About: - The beginning of disaster -

63 1 0
                                    

"Reesa! Jam segini belum bangun? Pangeran katakmu udah nunggu dibawah, tuh!"

Seseorang berteriak sangat keras di samping telingaku, sampai rasanya mau kusumpal pakai boneka teddy bear kesayanganku. Dengan kesal aku membuka kedua mataku lalu memandang penampakan disampingku ini.

Ups.

Sayang sekali tidak bisa teman-teman, ternyata yang berteriak sangat keras adalah sosok mama ku tersayang.

Dengan rambut kusut yang diikat kebelakang serta daster khas ala emak emak, dia hampir saja menyiramku dengan air seember yang berada di tangannya.

Andai saja aku telat sedetik, mungkin masker ku udah luntur karena disiram air seember.

"Aduh, sensi banget sih ma!" Ujarku sambil beralih posisi menjadi duduk lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Aku merasakan tatapan thanos dari belakang punggungku dan tiba tiba muncul teriakkan, "Udah berani kamu lawan mama ya!"

Salah langkah lagi gaes hehe.

Dengan cepat aku menyiram air dengan asal asalan ke tubuhku, lalu membersihkan masker. Tentu saja aku tidak akan melupakan menyikat gigi, bau jigong gini.

Untuk sesaat aku memandang cermin di depanku.
Tampak bayangan seorang perempuan yang berkulit sawo matang yang bermata panda dan sayangnya lagi dengan rambut ikal yang kusut.

Tak heran laki laki itu meninggalkanku, pikirku.

Segera aku mengusir bayangan menyedihkan itu dari pikiranku lalu memakai pakaian seragam putih abu abu-ku,dan..

"Heh panda nyasar, lo lama banget woi!"

Ya, yang berada di depan pintu kamarku itu adalah tetanggaku.  Dengan pakaian kemeja biru serta celana pensil berwarna putih, jujur saja, dia terlihat cukup menggelikan hari ini.

Terlalu sopan, tidak cocok dengan kepribadiannya yang kasar.

"Jangan alay bisa gak? Ini masih jam 6.50, kutil!" Jawabku sambil mengikat kedua rambutku.

Si kampret malah membalikkan badan sambil berteriak, "Kalau lo gak nyusul dalam waktu 1 menit, gue turunin lo dikandang ayam pak supri!"

Sialan memang.

------------------------

"Lo mau jadi monyet atau mau pergi ke sekolah? Pakai acara bedak bedak segala".

Teriakan itu berasal dari lelaki yang masih sama, dengan kepribadian yang juga masih sama menyebalkannya.

Sumpah deh, kupingku rasanya panas karena mendengar ocehan laki laki disampingku ini. "Kalau mau protes, nyoh, protes tentang eca ke kotak curhat BK di sekolah eca. Berisik banget sih"

"Bang ian gak suka ya! lo masih kecil ca, jangan bedakan kek mau pergi tampil topeng monyet lo"

Ya, laki laki disampingku ini bernama Zian Nafrenda. Jujur saja, hidupnya sangat beruntung.

Terlahir dengan otak yang cerdas, muka yang lumayan, keluarga yang mencukupi segala kebutuhannya serta dia dapat menyelesaikan kuliah jurusan psikologi dalam jangka waktu 3,5 tahun.

Cukup mengesankan tetapi sayangnya dia jomblo dari lahir. Menyedihkan, tetapi cukup untuk membuatku tertawa saat memikirkannya.

Tiba2 mobil ngerem mendadak diiringi dengan muka sombong dari mahkluk disampingku ini. "Ngapain ketawa ketawa lo? Mikirin abang?" Ujarnya sambil menyisir rambut.

Bodoamat lah, langsung saja aku membuka pintu mobil lalu turun dari mobil fortuner kesayangannya yang merupakan hasil jual skin Mobile lejen dan ya, dia juga hobi ngejoki akun orang di sela sela waktu kosong.

About: - Her life -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang