~Ann
Aku berlari ke tempat yang hangat karena aku sudah lelah dengan kebekuan
~Jeno
Kebebasan juga termasuk saat kita, membuat aturan-aturan kita sendiri.
~Taeyong
Kamu tidak akan bisa berlari jauh, karena aku adalah dinding yang terus melingkupimu...
Kehangatan menyambutku ketika menginjak Prague pertama kali. Aku diperciki rasa suka cita yang tak tertahankan, dan tanpa malu tersenyum-senyum sendiri. Namun, perasaan lain juga hadir, hanya seperti partikel-partikel yang bergabung menjadi atom kecil yang mencoba merusak euphoria.
Kamu. Atom kecil itu menyerupai wajahmu. Yang dibentuk oleh partikel-partikel dari berbagai perasaan yang ingin kutepis.
Hampir 21 jam mencapai Prague Ruzyně International Airport bukan perkara mudah, karena aku mempertaruhkan segala keberanianku di kedua kaki ini, tentu saja tanpa kamu.
Aku menamainya perjalanan besar-yang pertama dan mungkin terakhir kali-meski modalnya hanya satu tas backpack, yang beratnya bahkan tak ada tiga kilogram.
"Praha, akhirnya aku datang padamu!" Aku bergumam dengan wajah yang seperti anak kecil melihat mainan baru.
Sebelum mendarat, aku sempat mengganti blouse menjadi kaos oblong tipis, yang ternyata sangat berguna karena udara Praha cukup membuatku gerah, dan aku kembali diingatkan bahwa perjalanan ini menjadi pilihan terbaik setelah sekian lama berada di tengah-tengah kebekuan. Bila saja kamu tahu bahwa aku telah lama menggigil, dan matahari jam tiga siang hari ini membuatku hidup kembali.
Musim semi di Praha adalah mimpiku. Kehangatan cuaca tempat ini seakan membawa aku ke enam tahun lalu, pada apa yang dinamakan kebebasan, dan kesenangan masa muda.
Memang, pada kenyataannya kita berdua telah menua bersama.
Menggunakan bus tua, aku keluar dari bandara menuju hostel yang letaknya lumayan dekat dengan Prague Astronomical Clock. Sebuah bangunan tua yang terdapat di dinding depan Old Town Hall.
Seperti yang aku pernah dengar, tempat itu adalah surga para turis. Dari jendela bis aku dapat melihat orang-orang asing dari berbagai belahan dunia memenuhi jalan.
Dan lucunya beberapa saat kemudian, setelah aku memesan kamar dan hanya mampir meletakkan tas, aku menjadi salah satu bagian dari mereka. Ikut bergerombol menatap dan mengagumi bangunan tua itu, pada jam antik yang merupakan penemuan bersejarah kota Prague.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namun, kamu tahu apa yang lucu?
Dibalik bangunan tua yang menjulang dan megah ini, dan berisiknya manusia-manusia di sekitarku. Aku merasakan sakit tiba-tiba, seperti ada benda tajam datang dan tanpa sengaja menikamku. Rasanya sakit dan aku ingin menangis.
Lee Taeyong. Di bawah jam besar ini, aku rindu, aku sangat rindu kamu.
***
Aku dibangunkan oleh deringan telepon. Sembari menghela napas dan terpaku menatap langit-langit kamar, aku mencerna apa saja yang telah terjadi sepanjang malam.
Aku menindih ponsel yang harusnya beristirahat dalam tas. Aku yang telah berjanji tidak mengeluarkannya, tapi benda tipis itu bahkan menyala.
Ingatan itu muncul perlahan seperti menelan pil pahit. Hal bodoh apa yang telah aku lakukan kemarin? Yaitu menangisi fotomu dalam galeriku.
