"HunHan"

2.3K 125 36
                                    

"sweet love"

.

.

.

Luhan mulai gila karna Sehun bertingkah layaknya remaja 18 tahun yang baru pertama kali jatuh cinta. Bagaimana tidak, dia bahkan mengirimi pesan romantis setidaknya sepuluh kali dalam sehari. Belum lagi pesan suara yang menggelikan, bahkan Haowen sampai mual mendengarnya.

Haowen sudah diberitahu kalau Sehun melamar Papanya itu, dia senang walau harus berbagi Papa nantinya, sesudah mereka sah menjadi pasangan seperti Dokter Tao dan suaminya itu.

Luhan memang menerima lamaran Sehun kala itu, tapi belum membahas kapan tepatnya nantinya mereka akan menikah, Luhanlah yang meminta agar memberi hati mereka untuk kenal lebih jauh, Sehun tidak menolak, karna sejujurnya dia memang ingin memacari Luhan walau harus tidak bersama lebih dulu.

Sehun bisa saja meminta Luhan ikut denganya, tapi dia juga tidak mau egois, ada hal-hal pribadi dari keduanya yang harus mereka pentingkan. Terlebih Luhan adalah seorang Dokter, pekerjaannya menuntutnya untuk siap sedia walau dalam keadaan bebas sekalipun.

Luhan senang Sehun memahami bagian itu, karna Luhan sudah mempunyai rencana sendiri untuk memberikan kekasihnya itu kejutan.

"apa Papa tidak bosan setiap hari Daddy mengirimimu pesan memualkan itu? " tanya Haowen ketika Luhan baru saja mengecek ponselnya.

"jika Papa jawab ya, mungkin keterlaluan, tapi Papa memaklumi, masa remaja kami tidaklah sama seperti remaja kebanyakan, tidak seharusnya masa itu terlewati begitu saja " jawab Luhan.

"melihat kalian yang terpisah begini, rasanya sia-sia saja kalian menciptakan masa itu, membosankan" kata Haowen.

Terkadang Luhan berfikir, apa benar anaknya ini delapan tahun, Luhan seolah berbicara dengan orang yang seumuran dengannya.

"bocah sepertimu tahu apa eoh? " Luhan bangkit dari duduknya hendak menuju kamarnya.

"aku memang bocah, tapi aku besar dikelilingi oleh orang-orang dewasa yang jalan hidupnya rumit, terkadang Papa tidak sadar, kalau sebenarnya aku mengcopymu" jawab Haowen.

"kalau begitu contoh saja yang baik-baik" kata Luhan.
"kau selalu baik dimataku Papa! " jawab Haowen sedikit berteriak, dia yakin Papanya itu mendengarnya saat Luhan masuk ke dalam kamarnya.

.

.

.

.

.

Luhan duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya. Memandangi matahari terbenam adalah kesukaanya.

Luhan beralih menatap jemarinya. Dia tersenyum melihat cincin emas putih itu melingkar di jari manisnya. Sehun melamarnya saat di bandara beberapa bulan yang lalu. Bahkan moment itu menjadi pusat perhatian kala itu.

Sehun berlutut di hadapan Luhan. Memintanya untuk menikah dengannya. Di tanganya sudah ada sebuah cincin. Luhan menutup mulutnya tidak percaya, tanpa berfikir lagi Luhan menjulurkan tangan kirinya sambil menganggukkan kepalanya, dia sudah tidak sanggup untuk bersuara, perasaannya terlalu bahagia. Sehun mencium punggung tangan itu, lalu berdiri di hadapanya, membisikkan ucapan terimakasih dan salam perpisahan untuk bertemu kembali, dan terakhir kecupan ringan pada bibir Luhan dan ucapan cinta sebagai pamanis.

Sweet Love "HunHan" endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang