2

22 4 10
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 KST. Haewon masih asik berkutat dengan buku tebal di hadapannya. Tangannya sesekali menuliskan sesuatu di buku catatannya. Sesekali ia meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama menunduk membaca buku. Kepalanya mulai terasa pening dan matanya memanas. Ia menghentikan sejenak kegiatannya membaca buku.

"Astaga aku hampir terlambat." Pekiknya setelah melihat jam di ponselnya. Suara pekikan itu membuat beberapa orang menatapnya dengan pandangan seolah mengatakan 'tolong jangan berisik, ini perpustakaan.' Haewon menundukkan kepalanya meminta maaf, lantas ia bergegas merapikan buku dan alat tulisnya. Tak lupa ia meletakkan buku tebal yang dibacanya tadi ke dalam rak buku. Ia bergegas keluar meninggalkan perpustakaan untuk segera pergi ke cafe.

"Astaga, aku bisa terlambat ke cafe." Ucap Haewon cemas sembari menunggu bus di halte dekat kampusnya. Wajahnya sangat gelisah. Yongdae bisa marah padanya jika sampai ia terlambat. Setelah beberapa menit berdiri di halte, akhirnya bis yang sedari tadi ditunggunya datang juga. Haewon bergegas naik ke dalam bus.

                                ***

Tepat jam 12.00 Haewon tiba di cafe. Beruntung ia belum terlambat. Sebentar lagi jam makan siang, cafe pasti akan ramai. Pengunjung sudah mulai berdatangan. Haewon dengan cekatan menghampiri dan mencatat pesanan para pelanggan kemudian menyerahkannya pada koki untuk segera membuatkan pesanan pelanggan. Sejujurnya hari ini Haewon sangat lelah. Semalam ia terjaga untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosennya. Hari ini juga kuliahnya masuk pagi. Haewon tidak sempat memasak untuk sarapan karena ia haru segera pergi ke kampus. Setelah kuliah ia segera pergi ke perpustakaan untuk menyelesaikan tuganya yang lain. Bahkan hingga siang ini perutnya sama sekali belum terisi. Haewon memang harus kuliah sambil bekerja untuk membiayai hidupnya sehari-hari, biaya kuliah, dan biaya sewa flat. Haewon berasal dari Daegu sehingga harus menyewa tempat tinggal di Seoul. Orang tuanya tidak mau tahu dengan kehidupan Haewon di Seoul. Karena sebenarnya mereka tidak setuju Haewon kuliah di Seoul. Bahkan selama hampir tiga tahun Haewon tinggal di Seoul orang tuanya sama sekali tidak pernah menghubunginya. Jika dibilang rindu, tentu saja Haewon sangat merindukan orang tuanya. Namun ia harus bertahan. Ia harus mampu membuktikan ia bisa menyelesaikan pendidikannya meski orang tuanya dulu menentangnya. Ia ingin pulang ke Daegu dan membuat orang tuanya bangga pada dirinya dan tidak menyesal melepas Haewon ke Seoul untuk melanjutkan pendidikannya. Walaupun pada saat itu mereka melepas Haewon dengan keterpaksaan.

"Ya! Haewon-ah, ada apa denganmu? Kenapa melamun?" Tanya Yongdae.

"Eoh, mianhae. Aku sedang lelah, Yongdae-ah. Maafkan aku." Ucap Haewon sambil menunduk. Yongdae hanya menggelengkan kepalanya. Tidak biasanya Haewon seperti ini. Biasanya gadis itu selalu giat bekerja. Betapapun ia lelah, ia tidak pernah sampai melamun.

"Istirahatlah sebentar, akan kubuatkan minum untukmu." Ucap Yongdae. Haewon hanya mengangguk. Ia lantas duduk di kursi sambil memandangi punggung Yongdae yang sedang membuatkan minum untuknya. Beberapa saat kemudian Yongdae kembali dengan segelas minuman yang dibuatnya untuk Haewon.

"Minumlah," Ucapnya sambil menyerahkan segelas minuman itu pada Haewon.

"Gomawo, Yongdae-ah." Ucap Haewon sambil tersenyum. Yongdae mengangguk.

"Ada apa denganmu? Kuperhatikan sejak tadi kau kurang fokus. Ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya pria itu. Haewon menggeleng.

"Tidak. Aku hanya sedang lelah. Kau tahu kan pertengahan semester seperti ini sedang banyak-banyaknya tugas." Ucap Haewon. Yongdae terkekeh.

Spring, and A GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang