Benar-benar End

163 28 3
                                    

Kicauan burung di pagi hari tidak membuat pemuda berbadan mungil itu terbangun.

Sang pasien yang tertidur diranjang, sedikit bergerak. Ia membuka matanya perlahan. Memfokuskan penglihatannya dan mulai melihat sekeliling sambil mengingat yang terjadi.

Lalu pandangannya teralih ke seseorang yang tertidur di sofa.

Ah, sedikit teringat dengan apa yang terjadi. Melihat hyung-nya itu tidur di sofa ia memikirkan cara untuk sedikit menjahilinya sekaligus mencari tahu. Apakah hyung-nya masih marah atau sudah memaafkannya.

Melihat ada sedikit pergerakan June memulai aktingnya, berpura-pura kembali tidur.

Pria mungil di sofa itu terbangun dan pergi ke toilet untuk membersihkan badannya. Setelahnya ia kembali duduk di samping ranjang pasien itu.

"Hey, bocah cengeng. Kapan kau bangun? Tidakkah kau lapar sejak kemarin tidak makan sama sekali?"

Sedangkan, yang dibicarakan sedikit bergumam dalam hati, karena baru ingat ia tak ada mengisi perut sejak kemarin.

"Anak ini, harusnya kau tak usah membeli es krim itu. Aku tetap akan memaafkanmu. Hanya saja aku ingin kamu mengerti, dan lebih berhati-hati dalam bersikap. Tidak seenaknya," ujar Jinan sedikit mengomel.

Tak tahan mendengar omelan hyung-nya itu, June kembali berakting. Tangannya sedikit bergerak, kepala sedikit menoleh ke kanan-kiri lalu membuka matanya perlahan. Jinan yang melihat pergerakan June otomatis berdiri sambil memperhatikan gerak-gerikan June.

Pandangan mata yang bersibobok membuat Jinan tersenyum kecil mengetahui bocah cengengnya sudah sadar.

"Jun? Kau mendengarku?"

"..."

"Jun? Ini aku. Hey, kau melihatku bukan?" tanya Jinan lebih khawatir.

"Emmh" June pura-pura tersadar lalu memandangi wajah hyung-nya itu lekat.

"Aku ... siapa? Kau juga ... siapa?" tanya June.

Jinhwan kaget dengan pertanyaan June, tanpa disadari air matanya jatuh begitu saja. Ya, ia menangis karena menyesal marah terlalu lama. Ia takut adik bandelnya itu lupa ingatan.

Melihat tangis Jinan, June merasa sedikit bersalah, tetapi kapalang tanggung ia melanjutkan sandiwaranya.

"Ini di mana?" tanyanya lagi.

Jinhwan menghapus air matanya, mencoba tersenyum.

"Ini di rumah sakit, Jun. Kau habis kecelakaan kemarin," jawabnya sambil menjelaskan.

"...  dan ini semua salahku, maafkan aku Jun," tambahnya.

June yang dari tadi ingin mempertahankan aktingnya tidak tahan melihat Jinan semakin bersedih dan menyalahkan diri sendiri.

June duduk lalu menarik hyung keciln-nya ke dalam pelukannya.

"Semua salahku yang terlalu berdikap seenaknya, maafkan aku hyung. Aku sungguh menyesal, aku sungguh merasa sesak saat kau mendiamkanku. Aku menyayangimu, tolong maafkan aku," ujar June.

Jinan memukul kepala June.

"Anak nakal, kau sengaja berpura-pura lupa ingatan!"

"Aw sakit hyung! Ampunn aku masih sakit, jangan pukuli aku," ujar June.

Jinhwan melotot tetapi terlihat lucu.

"Keluar dari rumah sakit, jangan harap aku membiarkanmu lolos!".

Seminggu kemudian ....

"Juneyaa!" teriak Jinan di dorm.

"Ne, hyung."

"Juneyaa ayo kita kencan!" teriak Jinan.

"Mau ke mana hyung?" tanya June.

"Jalan-jalan mumpung di Jepang."

" Baiklah aku siap-siap dulu," balad June.

Sedangkan dua manusia yang sejak tadi memperhatikan drama kakak beradik tak bisa lepas itu langsung sama-sama berkomentar.

"Sejak kejadian seminggu lalu, kurasa mereka sudah seperti anak kembar beda tinggi 'kan Bob hyung, " ujar Donghyuk salah satu saksi.

"Menurutku mereka seperti sepasang kekasih yang sangat lengket,"  tambah Bobby.

Donghyuk mengangguk, "Tak apalah asal mereka akur kita tidak perlu canggung seperti waktu itu."

"Ya benar, jangan sampai mereka tidak akur, rasanya sungguh mencekam."

Bobby dan Donghyuk kembali memainkan game yang sejak tadi mereka mainkan sebelum menonton drama Junhwan itu.

Tak lama kemudian Jinhwan kembali teriak-teriak karena June tak kunjung ke luar dari kamarnya.

Lalu menggedor pintu kamar June.

Bobby dan Donghyuk yang merasa terganggu pun meminjamkan kunci kamar June dari manajer mereka.

Cklek,

Terpampang badan besar pria Koo itu sedang terbaring di atas kasur berantakannya. Ia tidur nyenyak seakan tidak terganggu sama sekali.

Langsung Bobby dan Donghyuk menoleh melihat ekspresi wajah hyung kecilnya itu.

1

2

Ti ...

"Koo Junhoe!! " teriak Jinan.

June terkaget dan langsung bangun, melihat wajah Bobby, Donghyuk, dan Jinhwan membuatnya tersadar.

" Bocah sialan! Kau tertidur sedangkan aku menunggumu di luar dengan sabar, Jangan harap kau kuampuni!" ujar Jinan langsung berlalu dengan cepat menuju kamarnya. Pintu ditutup dengan sangat keras membuat semua orang yang ada di dorm kaget mendengarnya.

"Aishhh hahh" gumam June sambil menarik kasar rambutnya.

Donghyuk dan Bobby saling berpandangan dengan isyarat mata mengatakan baru-saja-kita-bicarakan.

The End

Mohon maaf kalau kurang ngefeel, oh iya jangan tinggalin work ini dlu ya karena bakal ada sedikit promosi dan kejutan nantinya :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Annoying Brother [Short Story END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang