Novel pertama yang akan aku angkat adalah karya Alexandra Leirissa Yunadi. Novel bergenre roman ini pertama kali diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2009. Buku ini memiliki 368 halaman dan panjangnya 20 cm.
Alexandra adalah penulis lepas yang hampir saja hilang karena terseret oleh kesibukan. Namun, setelah sekitar dua tahun, ia menganggap bahwa menulis tak lebih dari pekerjaan--melalui Bidadari Santa Monica ini, ia kembali menemukan cinta pada hobi masa kecilnya itu.
Bidadari Santa Monica adalah novel dewasanya yang pertama. Sebelumnya, Alexandra pernah menulis novel teenlit berjudul Dua Pasang Mata, Dua Belas Pendar Bintang dan novel anak-anak berjudul Cinta Ande-Ande Lumut.
Saat ini Alexandra tinggal di Jakarta bersama suaminya tercinta dan seorang putri kecil yang dianggapnya sebagai anak balita terlucu yang pernah ada.
Sinopsis:
Bagi Pelita, hidup ini bagaikan kepingan penuh warna. Dan Efraim-lah pemberi warna hidupnya. Namun, karena Efraim juga, Pelita terperangkap dalam warna abu-abu; remuk hati berkepanjangan.
Lalu dia bertemu dengan pengamen cantik di Santa Monica, Amerika. Konon, orang-orang memanggil gadis itu dengan julukan Bidadari Santa Monica. Pelita terpesona pada sang bidadari. Mendatanginya setiap hari, mendengarkan lantunan lagu dan petikan harpanya dalam derai air mata, sambil tak henti-henti mengaguminya. Lalu, pada hari yang ketujuh...
"Pelita!" dengan fasih, bule jelita itu menyebut namanya.
"That's your name, right?"
Pelita terkesima. Tak mengerti bagaimana mungkin bidadari cantik itu mengetahui namanya. Nama yang terasa asing saat diucapkan lidah bule seperti pengamen itu. Tapi tak hanya itu...
"See you later, Little Shine..." bahkan gadis cantik yang tak mungkin bisa bahasa Indonesia itu menyebutkan arti dari namanya.
Pelita pun mereka-reka, siapa gadis bermata biru itu sebenarnya? Mengapa bidadari itu begitu tertarik pada masa lalunya? Dan... apa sebenarnya hubungan pengamen cantik itu dengan Efraim?
*
Selain romance, novel ini bergenre chicklit dan metropop. Fiksi jenis ini kebanyakan digemari oleh kalangan pembaca usia muda dan wanita karena kalimat yang digunakan mudah dicerna. Ide novel ini menurutku bagus banget. Apalagi bagi kalian yang sudah memiliki novel ini pasti tahu awal warna-warninya. Ada 12 warna yang bisa kita temukan dalam novel ini. Mulai dari kuning, merah, jingga, merah muda, ungu, magenta, hijau, cokelat, biru, hitam, abu-abu, dan putih. Masing-masing warna memiliki rentetan kata yang menyentuh dan bermakna per babnya. Total bab pada novel ini berjumlah 31. Namun tidak semua bab memiliki warna ya guys, hanya di bab-bab tertentu saja.
Bagi kalian yang suka sad ending, novel ini adalah salah satu yang harus kalian baca, dijamin seru. Saat membaca novel ini yang aku rasakan campur aduk seperti rujak serut. Lucu, romantis, sedih, mewek, nangis, senyum-senyum gak jelas, bahagia, gemas, penasaran, bingung, pilu, semangat, kehilangan, gregetan, bahkan sampai banting bukunya. Kalau kalian penasaran, kalian bisa beli novelnya. Aku kemaren menemukan novel ini di TM Bookstore Depok Town Square dengan harga 30 ribuan. Murah meriah karena aku beli pas lagi diskon besar-besaran.
Aku sangat merekomendasikan novel ini untuk kalian baca. Novel ini ringan banget dan gak ngebosenin. Novel murah terfavoritku yang walaupun dibaca berkali-kali gak bikin jenuh. Bagus dan menarik. Langsung suka dan jatuh cinta sama novelnya karena feel-nya dapat banget. Dari sinopsis belakang saja sudah membuat kita penasaran. Ada unsur misterinya juga dari si Bidadarinya yang sampai sekarang aku masih bingung sama si Pengamen cantik itu.
Kalau kalian punya novelnya, bisa banget buka halaman 250 aku ingin menunjukkan satu kalimat yang so sweet tapi juga sedih,
"Kalau aku sampai harus meninggalkan kamu, aku pasti mengirimkan malaikat untuk menjaga dan memastikan kamu baik-baik saja."
Walaupun novel ini masih ada beberapa kata yang typo dan kalimatnya kurang efektif, tidak mengurangi rasa sukaku pada Pelita dan Efraim dan aku agak kurang setuju saat Efraim meninggal semudah dan sesederhana itu. Pada saat menyelesaikan novel ini ada rasa kosong yang aku dapatkan. Agak lebay memang sampai bisa seperti itu tapi kalau kalian sudah sangat menjiwai sebuah novel dari awal hingga akhir, menurut aku sah-sah saja. Karena kita memupuk semua emosi kita ke dalam cerita dan terjun langsung dengan imajinasi yang kita buat sendiri.
So, itu saja review aku pada novel Bidadari Santa Monica ini. Semoga kalian suka ya, Teman-teman. Jangan lupa klik ☆ dan follow akun wattpad aku ya. Bagikan juga ke teman-teman kalian. Siapa tahu mereka suka. TERIMA KASIH!!! Sampai jumpa di halaman selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Review Novel
Literatura FaktuBanyak para pengarang yang masih belum begitu terkenal di dunia ini. Salah satunya Indonesia. Walaupun begitu, cerita mereka bukanlah cerita biasa. Melainkan cerita yang memiliki kisah jujur, natural tanpa dibuat-buat. Sebelum buku-buku mereka masuk...