4. Aku kembali untukmu

18.5K 965 17
                                    

"Thomas! Apa yang kau lakukan dikamarku!"

Suara melengking Lara hampir membuat telinga Thomas sakit. Tapi pria itu sama sekali tidak takut kalau suara itu akan terdengar sampai keluar dan membuat orangtua mereka ada ditempat ini. Karena Thomas sudah lebih dulu tahu kalau dinding kamar gadis ini sudah di lengkapi dengan dinding kedap suara. Entah kenapa Lara memasangnya tapi sepertinya itu cukup berguna sekarang. Akan lebih bagus kalau Lara melakukan semua ini karena ia yakin Thomas akan kembali dengan melakukan hal yang aneh-aneh dikamarnya. Memikirkannya memang terlalu jauh tapi tidak ada salahnya bukan berharap. Berharap bukan kejahatan dan tidak mengharuskan mu masuk penjara.

"Kau--seksi." Goda Thomas yang melihat Lara hanya memakai handuk diseputaran dadanya juga handuk kecil dikepalanya. Dia baru saja mandi. Aroma shampo gadis itu masih sama. Shampo yang dulu juga dipakai Thomas.

Karena Sarah memang selalu menyamakan barang mereka. Juga selalu Sarah yang membelikan barang-barang semacam itu. Tapi mengetahui Lara tidak pernah mengganti aromanya membuat hati Thomas bahagia.

Lara mendengus. Berjalan kearah kaca lemarinya dan melihat dirinya disana sedang Thomas tepat berada dijarak aman. Karena antara lemari dan ranjangnya cukup jauh. Jadi Lara tidak perlu takut Thomas akan berbuat yang tidak-tidak padanya. Walau dalam artian Lara, hal yang tidak-tidak itu adalah apa yang akan membuat dirinya senang. Lara menggeleng memikirkan sesuatu yang tidak sepantasnya menjadi pusat pikirannya.

"Apa kau tidak lelah? Kau harus istirahat karena besok pasti Aunty akan membangunkan kita pagi-pagi. Kebiasaan itu belum hilang, jika kau tidak tahu."

"Aku berencana tidur disini. Didalam pelukanmu. Itu akan lebih nyaman daripada tidur sendiri."

Lara berbalik. Menatap Thomas yang terlihat memerhatikan seluruh tubuhnya membuat Lara tidak nyaman. Tapi dia tidak bisa memperlihatkan pada Thomas ketidaknyamanan nya. Karena itu akan membuat Thomas besar kepala.

"Jangan gila, Thomas. Aunty sering masuk kemari mengantarkan susu." Lara mencoba memberikan nasihatnya. Tapi ia sudah tahu kalau bicara dengan Thomas tidak pernah lebih baik dari bicara pada dinding.

"Tidak masalah. Aku sudah menggantikan Mom. Kau tidak lihat." Thomas menunjuk nakas. Dan disana sudah ada susu putih dengan gelas besar. Membuat Lara menatap dengan merana.

Dirumah besar ini hanya Lara yang merasa tingkah Thomas aneh. Sementara mereka yang memiliki akal sehat yang cukup baik, selalu merasa kalau Thomas melakukan hal yang memang sepatutnya dilakukan seorang kakak pada adiknya. Bukankah mereka tidak masuk akal? Entahlah, mungkin memang Lara yang tidak masuk akal. Atau dunia yang sudah memiliki akal tumpul.

Akhirnya Lara memutar bola matanya dan kini berbalik membuka lemarinya untuk mengambil pengering rambut.

"Kemana walk in closet mu. Kenapa diganti menjadi lemari kecil itu?"

Lara berdecih. "Ini lemari besar, Thomas. Juga, aku tidak butuh walk in closet. Bajuku tidak sebanyak milikmu jadi aku meminta Uncle merenovasi kamarku."

Thomas hanya mengangguk. "Sebenarnya akan lebih bagus jika kau memilikinya."

Lara mulai mengeringkan rambutnya dengan berdiri. Mencoba mengabaikan kalau Thomas ada dikamar ini bersamanya.

"Kenapa begitu?" Tanya Lara penasaran pada pernyataan Thomas.

"Tentu saja kita bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan didalam sana. Tapi tenang saja, aku masih memilikinya jadi kita bisa melakukannya saat nanti kau ada dikamarku."

Lara berbalik. Menatap Thomas dengan tidak percaya. "Apa otakmu hanya berisi hal itu?"

Thomas mengerut. "Apa maksudmu? Kau tidak sedang memikirkan hal yang aneh-aneh bukan? Karena jelas yang aku maksud adalah kita bisa bermain petak umpet seperti yang kita lakukan dulu sejak kita kecil."

Affair with my Cousin ✓ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang