5. Hari ke Tiga

11 2 0
                                    

Kami sampai hotel jam 7 malam, setelah kami membersihkan diri aku dan siti bercerita dan melihat hasil foto kami, Tiba-tiba riko menghampiri dan duduk di sebelah ku sedangkan posisi ki sedang tiduran dia benar-benar berada di samping ku. Dia tidak bicara sepatah katapun dia langsung memainkan handphone aku terkejut dan melihat dia seperti sudah merasa nyaman tapi aku berusaha biasa saja dan melanjutkan percakapan ku dengan siti.

Siti : besok kita otw jam berapa?

Putri : jam 1 udah otw nih dari sini

Siti : wah mesti tidur cepet nih

Putri : ia nih..

Sekitar pukul 9 kami sudah berada di atas kasur berusaha memejamkan mata kami. Alarm ku berbunyi lebih awal aku bangun dan siap-siap kemudian aku membangunkan yang lainya. Tour guide pun sudah menghubungi ku untuk bersiap-siap. Sekitar 40 menit kami semua sudah siap.

Perjalan dengan suasana yang masih gelap tapi aku masih bisa dengan jelas melihat bintang yang begitu banyak di langit aku masih bisa merasakan dinginnya cuaca saat itu. Sekitar 2 jam kami sampai, cuca yang cukup ekstrim luar biasa dingin kami semua menggigil tapi kami justru bersemangat. Kami menaiki mobil Jeep untuk mengantarkan kami menuju puncak bromo untuk melihat matahari terbit. Sesampainya di puncak aku dan siti berjalan berusaha seolah terhipnotis dengan keindahan subuh hari itu aku dan riko, fikri akhrinya berpisah kami saling mencari lokasi terbaik untuk melihat matahari terbit. Seketika menuju terbitnya matahari aku terdiam dan benar-benar merasa aku bisa tanpa ramdhan aku disini ditempat yang selalu kita inginkan pada akhirnya aku hanya bisa terkesima dengan matahari terbit hari itu aku dan siti hanya memandang apa yang ada dihadapan kami tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sejujurnya hari ini ini hari terberat bagiku jika aku harus merelakan semuanya mungkin aku akan lakukan itu untuk mempertahankan mu ramdhan kamu tau mungkin akan banyak yang akan mencintaimu tapi hanya aku yang faham dengan sikapmu. Aku mencoba menyadarkan diri ku bahwa semua sudah berakhir dan aku harus mulai semuanya dari awal lagi mungkin sudah saatnya.

Aku siti riko dan fikri benar-benar merasa puas dengan hari ini semua indah langit, cuacanya, semua proses perjalanan menuju bromo aku merasakan jauh lebih baik saat ini. Sampai akhirnya kami pulang menuju hotel. Setalah sampai hotel kira-kira pukul 2 siang aku dan yang lainya berbuat membeli oleh-oleh untuk keluarga kami yah karena keluarga ku sedikit aku hanya membeli beberapa saja tapi tidak dengan yang lainya mereka seakan khilaf dengan situasi yah aku akui terutama riko dia hampir memborong semua oleh-oleh.

Riko : put bantuin gw ngitung dong?

Putri : sini. Emang buat siapa aja ini?

Riko : saudara gw kan banyak

Putri : oh yudah sini?

Dalam hati ku aku semakin kagum pada Riko dia sangat perduli dengan keluarga nya selama kebersamaan kamipun Riko bukan orang yang pelit dia rela berbagi apapun dengan fikri atapun dengan kami aku merasa dia sangat baik yah tapi aku belum bisa memastikan karena pertemuan kami hanya berlangsung singkat.

Selama perjalan pulang aku hanya bisa merasakan aroma tubuh Riko yang sama persis dengan ramdhan aku terus merasakan hal itu. Tapi aku tahu sulit bagi kami untuk saling jujur dalam waktu sesingkat itu.

Sesampainya di stasiun Jakarta aku dan yang lain beristirahat sebelum kami pulang berhubungan kami semua berbeda arah kamipun memesan ojek online masing-masing..

Ketika ojek siti datang, menyusul fikri mereka berpamitan tinggal aku dan Riko.

Riko : put bagi tethering dong paket gw abis

Putri : yaudah

Kami saling menunggu ojek online malam itu, kami hanya saling fokus pada layar handphone kami masing-masing.

Putri : ko ojek gw udah datang

Riko : tungguin gw yah

Putri: ia nanti gw blg abangnya tunggu

Riko : nih gw udah ada

Kami hanya saling menatap tanpa ada sepatah katapun aku melihat dalam ke mata Riko. Rasanya aku dapat mengartikan tatapan itu. Kami bersalaman lalu berpisah malam itu.

Sejujurnya aku masih bisa merasakan rasa yang berbeda selama kami berasa di malang aku. Semua rasa, sentuhan, dan hal yang kau lakukan padaku aku tahu rasa itu sebenarnya ada tapi mungkin kita terlalu takut membagi dan menceritakannya.

Sampai detik kita berpisah, aku tidak menayakan kau dari mana, rumah mu dimana. Meski aku bahkan tidak tahu kau dimana sekarang apa kau masih memikirkan ku atau tidak tapi aku tidak bisa melupakan perjalanan singkat ini 3 hari semuanya menjadi kenangan yang mungkin hanya bisa akun kenang saja dalam otakku.

Perjalanan Singkat MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang