Hampa

44 10 1
                                    

Panggil saja cahaya ,,,
Menerangi sisi hitam hingga terang , aku mempunyai keluarga yang ku anggap rumah kedua yaitu sekolah , minim nya keadaan terkadang membuatku susah terlebih beban biaya kebutuhan , ku mempunyai sahabat bernama Senja nama kami bersinambungan sering dijodohkan , namun nyatanya kami hanya murni pertemanan ....
Senja sosok yang sering menghilang datang tepat dimana keterpurukan keadaan entah darimana setiap kebongan ku selalu saja di tebak dengan benar ,
"Cahaya engkau belum pulang" tanya citra
"Belum"jawabku singkat
"Kapan sih kamu bersinar kembali melepaskan silau silau yang dulu kau tunjukan ,cahaya yang ku kenal kini seperti redup "tanya citra
"Kamu tahu tentang aku ra , tak mungkin ku seperti dulu lagi
semangat dan tanpa harapan"jawab ku yang malas menanggapinya"
"Kamu hanya perlu harapan baru lagi" jawab citra
"Aku lelah membangun harapan hingga aku tersakiti oleh sesuatu yang ku yakini"jawab ku frustasi
" Kamu tau batu batuan yg dihinggapi karang karena apa ? Karena ombak besar yg terus mehantam , begitu juga kamu dengan ujian kamu akan lebih kuat" citra penuh harap
" Ingin rasa nya itu cuma mimpi atas keterperukanku, hinggaku terbangun menyambut hari ku dengan senyum wajah mereka " cahaya
"Bukankah kehilang mereka akan ada skanerio tuhan yang baru semua itu sudah diatur , dan menjalani dengan keikhlasan "citra
"Ra beri aku waktu sedirian, karena mengikhlaskan butuh waktu yang panjang " cahaya dengan wajah sembabnya
"Sabar yah cahaya , aku yakin dibalik itu semua ada hikmah dalam hidupmu " citra

Ada yang retak  tapi bukan kaca , ternyata baru ku sadari ,
Bahwa tidak lagi nama yang tersisa .
Yang ku dapat kamu bepaling hati.
Kenyataaan aku harus terima  

Kehilangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang