Aku Ingin Sekolah

8 0 0
                                    

Seorang anak kecil yang sedang memandang jalan. Berlalu lalang kendaraan di hadapannya. Sudah berapa banyak? Dia tidak menghitungnya, kendaraan itu hanya menjadi hiasan dalam pandangnya. Menghibur harinya yang kian hari kian sepi.

Ada yang sedang dia tunggu di pinggir jalan itu. Anak-anak dengan baju putih dan celana merah. Mereka selalu melewati jalan itu dengan tawa bahagia. Aku ingin seperti mereka, aku ingin sekolah.

Namun, sayangnya umur dia belum mencukupi. Mengingat umurnya yang masih terlalu dini. Dia selalu dihibur oleh teman-temannya. Dihibur oleh orang tuanya. Bermain 'pura-pura menjadi guru' adalah kesukaannya. Entahlah pada saat itu, hal itu adalah yang terbaik yang dapat dia lakukan.

Melihat teman-temannya yang sudah bersekolah. Bercerita tentang pelajaran dan guru di sekolah. Membuat dirinya semakin ingin untuk memakai seragam putih dan merah. Bukan karena tidak mampu, dia hanya belum cukup umur sehingga dia belum bersekolah.

Tiba saatnya untuk memasuki Taman Kanak-kanak. Dia sangat bersemangat, walaupun di sekolah dia mengalami berbagai macam hal, dia tetap bersemangat.

Terlebih ketika dia akan memasuki Sekolah Dasar. Dia tahu, waktu bangun tidurnya harus dipercepat, dia harus bangun lebih pagi karena jarak sekolahnya yang jauh. Dia bersekolah di Kota Kabupaten. Dia tidak bersekolah dengan teman-teman di desanya.

Melakukan apa yang menurut dia menyenangkan. Awalnya dia berfikir seperti itu. Dia tetap melanjutkan sekolah tanpa memedulikan teman-temannya. Kesibukannya membuat dia jarang bermain bersama teman-teman di rumahnya.

Tahun berganti tahun, kehidupannya sangat jauh dari teman-temannya. Mereka atau bahkan dia yang membuat hal itu terjadi. Tidak ada satupun yang tahu, kawan. Semua berjalan seperti air yang mengalir di sungai tanpa hambatan.

Keluarganya selalu mendukung apa pun yang dia lakukan. Memberikan yang terbaik dalam hal apa pun. Memenuhi atau memenolak keinginannya dengan banyak pertimbangan. Menyayangi dan melindungi Isah dengan sepenuh hati.




Derap LangkahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang