morn

13 3 1
                                    

SUNGGUH itu pertama kali aku melakukannya.
Di keluarga ku tidak diterapkan bersalaman seperti itu, aku melakukannya karena -uhm, Jungkook sering melakukan hal seperti itu kepada orangtuanya atau guru disekolah.

"Itu kebaikan kecil yang harus diterapkan, Jimin" begitu katanya.

Siswa lain juga melakukan itu, namun dimataku sangat berkesan jika Jungkook yang melakukannya.
Oke! Stop membicarakannya ini masih pagi!

Aku terpaksa jalan dari gerbang menuju gedung sekolahku yang lumayan jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Sekolah ini digabungkan, masing-masing tingkat dibedakan gedungnya dan gedung SMA lebih jauh dari gedung SMP dan SD.

Banyak kakak tingkat dan adik tingkat yang menyapaku, aku juga membalasnya dengan sapaan pagi dan senyuman,

Lalu aku menunduk, menghindari tatapan mata para 'pembenci' ku. Yah kalian tau jika semakin banyak orang yang baik pada dirimu semakin banyak pula yang membenci, bukan?

Taeyong selalu menyuruhku untuk menjabak, memukul atau menapar orang yang membicarakan ku dengan fakta yang sama sekali tidak ada benarnya. Tapi aku hanya acuh dengan mereka.

Aku mengamati sepatu conversku yang sudah sangat kusam, kupikir aku harus mengajak Taeyong dan Chit -panggil saja Ten ke mall untuk membeli beberapa stuff yang kubutuhkan dan beberapa make-up(?)

'Kring'
"Pagi Jimin! Tumben nih jalan kaki, pak supir lagi kemana?"
Aku mendengar suara yang sangat ku kenali, ia menumpangi sepeda gunungnya dengan pelan, menyesuaikan dengan langkahku

"E-emh pagi Jungkook... pak supir lagi pulkam nih, tadi dianter bang Chanyeol tapi cuma sampe gerbang, dia emang gitu sih gamau banget direpotin" aku tersenyum

"Gua tebengin mau?"

"Hah? Gak deh kook"

"Udah gapapa ayo, gedung SMA masih jauh banget lagi" ia menarik pergelangan tanganku, memposisikanku duduk di frame sepeda yang jujur membuat pantat ku sakit:)

"Pegangan Jim!" Ia menempatkan kedua tanganku pada handlebar, lalu mulai mengayuh sepedanya.

Jika ditanya bagaimana keadaan jantungku, maka jawabanya sangat amatlah buruk. Aku bisa merasakan dada bidang Jungkook menyentuh punggungku dan sesekali lehernya mengenai surai ku.

Jika aku menengok ke arahnya, aku bisa menyaksikan rahang tegas Jungkook, namun aku tidak punya keberanian pada diriku yang telah gemetar ini. Hufftt sungguh aku tidak pernah sedekat ini padanya.

Oh ayolah Jimin! Bahkan Jungkook dan Mingyu setiap hari sedekat ini! Jangan pernah merasa spesial!

"Jim ntar lu bolos pelajaran pertama gak?" Ia mendului perbincangan, menghentikan angan-angan hatiku yang terus berteriak

"Em.. tujuannya gitu sih, kenapa emang kook?" Aku berusaha setenang ini menghadapinya

"Lu mah kebiasaan bolos mulu, hafal gue"

"Apa ya anjir, bolos yang ini penting! Seminggu lagi ada theater tuh dibalai kota gua disuruh ngisi sama kepsek, jadi gua harus latihan"

"Ohh kirain ngantin kalo ngga ngadem di perpus sambil maen pubg" ia terkekeh aku tertular pula,
"enggak sih, tadinya mau minta tolong bantuin gue ngevaluasi data kegiatan-kegiatan buat bulan depan, riweh banget. Soalnya bulan depan udah tahun ajaran baru. Tapi ga jadi deh gua minta tolong si Jinhwan aja, semangat nampilin karakternya!"

Ia tersenyum, aku bisa dengan jelas melihatnya. Tidak tahu saja, sedari tadi aku telah memerhatikan wajah tampannya dibawah rahang miliknya meskipun aku sedikit silau dengan sinar surya.

Jungkook mendadak mengerem sepeda membuatku terhenti pada acara 'menatap pangeran'.
Tubuhku tergencet pula pada tubuh bidangnya kedepan, apa yang membuatnya berhenti? Gedungnya pun masih jauh "k-kook gedungnyaㅡ"

"-assalamualaikum bu Yoona" aku menengok ke kiri, ohh ada guru bahasa arab rupanya,

"Shalom bu..."

Jungkook telah terlebih dahulu menyulurkan tangannya kepada bu Yoona, dan aku pun mengikuti gerakannya.

Bu Yoona menyulurkan tanganya pula kepada kami untuk dicium "waalaikumsalam Jungkook, dan selamat pagi Jimin. Tumben banget nih kalian berangkat bareng"

"Iya bu tadi saya dianㅡ"

"-ya kan kita kan tetanggan bu! Gapapa kan barengan, sesama tetangga harus menjalin tali silahturahmi bukan begitu?" Jungkook seperti meniru ucapan bu Yoona, aku hanya menyeritkan alis padanya meminta penjelasan

Kenapa ia berbohong?
Kami segera berpamitan lalu mendahului menuju gedung SMA

"Mulai besok lo jangan repotin bang chanyeol lagi, lo nebeng gua aja ya demi apapun gak ngerepotin"

"T-tapi kook..."

"Tapi kenapa?"

"Tapi... p-pantat gue sakit:("

not my way || jikookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang