1

302 44 14
                                    

"Drian?"

"Haii, ternyata lu masih kenal gua? Wkwkwk" Drian merangkul Fatim.

Fatim terkejut dan langsung menepis lengan Drian.

"Heh, bukan mukhrim! Udah ya gua mau pulang" kata Fatim dingin.

"Eh Fatim! Tunggu!" Drian mengejar Fatim dan memegang tangan Fatim.

"Heh!"

Fatim dan Drian langsung menengok ke arah suara, ternyata suara tersebut adalah suara Saaih.

"Ngapain lu megang megang tangan fatim? Dia udah bilang kan kalau kalian bukan mukhrim?" Saaih menghampiri mereka dan menepis tangan Drian.

"Lah? Suka suka gua lah! Lu siapanya dia emang?" Drian memajukan langkahnya ke arah Saaih.

"Gua memang baru kenal sama dia, tapi gua ga suka kalau ngeliat orang khususnya lu ganggu Fatim" Saaih mendorong Drian.

"Lu pacarnya dia? Bukan kan? Ngapain lu ngatur ngatur gua biar deket sama Fatim?" Drian memukul pipi Saaih dengan keras.

Saaih membalasnya dengan pukulan keras di perut Drian. Fatim kebingungan, semua orang sudah pulang tidak ada orang yang bisa membantunya untuk melerai Saaih dan Drian.

"Udah udah! Kalian jangan berantem!" teriak Fatim sambil menarik lengan Saaih

"Ehh, tim?" Saaih kebingungan

"Ayo pulang, cepetan!" Fatim tidak menghiraukan kondisi Drian dan langsung menuju mobil

•••

Hening

"Aaw" Saaih meringis kesakitan dan memegang pipinya

"Berhenti" ucap Fatim dingin

"Hah? Kita kan bel-"

"Udah berhenti!" teriak Fatim

Saaih terkejut dan langsung memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Fatim mengeluarkan kotak P3K dari tasnya, dan keluar dari mobil untuk membeli sesuatu di warung

"Kamu diem" Fatim mengobati Saaih dengan es batu yang dilapisi kain untuk meredakan luka di pipinya Saaih

"Aw, aaw" Saaih meringis kesakitan

"Udah tahan, yang penting lu sembuh"

Beberapa menit kemudian, Fatim sudah selesai menyembuhkan Saaih.

"Jalan nih tim?" tanya Saaih

Fatim hanya mengangguk, Saaih segera melajukan mobilnya dengan pelan.

"Tim, gua boleh tanya? Orang tadi siapa namanya?" tanya Saaih

"Drian" jawab Fatim dingin

"Ooh, dia siapa lu emang?" tanya Saaih berhati hati

Fatim tidak menjawab, ia hanya menunduk.

"Tim? Eh tim lu kenapa nangis? Kata kata gua salah ya? Maaf tim gua ga bermak-"

"Gapapa kok, gua cuma kelilipan" Fatim tersenyum

"Ooh, ya udah kalau gitu. Kalau ada apa apa lu bilang gua aja"

Setelah sampai di rumah Fatim, Fatim berterima kasih ke Saaih karena sudah mau mengantarnya pulang.

"Nih nomer WA gua, makasih ya" ucap Fatim

"Eh? Ini beneran? Makasih juga ya, banyak banyakin senyum. Sayang kan kalau cantik cantik cemberut terus" kata Saaih sambil tertawa

"Wkwkwk iya iya, makasih" Fatim tersenyum dan segera memasuki rumahnya

Nexxt?? Jangan lupa vote dan comment! Thanks:)

Do You Trust Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang