05

29.8K 5.1K 926
                                    

Senyuman merekah di wajahnya, dengan tubuh yang bergidik. Seolah ia baru menghisap ganja yang menyalakan mode bahagia di otaknya.

"Aku masih aman, ini menyenangkan banget."

•••

Han menatap gedung hotel yang semalam ia datangi, karena membututi Acha. Banyak Polisi di sekitar gedung,

Suasana hotel terlihat mencekam, Han jadi takut sendiri. Ia menggembungkan pipinya, dan melanjutkan perjalanannya.

Namun di tengah jalan, motornya terpaksa berhenti mendadak, karena seseorang yang tiba-tiba menyeberang jalan, tanpa melambaikan tangan.

Han hampir mengomel, kalau si penyeberangan jalan yang menggunakan jaket hoodie hitam itu, tidak menoleh ke arahnya. Orang itu Acha.

Han hendak langsung melewati gadis itu begitu saja. Tapi saat motornya melewati gadis itu, Acha tiba-tiba menendang motornya dengan kuat, hingga Han beserta motornya jatuh ke aspal.

"Au! Apa-apaan sih?!" protes Han.

Mana jalanan sepi. Orang-orang sedang fokus di hotel yang jaraknya masih belum jauh dari sini.

Acha berjalan mendekat ke arah Han, dia tiba-tiba menginjak kepala Han, membuat mata Han membelalak. Kepalanya sama sekali tidak bisa digerakan.

"Bagus banget ya aktingnya?" ucap Acha, sebelum akhirnya melangkah pergi begitu saja.

Sekujur tubuh Han membeku. Apa Acha sudah tahu kalau ia meretas akun gadis itu? Batin Han.

Orang-orang tak lama mendatanginya, dan membantunya berdiri.

"Kamu gak papa dek?"

"Gak papa Pak, makasih."

•••

Sepulang sekolah, Han menjenguk Haechan yang sudah pulang ke rumahnya.

Anak laki-laki itu masih tampak shock, meskipun sudah melakukan terapi. Malah Ibunya bilang, sekarang dia sulit untuk bicara. Terlebih, sempat ada Polisi yang mendatanginya untuk menginvestigasi Haechan.

Polisi itu curiga karena melihat luka baret di telapak tangan Haechan. Dia pikir, luka tersebut diakibatkan menarik tali yang menggantung Felix.

Han menatap Haechan yang sedang duduk sambil melipat kedua kakinya di sudut kasurnya. Haechan yang ceria dan berisik, hilang begitu saja dalam sekejab.

Han pun duduk di pinggir ranjang. Ia bingung harus memulai pembicaraan dari mana, takut apa yang keluar dari mulutnya nanti salah, dan malah membuat Haechan semakin tertekan.

Selang beberapa waktu berlalu, yang hanya diisi kesunyian. Haechan tiba-tiba membuka suaranya.

"Waktu itu gue liat ada Acha di acara pemakaman Hyunjin. Dia ngeliatin kita terus, makanya sama Jeno diikutin. Setelah itu, Jeno dan Felix gak ada kabar. Sampe akhirnya... gue nemuin mereka dalam kondisi kayak gitu." Napas Haechan perlahan memberat. Ia otomatis memegangi dadanya yang terasa sakit.

"Gue udah ngerasa ada yang aneh sama Acha. Awalnya gue gak mau peduli tentang dia, tapi bisa ajakan, dia yang... bunuh?"

"Jadi sekarang lo mau peduli sama dia?"

"En-enggak, bukan peduli yang kayak gitu. Tapi Acha patut diselidiki kan?"

Han terdiam.

"Dia yang harusnya diinvestigasi Polisi, bukan gue. Tangan gue luka, karena narik tali menjuntai aneh, yang gak taunya ngarah ke jasad Felix. Kayaknya pembunuh sengaja ngelakuin itu, biar gue yang jadi tertuduh."

"Kalau Acha diinvestigasi, tandanya dia bakal berurusan sama or- maksud gue sama Polisi dong?"

"Ya iyalah, yang bakal nginvestigasi diakan juga Polisi. Han, pokoknya lo harus bantuin gue. Kumpulin bukti, kalau dia penjahatnya! Dia pembunuh temen-temen kita. Lo kan pinter nge- hack. Bisa aja Acha udah nyusun rencana pembunuhan itu, di laptopnya, hpnya, media sosialnya. Iyakan?"

"Iya, iya. Ya ampun kok lo tiba-tiba jadi banyak ngomong gini sih?"

"Gue udah mikirin ini dari kemaren. Berusaha meyakinkan diri sendiri, orang yang harus dicurigai emang Acha atau bukan. Gue gak mau nuduh asal-asalan."

"Tapi... lo sebenernya udah tau Acha dari lama ya?"

"Gue, Hyunjin, Jeno sama Felix, emang udah lama suka merhatiin dia, karena anaknya aneh. Lo doang yang gak peduli. Tapi... gue sebenernya gak peduli-peduli amat sih. Yang lebih peduli itukan Hyunjin sama Jeno, soalnya Acha itu cantik. Sayang aja aneh."

"Bagi lo Acha emang cantik?"

"Secara umum, dia emang cantik."

"Oohh..."

"Kenapa tiba-tiba lo nanya gitu?"

"Eung? Gak papa." Balas Han, dengan ekspresi yang tiba-tiba melamun.

•••

"Aaaa!!! Ayah! Haechan! Astaga Haechan!"[]

Hacker | Han Jisung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang