..."Haechan-ah... sebaiknya kita pulang sekarang. Hujan sudah mulai turun." Sejatinya ia tahu berkata demikian akan sia-sia, karena Haechan sangat menyukai hujan.
"Huh?" Bocah berusia sembilan tahun itu menoleh ke arah yang lebih tua, tersenyum hingga menampakkan gigi depan yang nampak seperti gigi kelinci itu. Lalu ia mendongak menatap langit mendung diatasnya yang mulai mengeluarkan rintik-rintik hujan. Tangan mungilnya terangkat lalu ia tengadahkan. "Haechanie ingin bermain hujan, Hyung." Sahut Haechan antusias.
"Tapi—-"
Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, Haechan menarik tangan anak laki-laki tampan itu ke rerumputan yang ada di Taman dekat rumah mereka.
Sepasang kaki mungilnya menghentak-hentak direrumputan yang mulai basah dan tergenang air hujan. Tubuhnya melombat-lompat, menikmati cipratan air dikakinya, gelak tawa terdengar dari bilah bibir bocah manis itu.
Lee Minhyung— anak laki-laki yang sejak tadi bersama Haechan tak tega untuk memaksa anak manis dihadapannya untuk berhenti bermain hujan. Minhyung malah ikut tersenyum, mendengar tawa Haechan dan melihat raut bahagia di wajahnya membuat Minhyung tak bisa berbuat apa-apa.
Setelah ini, ia harus bersiap menerima sederet omelan dari Bibi Seo dan Ibunya sendiri karena lagi-lagi membiarkan Haechan bermain hujan yang pada akhirnya membuat bocah itu terkena flu.
...
Minhyung dan Haechan tinggal di kompleks perumahaan yang sama. Mereka bertetangga. Jika Minhyung memiliki seorang kakak, berbeda dengan Haechan yang hanya merupakan anak tunggal.
Haechan memiliki tubuh yang cukup berisi, dengan pipi gembil yang menggemaskan. Haechan tidak terlalu banyak memiliki teman. Pada saat ia TK, ia sering di Bully oleh teman-temannya. Namun Minhyung— tetangga baru Haechan yang lebih tua satu tahun di atasnya melihat hal itu. Sejak saat itu, Minhyung selalu berusaha melindungi Haechan. Ia heran kenapa anak semanis dan semenggemaskan Haechan di Bully? Apa karena Haechan terlihat lemah?
Dan sejak saat itu pula, Haechan memberi gelar Minhyung sebagai Superhero. Ia merasa aman setiap berada di dekat Minhyung. Merasa dilindungi. Minhyung juga selalu memanjakan Haechan. Itu mungkin karena ia merupakan anak bungsu, ia ingin merasakan bagaimana memiliki seorang adik. Haechan tentu sangat senang karena ia jadi merasa memiliki seorang kakak.
Tahun demi tahun berganti, mereka seperti tak terpisahkan. Haechan selalu mengikuti kemana pun Minhyung melanjutkan pendidikannya. Seperti saat ini, Haechan kembali mengikutinya dan bersekolah di SHS yang sama. Minhyung berada di tingkat dua, dan Haechan berada di tingkat satu. Mereka tumbuh dengan sangat baik. Jika Minhyung menjadi sangat tampan dan berkarisma, berbeda dengan Haechan yang semakin bertambahnya usia semakin terlihat manis dan kadang terlihat cantik melebihi seorang perempuan.
...
Haechan berjalan dengan riang menuju kelas Minhyung di gedung anak tingkat dua. Ia membawa dua kotak bekal makan siang yang sudah ia siapkan sejak subuh tadi.
"Minhyung hyung~" tanpa permisi Haechan masuk dan duduk disebelah Minhyung yang sedang menenggelamkan wajah di antara lipatan tangannya. Saat itu kelas cukup sepi lantaran sedang jam istirahat dan sebagian siswa menghabiskan waktu mereka di kantin. Mau tak mau Minhyung mengangkat kepala dan mendapati Haechan tersenyum ke arahnya. Ia pun ikut tersenyum.
Saat Seoul memasuki musim penghujan seperti sekarang, orang-orang akan merasakan hawa dingin begitu menusuk dan mereka merasa risih karena hujan membuat segalanya basah. Namun, Minhyung hanya cukup memandang wajah Haechan yang cerah bagai matahari. Caranya tersenyum atau mendengar lelaki manis itu tertawa mampu membuat hati Minhyung menghangat dan merasa setiap hari adalah perpaduan musim semi dan musim panas. Cerah dan penuh bunga-bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSOON [Markhyuck]
FanfictionThrough the monsoon, Just me and you... . . Terinspirasi dari lagu "Monsoon by Tokio Hotel" . . . BxB! Yaoi area! Don't like, Don't read.