τέσσερα

6.8K 1.1K 122
                                    

ojun setelah membaca ulang chap ini; "alurnya gini amat dah"

happy reading<3




– — –

Haechan terus mengaduk teh nya meski ia tahu kalau sugar cube nya sudah larut daritadi. Tangan kirinya digenggam lembut oleh Jaehyun, salah satu kebohongannya yang lain.



"Hei? Kekasihmu yang sebenarnya ada di sini sayang."

Haechan hanya tersenyum kecil dan membalas genggaman tangan Jaehyun. Kalian ingin tahu kenapa Haechan mau menjalin hubungan terlarangnya dengan Mark?

Jawabannya adalah Jaehyun.

Pria matang dengan cacat di kedua pipinya itu pernah selingkuh di depan matanya saat Haechan masih remaja labil yang sedang dalam fase sangat sangat mencintainya.

Menjalin hubungan dengan Mark memang rencananya. Tapi mencintainya tidak tertulis dalam rencana Haechan sama sekali.

"Ayolah, aku tahu dia cuma pelampiasanmu. Kenapa galau begini hm?" Jaehyun kembali bertanya, tentu saja ia tahu kekasih mungilnya ini sering membawa lelaki lain ke dalam flatnya. Hanya saja selalu Jaehyun biarkan, hitung-hitung karma.

Mark? Sudah pasti lelaki itu tidak tahu. Haechan menyembunyikan kekasihnya dengan baik. Dari sekian banyak dosanya, Mark tidak pernah mengetahui fakta yang satu ini. Buta akan cintanya pada Haechan.

"Kau tidak benar-benar mencintainya kan?"

"Aku? Hahaha.... aku hanya mencintaimu hyung."

"Benar?"

"Apa aku terlihat sedang membual?"






Iya, tambah satu lagi kebohonganmu.







"Baiklah baiklah, aku percaya."

Akhirnya keduanya kembali sibuk dengan diri masing-masing. Jaehyun daritadi memegang ponselnya dan Haechan tenggelam dalam lamunannya.

Jam kafe menunjukkan pukul delapan malam. Baru beberapa jam setelah Mark pergi dan Haechan sudah rindu dagu lelaki itu bertengger di puncak kepalanya. Bahkan Haechan sempat berpikir Mark akan muncul tiba-tiba lalu mengatakan kalau ia sudah menceraikan Eunhye dan ingin menjalin hubungan serius dengannya. Atau harusnya dia menulis naskah drama saja?

"Chan, aku harus pergi. Ada urusan kantor mendadak." Jaehyun meminum sisa kopinya dan berdiri.

"Kantor atau mau check in hotel?" Haechan bertanya sarkas tanpa menatap Jaehyun sama sekali.

Jaehyun menggaruk batang hidungnya pelan, "kantor sayang."

"Hm, pergilah. Maaf moodku sedang jelek."

"Tak apa, maaf tidak bisa menemanimu lebih lama." Jaehyun menunduk dan mengecup puncak kepala Haechan sebelum pergi.

Setelah melihat mobil Jaehyun menjauhi kafe, Haechan langsung bangkit. Ia sungguh berterima kasih pada urusan kantor atau apalah itu Haechan tidak peduli. Sudah daritadi ia ingin pulang, tapi tidak enak karena sudah hampir sebulan mereka tidak bertemu. Maklum, Jaehyun pria yang sibuk dinas kesana kemari.

Untung saja Jaehyun baik hati memilih kafe yang dekat dengan apartemennya, setidaknya ia tinggal jalan kaki untuk pulang.

"Mari memulai gerakan move on. Kau masih muda, Lee Donghyuck. Pasti bisa." Haechan mengepalkan tangan.


Tolong apresiasi usahanya dalam menyemangati diri sendiri. Karena jauh di dalam sana, Haechan ingin mengubur dirinya hidup-hidup sekarang.




– — –

Mark membuka matanya lalu langsung disambut oleh kepala Eunhye yang bersender di bahunya. Masa bodoh dengan bahunya yang mati rasa. Ia hanya ingin segera sampai dan menghubungi Haechan. Semoga saja lelaki manis itu masih mau menerima panggilannya.


– — –

Jarinya menekan panel bertuliskan 'reset ulang'. Setelah berjam-jam lamanya ia memantapkan hati untuk menghapus semua tentang Mark. Hubungan keduanya memang sudah ditakdirkan sebagai kesalahan dari dulu.

Mumpung umurnya masih muda, Haechan mau menebus dosanya dan langkah awalnya adalah menghilangkan Mark dari otaknya. Atau setidaknya menyimpan lelaki tampan itu di memorinya, hanya sebatas kenangan.

Ponselnya mati sesaat karena menghapus semua data di dalamnya. Tidak selesai, Haechan memasukkan kunci ke lubang kecil tempat sim cardnya. Ia melepas benda kecil itu dan melemparnya ke luar jendela.
















Mark tidak boleh menghubunginya atau semua usahanya akan gagal.

– — –

[✅]A Space ft. markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang