Yeji sedang berjalan santai di koridor kampus menuju ke parkiran. Beruntung kandungannya belum terlalu besar, jadi mudah saja menyembunyikannya.
Ahh siang siang begini mendadak Yeji pengen makan yang manis manis. Eh, bukan Yeji, lebih tepatnya bayinya.
Sibuk memikirkan apa yang akan di makannya, keluarnya seseorang dari kelas yang akan di lewatinya mengejutkannya.
"Brengsek lo ya!"
Plak.
Yeji melotot. Itu Jisung.
Jisung tanpa perlawanan menerima semua cacian serta tamparan dari perempuan yang kalau tidak salah namanya Yeri. Salah satu kakak tingkat yang berstatus sebagai pacar Jisung.
"Maksud lo apa hah?"
Yeji masih berdiri tidak menatap mereka karna tiba tiba saja mereka ribut di koridor menghalangi jalan. Jisung yang sadar kehadiran Yeji menoleh.
Tiba tiba Jisung menarik tangan Yeji lalu menciumnya di depan Yeri. Yeji ingin memberontak, tapi Jisung mencengkram tangannya.
"Sekarang kita resmi putus oke?" Tegas Jisung pada Yeri yang berhasil membuat Yeri mengumpat keras. Kemudian Jisung menarik Yeji menjauh dari sana.
Sampai di parkiran, Jisung melepas genggamannya. Membalikkan badannya menatap Yeji yang terdiam.
Yeji mengangkat sebelah tangannya, mengelus pipi kiri Jisung yang memerah.
"Maaf" gumamnya.
Jisung tersenyum, meraih tangan Yeji yang ada di pipinya.
"Sudah gue bilang, gue yang jahat di sini. Jangan minta maaf."
Yeji menggeleng "lo gak perlu putusin mereka semua. Ini selalu terjadi setiap kali lo minta putus" Yeji kembali mengelus pipi Jisung "jangan lakuin ini lagi."
Aneh, baru kemarin malam Jisung melakukan percobaan pembunuhan terhadap bayinya tapi rasanya Yeji tidak bisa marah pada Jisung. Lagi pula Yeji senang Jisung menepati janjinya saat berkata akan putus dengan semua pacarnya.
Jisung menggeleng "gue udah janji."
Sepertinya jatuh cinta kepada Jisung bukan hal yang salah atau aneh. Bagaimana mungkin Yeji melewatkan Jisung yang berlaku selembut ini padanya selama dua tahun?
Pantas saja banyak perempuan yang jatuh padanya.
"Gue pergi dulu, masih ada kelas." Jisung pamit, mengakiri ucapannya dengan kecupan ringan di kening Yeji sebelum kemudian pergi meninggalkan Yeji.
Yeji memandang punggung Jisung yang perlahan menjauh.
Sangat tidak adil. Bagaimana mungkin Yeji bisa dengan mudah jatuh cinta pada Jisung bahkan tidak marah saat lelaki itu berusaha membunuh bayinya.
Entahlah, tadinya Yeji ingin marah. Tapi melihat Jisung yang hanya diam di tampar oleh Yeri, apalagi tadi Jisung menciumnya di depan Yeri. Secara tidak langsung Jisung mengakuinya. Tidak lagi menganggapnya sebagai pelampiasan nafsu. Semua itu membuat Yeji menerima Jisung dengan mudah.
Sangat mudah malah.
《pregnancy》
"Han Jisung!"
Jisung menoleh. Mendapati Minho yang sedang tersenyum berlari ke arahnya. Jisung memilih untuk abai.
Hei, bagaimana mungkin ia tidak menyadari kalau Minho satu kampus dengannya. Udah gitu kakak tinggkat lagi. Oh iya, Jisung kan hanya menghabiskan waktu untuk mengenal mahasiswi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnancy | Minsung
FanfictionBagaimana kalau kita buat jadi begini, seorang cowok yang hobi nya main cewek dan gonta ganti pacar, tiba tiba hamil. Padahal dia bukan transgender dan mengaku masih suka cewek. Bukankah di dunia karma itu ada dan nyata? Karma itu menghukum kan? Ta...