Xu Minghao (Lebaran Edition)

11 1 0
                                    

(H-1 Lebaran)

Sebagai ibu rumah tangga yang menyayangi keluarga, sudah pasti aku harus memasak makanan setiap harinya untuk mereka. Apalagi besok adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Yup! Hari Lebaran. Semua orang yang merayakan hari lebaran, dirumahnya pasti terdapat makanan yang banyak dan khas yang telah mereka siapkan jauh-jauh hari. Kue kering, kue basah, serta makanan berat untuk disuguhkan kepada keluarga dan tamu-tamu yang berdatangan.

"Mirae-ya.."

"Ya ma? Ada apa?"

"Bantu mama. Tolong kamu bersihkan semua buffet, lemari, dan meja. Banyak debu soalnya. Besok kan lebaran, jadi rumah kita harus bersih." jelasku

"Iya ma. Tapi bersihinnya pakai apa?"

"Ada celana pendek warna orange bekas adikmu dijemuran handuk kecil dekat kolam. Kamu basahin dulu dengan sedikit air. Paham?"

"Ya ma." jawabnya

"Yaudah nanti kalau sudah, kamu bilang mama."

Mirae menghilang dari hadapanku. Kini aku kembali disibukkan dengan berbagai masakan yang sedang aku masak untuk Hari Raya Idul Fitri besok. Mulai dari merebus ketupat, memasak opor, rendang, sayur pepaya muda dan buncis, serta sambal goreng ati.

"Huft.." aku menghela nafas.

"Hm..kira-kira apa yang masih kurang?" Aku melihat ke sekeliling.

"Ah iya, santan nya habis. Masih perlu santan nih untuk masak,"

"Papa!" teriakku memanggil Minghao, suamiku.

Minghao segera berjalan kearahku. "Ya ma. Kenapa?"

"Tolong mama, beli santan di pasar ya." ucapku.

"Oke. Beli sekarang ma?"

"Besok pa, pas Sholat Eid. Ya sekarang papa!"

Minghao segera pergi ke pasar menggunakan motor. Sambil menunggu Minghao kembali, aku memutuskan untuk kembali fokus pada masakanku.

"Ma, Mirae udah selesai." ucap Mirae

"Yaudah, kamu inisiatif coba. Apa yang bisa diberesin tolong diberesin sekarang. Kamu cari sarung-sarung bantal untuk bantal-bantal yang ada di sofa ruang tamu. Tolong diganti ya sayang,"

"Ya mama,"

Mirae pun pergi dari hadapanku.

"Nah ma, ini santan nya." ucap Minghao yang tiba-tiba sudah sampai dirumah.

"Makasih pa. Simpan aja dulu di kulkas." ucapku tanpa melihat kearah Minghao.

Minghao segera berjalan menuju kamar tidur kami untuk menonton televisi. Aku yang masih berkutat dengan masakanku, tiba-tiba suara Mirae menginterupsiku.

"Ma, Mirae sudah mengganti semua sarung bantalnya. Ada lagi yang mau di kerjakan?" tanya Mirae.

"Ada. Tolong ganti taplak meja ruang tamu. Cari yang bagus. Habis itu masukkin kue-kue kering kedalam toples-toples. Susun yang rapi ya!" perintahku.

"Oke ma. Tapi Mirae mau minum, haus banget!"

Mirae segera membuka kulkas untuk mengambil air dingin dan meminumnya.
"Loh? Ma? Kok, ada santan disini? Bukannya santan disimpan di freezer ya?"

"Tau tuh papa kamu. Biarin aja, soalnya bentar lagi santan nya mau mama pakai buat masak,"

"Tapi ma, kenapa papa beli santan nya kecil ya kemasannya?" tanya Mirae.

"Kemasan? Emang papa beli santan yang gimana?" tanyaku.

"Ini. Santan Sun K*ra, empat bungkus kecil."

Aku langsung melihat kearah Mirae dan melihat apa yang di genggamnya, mataku membelalak.

"XU MINGHAO!!!"





Maaf ya..kalo singkat.
Karena kejadian di real life nya sesingkat itu. Ada yang aku ubah juga sedikit. Tapi overall semua kejadiannya sama. Maaf juga baru post sekarang. Banyak hal yang terjadi sehingga aku harus menundanya.
Jangan lupa vomment nya ya 🙏

Autumn Breeze ❤

SEVENTEEN's IMAGINES!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang