Keyluna pergi keluar, mencari cermin kewanitaan yang hilang. Dicuri lelaki tua bangsat yang blingsatan dalam mimpi bling-bling.
Bodohnya bandot tua itu. Itukan hanya cermin dengan aksesori feminim, tapi cermin itu bukan wanita dengan lubang biola di tubuhnya.
Gesek-gesek wajahmu, lihat ke tembok, tubuhmu kurus milik lelaki tak terurus, tak lagi molek dan hampir mampus.
Keyluna kembali, di bawanya sekantung air kuning, dia taruh ke gayung, ia bercermin di situ, sambil mengecap asin air mata.
"Tidak ada kecup lelaki malam ini, tak juga tangan birahi, tubuhku seakan pecah, seakan cermin perawan tak berkawan kecuali kehancuran"
Kubang Raya, 13 Juni 2019
YOU ARE READING
Harfa N Keyluna
Poetry#19 in Metafora (Mar, 27th of 2019) #3 in Petualangan (Mar, 29th of 2019) #2 in Satir (Mar, 30th of 2019) #10 in Metafora (Apr, 1st of 2019) #285 in Perempuan (Apr, 7th of 2019) #14 in Pikiran (Jun, 13th of 2019) #2 in Kiasan (Jun, 14th of 2019) #4...
