Selamat membaca!
Jangan lupa vomen yaa!🧜🏼♀️
Seorang perempuan sedang berjalan santai memasuki sekolahnya. Sampai seseorang menghampiri dan memanggilnya.
"Woi Bel!" Teriak seorang lelaki. Membuat sang empu menoleh kesamping kanan.
"Nyaut bray!" Jawabnya.
"Sabtu latihan dilapangan biasa, info dari ka Ilham. Gue ngasi tau gini biar lo ga ketinggalan jadwal nih!" Oceh sang lelaki.
"Iya deh yang tau banget gue jarang aktif whatsapp, unch peka deh!" Balasnya sambil mencubit pipi si lelaki.
"Lo mah stuck disosmed mulu tapi lupa diri kalo punya whatsapp!" Omelnya sambil menjitak sang lawan bicara.
Radirga adhigama. Teman akrab Bella.
"Lagian males! Elo doang yang ngechatin gue, kan bosen, mau cari suasana baru gitu."
Dirga memutar bola mata, "Masih baik gue mau chat elo daripada ga ada sama sekali. People +62 banget nih, kurang bersyucure!" Cetusnya.
Bella hanya nyengir.
Keduanya berjalan beriringan. Bella dan Dirga berbeda jurusan.
Hingga...
"Lo ngapain buntutin gue?" Tanya Bella heran. Pasalnya, kelas Bella berada dilorong kiri, dan Dirga dilorong kanan. Tetapi, Dirga malah mengikutinya belok memasuki lorong kiri.
"Kepedean banget lo onta! Gue mau ke kantin you know!" Cibir Dirga. Pasalnya, kantin memang searah dengan kelas Bella.
Bella hanya nyengir, tidak malu karena memang Dirga mengetahui bahwa dirinya adalah manusia dengan pede maksimal.
"Gue kira lo mau bilang 'mau nganterin lo ke kelas lah' yang bakalan bikin gue baper, eh taunya zonk wakakak!" Ledek Bella.
Alih alih menjawab ledekan Bella, Dirga pamit untuk menyusul teman temannya dikantin.
"Gue kantin ya ayang! Bye!" Pamitnya sambil mengedipkan sebelah mata lalu lari menuju kantin.
"Mau gue bogem lo ngedipin gue kayak gitu!" Teriak Bella sambil tersenyum.
Bella memasuki kelasnya, menyapa teman teman dikelas nya. Itulah Bella, mulutnya tidak bisa diam barang sedetik pun.
Melihat teman sebangkunya yang sedang menelungkupkan kepalanya, Bella jadi ingin menjahilinya.
Memberi kode pada teman temannya untuk diam dan berpartisipasi dalam aksinya.
Berjalan perlahan menuju mejanya dan...
Brag!
"TAAAA BANGUN TAA! ADA KUCING DISAMPING LO TAAA ITUUUU! GEDE BANGET LAGI TAA!" Teriaknya.
Yang dijahili segera bangun dan menaiki kursi tempat duduknya, "MANA WOIII KUCINGNYA!!! PLIS JANGAN DEKET DEKET! GUE JELEK! JADI JANGAN DEKET DEKET YA CINGGG!" Teriaknya menggema dengan muka bantalnya.
Bella masih melanjutkan aksinya, "ITU TAA KUCINGNYA ADA DIBAWAH KURSI LOO! MAU LOMPAT DIA KEKURSI LO! MAMPUS LOO TA KALO DIA BENERAN LOMPAT!"
Buru buru sang empu menaiki meja yang lebih tinggi agar kucingnya tidak dapat menjangkaunya, "BELL TOLONG USIRIN KUCINGNYA BELLL PLISSS!!" Teriak Dita dengan wajah memerah, nahan nangis pemirsa.
Yang dipanggil hanya tertawa ngakak, bahkan sampai suara tawanya pun menghilang sejak melihat komuk temannya saat dia jahili.
Temannya yang sadar dijahili pun turun dari mejanya menghampiri temannya.
"Sialan lo! Rese banget asli Bel! Lagi asik mimpi basah kan gue, ganggu banget!" Omel sang kawan.
Bella berhenti tertawa saat mendengar kata kata aneh.
"Mimpi basah?" Tanya nya sambil mengernyitkan dahi, pertanda bingung.
Temannya mengangguk. "Iya! Mimpi basah!"
Bella langsung menjitak kepala temannya, "MUKA GILA LO! Abis nonton apaan lo sampe bisa mimpi basah begitu hah??!"
"Mimpi basah bego! Bukan basah yang kaya anak laki baru baleg! Tapi mimpi basah lagi ujan ujanan sama mas crush," jelas sang kawan sambik mengusap bagian kepalanya yang barusan dijitak.
Bella memutar kepala, bukan bola mata lagi, sudah biasa katanya.
"Kata kata lo bikin orang ambigu oneng! Kaya ga ada kata lain aja, misal mimpi lagi ujan gitu! Biar lebih spesifik basah karena HUJAN, bukan basah kerena hal lain!"
Raditania aprilia. Dita nama panggilannya. Teman dekat Bella. Sama sama bobrok. Sama sama begajulan. Sefrekuensi lah kalo bahasa jaman sekarang mah.
Bella segera duduk ditempatnya.
Teman teman sekelasnya pun satu persatu berdatangan memasuki kelasnya hingga kelas pun yang mula terasa sepi menjadi ramai.
Bella melihat salah satu sahabatnya berjalan lesu dari memasuki pintu kelas hingga menduduki kursinya, masih saja terlihat lesu.
Bella menepuk bahu sang kawan.
"Woi coi! Muka lo asem banget kek ketek gue!"
Temannya hanya memutar bola mata, malas menanggapi.
Bella yang merasa terkacangi, lanjut bertanya lagi.
"Nape sih lo? Muka lo amburadul banget, ga ada bagus bagusnya. Ada apaan si?"
"Gue tuh kesel banget asli! Kesel! KA EKE ES ESE EL, sebel!" Jawab sang kawan.
"Kesel ngapa?"
"Duit jajan gue dipotong sama bunda!"
"Pasti bunda lo ngelakuin itu ada alesannya Kin, imposibble banget kalo ga ada alesannya," ucap Bella. Pasalnya, teman nya ini sangat mahir menjahili bunda nya.
Ah iya, belom kenalan ya. Kinara adlina. Orang orang menyebutnya Kinar. Orang orang yang belum mengenalnya, pasti akan mengira bahwa Kinar adalah orang yang jutek dan cuek. Padahal kalo udah kenal, ga kaya apa yang orang orang kira. Intinya, tak kenal maka tak sayang. Baru kenal jangan langsung sayang eak!
"Gue cuma jahilin kucingnya Bel! KUCINGNYA lho ini! Sedangkan gue anaknya? Ga ngerti lagi lah sama bunda gue," jawab Kinar histeris.
Dirinya kesal karena sang bunda lebih membela kucing kampretnya itu ketimbang darah dagingnya sendiri. Cuma gara gara jahilin kucingnya sedikit, uang jajan jadi jaminan nya.
Bella mencetus sambil kembali menduduki kursinya yang berada disamping barisan Kinar, "Salah sendiri. Siapa suruh lo macem macemin piaraan kesayangan bunda lo?"
Benar saja dugaan Kinar, jika dia menjelaskan mengapa dia kesal, pasti tidak ada yang membelanya. Huft!
"Bodoamat ah Bel! Jangan bacot mulu. Pusing leher gue denger bacotan lo."
Bella hanya memutar bola mata sebagai tanggapannya.
Hai semua! Ini masih awal yaa! Jadi pendek part nya.
Semoga suka ya sama cerita ini!
Vote komen nya jangan lupa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't promise
Teen Fiction"Banyak janji. Tapi gak ada yang ditepatin. Tau kan? Janji itu hutang. Karena lo janji sama gue, jadi...bayar hutang lo!" Yuu baca biar tau lanjutnya gimana. Ga penasaran emang? Harus penasaran loh ya! Kalo ga, gue gentayangin Tapi boong. #1 - berja...