1

11 1 0
                                    

"Tia, bangun sayang" seorang wanita paruh baya itu sibuk mengetok pintu putih besar yang ada di depannya "iya iya mah ini udah bangun ko"

Adhitia merapihkan tempat tidurnya, gadis itu mengambil handuknya lalu masuk di dalam kamar mandi. Sambil menunggu air penuh Adhitia duduk di atas toilet sambil menutupkan matanya sedikit.

"Tia! Kamu sudah bangun sayang?" tanya Almanda lagi, wanita itu mengetuk pintu kamar Adhitia namun tidak ada jawaban dari dalam sana.

Almanda membuka pintu kamar Adhitia "tia airnya kalo udah penuh di matiin sayang!" kata Almanda sambil mendengarkan suara air yang terbuang, Almanda mengetuk kembali pintu kamar mandi namun pintunya tidak di kunci.

"ASTAGA TIAAAA BANGUN KAMU INI HOBBYNYA TIDUR TERUS!!! BANGUUNN SAYANGG!"

Adhitia masih Setia dengan posisi yang duduk di atas toilet sambil menutup matanya. Gadis itu merasakan percikkan air di wajahnya "mahh genteng kamar mandi bocor!!" katanya sambil menutup matanya.

Almanda mengambil air di gayung lalu menyiram semua di kepala Adhitia "mana yang bocor tiaaaa!"

"MAMAA DINGINN UAAAA PAPAAA ADIT DI SIRAM SAMA MAMA!" Adhitia merasakan kedinginan.

"MANDII CEPAT TIA!!" gadis itu langsung segera mandi dia takut nanti ada siraman lanjutan dari mamanya.

Setelah selesai mandi Adhitia langsung turun dibawah untuk sarapan pagi bersama mama, papa dan adik perempuannya.

ah aku lupa!  Adhitia memiliki satu orang adik perempuan yah waktu Adhitia berumur dua tahun namanya dikabarkan sedang hamil dua minggu lumayan dah kan nambah rejeki ingat banyak anak banyak rejeki jadi yang anaknya cuman satu bilang ke nyokap bokap tambah dah usahakan lima anak itu paling sedikit.

"Tia nanti kalo kamu tidur lagi di kamar mandi mama angkat kamu buang ke kolam belakang ya"

"Nama aku ADIT mah!!" kata adhitia tidak terima atas pangilan 'TIA'  "iya iya"

"Ka temen aku jual Eyeliner, maskara, blush on ka mau beli?" tanya Adinda pada Adhitia, gadis itu mengerutkan dahinya.

"Benda macam apa itu din?"

"Astaga ka masa nggak tau sama itu semua? Kakak laki-laki atau perempuan si?!!" kata Adinda "lah emang gue nggak tau elo mau maksa?"

"Udah nggak usah ribut papa aja nggak tau apa itu" kata Bima menenangkan situasi "noh papa nggak tau sama kan kayak gue nggak tau"

"udah ah gue mau berangkat, ma pa Adit mau berangkat dulu yah" Adhitia mencium kedua punggung tangan Almanda dan Bima.

"Tia kamu bawa mobil aja yah"

"Nggak mau mah Adit mau bawah motor sport punyanya Adit aja" gadis itu pun langsung keluar dari perumahannya menuju ke sekolah dengan kecepatan yah bisa di bilang di atas rata-rata  120 belok kiri.

"Eh dit tumben lo datang pagi, biasanya datangnya sekitar jam tujuh ke atas" kata alex "emak gue bangunin gue jam lima subuh" kata Adhitia sambil melempar tasnya di tempat duduknya.

"Tiaaa sayang ku" Bara menghampiri Adhitia sambil melontarkan tangan untuk memeluk Adhitia yah namun hanya namun bukan di balas dengan pelukan Adhitia menendang Bara.

"Sekali lagi elo panggil gue tia gue tabas anu lo" melihat wajah Bara yang langsung memerah membuat Alex tertawa geli.

"Lex lo bukan bantuain gue ini malah cengengesan di situ! Sini lex!!"

"lo kayak nggak tau aja Adhitia kalo di panggil tia pasti dia marah, padahal kita udah kenal dari tk loh Bar" kata Alex sambil tertawa terbahak-bahak "pantasan lo jomblo dit. Gue aja kalo jadi pacar lo pasti tiap hari gue bonyok dah"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADHITIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang