3.Flashback

10.5K 554 12
                                    

Aku hanya ingin waktu berputar kembali, andai saja semuanya masih sama seperti dulu. Aku akan menyayangimu lebih dari hari ini.

" Bu, ibu sekarang liat Betari dong bu, sekarang Betari udah besar bu, Betari bukan gadis kecil ibu lagi. " Ada rasa pedih saat ia mengucapkan rangkaian kalimat yang keluar dari bibirnya.

Dan tanpa aba aba air matanya turun deras ke pipinya yang halus.

Ia hanya bisa tersenyum getir, bukan senyum karena merasa senang, bukan itu sama sekali bukan.

Hari pun sudah beranjak malam ia memutuskan untuk pulang, karena besok ia harus sekolah. Dan untuk pertama kalinya ia duduk di bangku SMA.

" Bu Betari pulang dulu ya. " Tak ada jawaban, hanya ada suara teriakan dari pasien lain yang sepertinya sedang sekarat.

Namun Raina ibu Betari hanya diam. Betari hanya bisa pasrah dengan kondisi ibunya saat ini. Ia ingat pada suatu kejadian dimana ibunya bisa seperti ini.

Flashback On

"Betari bangun nak, ibu nggak bisa hidup tanpa kamu. " Raina masih saja menangisi anak semata wayangnya yang sudah koma selama dua bulan.

"Mbak, mbak jangan ngomong kayak gitu dong. Kalo Betari tau ibunya lagi putus asa kayak gini dia pasti sedih. "

Salsa adik dari Raina merasa prihatin, pasalnya Raina sekarang hanya murung, ia bagaikan mayat hidup.

Mandi jarang dan makan pun tak mau. Itu yang hanya bisa ia lakukan setiap harinya.

Apalagi kalau ia sudah menagis, maka hari itu ia habiskan untuk menangisi anaknya yang sedang terbaring lemah dalam keadaan komanya.

" Untuk apa mbak hidup, kalo nggak ada penyemangat hidup untuk mbak." Ucap nya putus asa dengan mata sayu, yang ia gunakan untuk menagis setiap harinya.

" Mbak harus kuat, mbak harus tabah demi Betari mbak. " Ucap Salsa menyemangati Raina.

" Makasih ya de kamu selalu buat mbak seneng. " Dengan segera Raina memeluk tubuh Salsa erat.

Lalu tak lama suara dering telepon terdengar, yang mampu keduanya melepaskan pelukan nya satu sama lain.

" Sebentar ya mbak. "  Lalu Salsa pun langsung mengangkat telepon yang entah dari siapa karena hanya nomor tak dikenal yang meneleponnya.

Raina pun hanya mengangguk patuh, dan menunggu Salsa selesai mengangkat teleponnya.

" Halo bu. " Terdengar suara di seberang sana.

" Iya maaf ini siapa?" Tanya Salsa sopan.

" Maaf bu, ini saya Sandi, saya sengaja menelpon ibu karena di suruh oleh Pak Adhi bu. "

" Oh Sandi ada apa San, kok tumben kamu yang nelpon? " Tanya Salsa heran.

" Jadi gini bu, beberapa kantor cabang kita yang berada di luar negeri mengalami kebangkrutan, dan salah satunya kantor pusat kita yang berada di Indonesia tidak bisa menyuntikkan dana untuk kantor cabang bu. " Jelas Sandi tanpa henti.

" Apa kok bisa gitu bukannya kantor nya Mas Adhi ( suami Salsa)  lagi ada proyek besar ya. " Tanya Salsa heran.

" Iya bu maka dari itu, klien kita tiba tiba saja membatalkan semua kontrak kerja sama yang sudah kita sepakati, dan sayangnya kantor kita sedang mengerjakan proyek itu bu, sehingga perusahaan kita rugi ratusan miliar bu. "

" Apa kok bisa gitu, trus kenapa kamu yang nelepon saya, mana Mas Adhi? " Tanya Salsa yang mulai panik.

" Iya maka dari itu saya yang nelepon ibu, soalnya Pak Adhi kayak lagi frustasi gitu bu. " Jawab Sandi.

Cewek Karate vs Anak Geng MotorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang