💜6. Sakit💜

2.5K 226 6
                                    

Keesokannya Fajar tetap menjemput Rian untuk berangkat sekolah bersama.

Ia tidak mau seperti kemarin, kekasihnya membawa kendaraan sendiri apalagi motor. Rian sudah pernah jatuh dari motor maka dari itu, Fajar tidak lagi membolehkannya menggunakan motor ke sekolah.

"Kita berangkat ya Bun. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Titip Rian ya Jar"

"Iyaa Bun"

Usai berpamitan Fajar pun langsung memasuki mobilnya.

"Rian pamit Bun. Assalamualaikum" pamit Rian pelan.

"Iyaa sayang. Waalaikumsalam. Inget lho kalo makin ngerasa ga enak badan, langsung minta Fajar anter kamu pulang aja ya. Jangan maksain"

Rian hanya mengangguk lemas sebagai balasan.

Hari ini Rian memang sedang tidak sehat. Mungkin karna terlalu memikirkan perkataan kekasihnya kemarin. Tapi dia tidak bilang pada Fajar, ya sebenarnya mereka memang masih terlalu canggung sehingga Rian segan untuk mengatakan pada Fajar kalau ia sedang sakit.

Rian memasuki mobil Fajar dengan canggung. Ia masih tak berani menatap kekasihnya yang tengah kecewa padanya itu.

Setelah memikirkannya, Rian memang merasa sangat bersalah. Ia baru menyadari betapa egoisnya dia selama menjalin hubungan dengan Fajar. Tapi selalu ia yang menyalahkan Fajar, bahkan meski itu adalah kesalahannya sendiri.

Rian menyadari, luapan kekecewaan Fajar padanya kemarin memang sangat berdasar dan dengan bodohnya saat ini bibirnya begitu kelu untuk sekedar meminta maaf pada kekasihnya itu.

Fajar juga belum berniat membuka suara. Ia merasa Rian masih butuh ketenangan. Mungkin saat jam istirahat nanti, ia baru ingin membuka obrolan dengan Rian agar masalah mereka bisa segera selesai. Fajar juga tentunya sangat tidak betah dengan situasi canggung yang mereka rasakan saat ini. Dan asumsinya, Rian pasti tidak memberitahu Bunda perihal masalah mereka ini.

***

Fajar berhenti setelah sampai mengantar Rian ke kelasnya.

"Nanti ke kantin bareng ya"

Usai mengucapkan itu, Fajar pun langsung pergi meninggalkan Rian yang masih berdiam diri di depan pintu kelasnya.

Dan tak lama Rian pun akhirnya memasuki kelasnya setelah helaan nafas terdengar dari bibir pucatnya.

.

"Udah tau kambuh kenapa masuk sih Jom? Gua anter ke uks aja yuk" kata salah satu teman sekelas Rian, tepatnya teman yang duduk disamping Rian.

Dilihatnya Rian sangat lemas, bibirnya pucat namun wajahnya terlihat agak merah karna hawa panas ditubuhnya. Dihidungnya menancap inhealer berwarna biru yang biasa ia gunakan kalau sinus nya tengah kambuh seperti ini.

Ya! Rian memang memiliki riwayat penyakit Sinus, beberapa kali penyakitnya itu memang sering kambuh saat disekolah.

"Lu ngerasanya gimana sih Jom? Hidung lu keluar air jadi sakit gitu Jom rasanya? Jawab dong Jom, gua khawatir nih. Lu jangan sampe pingsan disini"

"Semuanya sakit" lirih Rian.

"Terus kenapa lu maksain masuk. Aduh gimana dong. Gua anter ke uks aja ayo, masih kuat jalan kan?"

"Mau pulang"

"Hah? Apa ga kedengeran Jom" iapun mendekatkan dirinya pada Rian yang semakin menenggelamkan wajahnya dibalik tangannya yang terlipat diatas meja.

"Pulang" ucap Rian pelan, sebisanya.

"Oh pulang. Oke oke, bentar gua ambilin surat izin sama bilangin Kak Fajar dulu ya. Winny sini deh bentar!"

Fajar °><° Rian 〰 Faj•Ri💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang