik dengan pekerjaannya membersihkan sarang laba laba di atas lampu ruang tamu. Taehyung hanya menganggukkan kepala dan menoleh lagi ke atas. Karena Jungmin menggunakan tangga untuk membersihkan lampu lampu itu, Yang begitu tinggi darinya.
"Boleh aku bantu Jungminah?" ucap Taehyung. Lalu Jungmin menunjuk ke arah tumpukan kaleng cat.
"Kau mengecat dinding saja hyung hanya sedikit lagi selelsai, jika kau kelelahan istirahat lah dulu" ucap Jungmin sambil membersihkan lampu lampu itu. Mendengar keributan di bawah akupun turun untuk melihat Mereka.
"kau membantu kami lagi?" ucapku seraya mendekatinya, mengambil kuas lalu membantu mengecatnya.
"Ya, seperti yang kau lihat. Sepertinya warna biru laut tidak lah buruk" ucapnya melihat ke arahku lalu kembali bekerja. Ya cat ini adalah pilihan Jungmin karena dia sangat menyukai warna biru. Begitu juga dengan ku. Aku menyukai warna biru.
"Jungmin yang memilihnya" Taehyung menoleh ke belakang melihat Jungmin membersihkan lampu lampu itu dengan semangat. Begitu juga dengan ku menoleh ke belakang melihatnya. Dia sangat antu sias membantuku dan keringat berjatuhan dari ujung rambutnya jatuh di baju hingga membahasahi pakaiannya itu memerlihatkan badan di dalamnya. Jujur, jungmin sangatlah seksi. Lalu aku melihat Taehyung yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Aku tahu apa yang dia pikirkan saat ini.
"Dia persisi seperti Jungkook, sikapnya, cara dia berbicara dingin sekali. Mendominasikan mu, Seperti dia di utus kembali untuk mu Jiminah" Benar dugaanku pasti Taehyung memikirkan Jungkook. Mendengar perkataan Taehyung, membuatku sesak dan mataku sudah panas ingin mengeluarkan sesuatu yang membuat jungmin bisa bisa khawatir terhadapku, dan akhirnya air mata itu lagi turun di pipiku. aku hanya acuh tak acuh dan melanjutkan mengecat. Lalu Taehyung menoleh ke arahku dan terkejut.
"Kau menangis? Jimin maaf kan aku, bukan maksudku-"
"Appa? Kau menangis? Kau apakan appa ku hyung!?" perkataan Taehyung terpotong oleh Jungmin yang sedang cemas berjalan ke arahku. Ucapan seperti kecemasan, tegas dan mendominasi seperti Jungkook.
"Jungminah, Taehyung dia tidak bersalah. Hanya saja mata appa ada yang masuk. Cobalah lihat" ucapku berbohong kepada Jungmin dan memperlihatkan mataku kepadanya untuk mengecek apakah ada yang masuk.
"Tidak ada appa"
"Sepertinya sudah tidak ada lagi, kajja lanjutkan pekerjaan mu lagi. Appa tidak apa apa. Sekarang berishkan perkarangan rumah Neee?" aku segera mungkin menenangkan Jungmin jika tidak dia bisa curiga kepada ku. Taehyung? Dia hanya melihat ku dengan pandangan kosong. Sepertinya dia merasa bersalah kepada ku.
'Kau berbohong kepada anakmu sendiri, aku tahu kau menangis karena aku menyebut nama Jungkook, Jiminah'
~•~
Jungkook Pov
Pagi hari minggu adalah hari dimana suatu keluarga menghabiskan waktu dengan hari libur ini untuk berkumpul bersama, piknik, atau pergi keluar kota untuk jalan jalan. Aku ingin mengajak elina ke Taman bersama somi, Tetapi istriku itu tidak pergi hanya aku dan Somi. Mendengar eommanya tidak bisa pergi, wajah somi seketika murung. Dia sangat lama tidak seperti ini bersama eommanya. Tetapi aku tetap membahagiakan hatinya. Walaupun Eommanya tidak pergi, aku akan mengajaknya pergi menghabiskan waktu bersamanya.
Elina dahulu tidaklah seperti ini, dia seseorang yang sangat manja dan takut kepadaku dulu. Tetapi semenjak somi sudah lahir, dia sangat berubah menjadi istri membangkang, dan tidak memberi somi kasih sayang, walaupun dia tidak sayang kepada somi, seperti dia tidak menganggap somi adalah anak kandungnya. Tetapi dia selalu membelikan ini itu untuk somi. Dan aku tidak tau apa artinya itu.
Saat aku pergi bekerja, Somi masih berumur beberap bulan dia sudah di telantarkan oleh eomma nya sendiri. Maka dari itu, dari bayi sampai sekarang Elina memiliki pembantu yang bernama Jisoo. Sehingga Somi pangling karena menganggap Jisoo sebagai eommanya.
Jisoo adalah istri dari sahabat Jimin Jung Hoesok. Memiliki anak laki laki yang bernama Jung soobin yang seumuran dengan somi, sehingga setiap di sekolah soobin lah yang menjaga Somi. Jisoo bekerja menjadi pembantu bukan karena dia tidak mampu, tetapi ekonominya sangat cukup. Karena ikhlas dan berbaik hatilah dia menjaga somi dari bayi hingga dewasa.
Aku melihat Jisoo sedang membantu Somi berdandan. Aku tersenyum melihat somi yang sangat cantik seperti eommanya. Aku melihat jam di tanganku menunjukkan jam 11 : 15. Sedari tadi somi belum juga siap dari kegiatannya itu.
"Somi sudah hampir satu jam appa menunggumu di sini jika kau ingin tahu" ucapku sambil melihat ke arahnya dan menyilangkan tangan ku di dada.
"Hehehe mian appa, Noona sihhh. Menyuruhku memakai baju ini ituu. Appa kan jadi lama menunggu" Jisoo tidak salah, tetapi somi lah yang menyuruh jisoo mengganti ganti bajunya. Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Kajja appa, aku sudah siap. Bagaimana?" aku memberinya dua jempol dan somi tertawa. Inilah tujuanku membuat somi bahagia seperti apapun keadaanya.
"Noona kami akan pergi, kau pulang saja. Mungkin kau juga butuh waktu bersama keluarga mu. Mari ku antar" ucapku membuat jisoo mengangguk dan berterima kasih, aku mengunci pintu dan memasuki mobil.
Mobil melaju menuju kerumah Jisoo, setelah sampai dan aku mempersihlahkan mampir sebentar. Aku menolak lembut, karena aku tidak ingin somi menunggu lama. Lalu kami pergi ke taman melewati rumah Jimin, melihat rumah itu setiap aku lewat seperti itu seterusnya.
Tetapi saat aku lewat di depan rumahnya, aku melihat perkarangan rumah itu sudah bersih dan di cat kembali berwarna coklat, rumah itu seperti baru kembali. Apa jimin ada di rumah itu? Bukannya dia bekerja di Amerika? Apa dia sudah pulang? Mataku tertuju kepada seorang pemuda memberishkan pagar rumah.
"Kenapa kau berhenti appa?" aku tidak merespon perkataan somi. aku terfokus kepada pemua itu, dan siapa pemuda Yang berada di rumah jimin itu dan membersihkan pagarnya? Dan juga didepan ada mobil Kim Taehyung. Kenapa dia di situ? Apa jimin benar benar kembali ? Tetapi yang membuat perasaanku lain adalah pemuda yang membersihkan pagar rumah itu.
Tunggu
Dia mirip denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel
De Todo'Jungmin maaf kan aku, Kau tidak boleh mengenal atau bertemu dengan yang bernama Jeon jungkook itu. Karena dia adalah Appa mu. Jika kau bertemu dengannya kau akan mendapatkan masalah besar nak' Park Jimin 'Siapa Jeon jungkook di masa lalu appa? Dan...