Tak ada kebahagiaan yang bisa dirasakan selain kehangatan sebuah keluarga.
~Salwa****
Plakk
Sebuah tamparan tangan seorang pria dewasa mendarat dipipi mulus wanita yang sejak tadi menangis seraya memeluk erat gadis kecil yang bergetar ketakutan.u
Kilat mata penuh amarah nampak jelas terlihat dari mata pria dewasa tersebut.
" JANGAN BOROS JADI ISTRI! " ungkapan kemarahan terus dikeluarkan oleh pria itu tamparan terus diberikan kepada wanita yang ia sebut sebagai istri. Setelahnya ia meninggalkan istri dan anaknya dengan luka hati yang begitu dalam.
Wanita itu tak bisa melawan, untuk teriak pun ia tak bisa. Hanya air mata yang memberikan bukti rasa sakit yang ia rasakan, Ia ingin menyerah dengan rumah tangga yang seperti ini namun ada gadis kecil yang ingin ia bahagiakan.
Farah terduduk lemas dilantai, tangannya masih setia memeluk gadis kecilnya.
"Huaaa...takut...." Clarisa yang sedang dipelukan Farah terus menangis ketakutan.
"Jangan takut ya nak, kan ada mamah" sulit Farah mengatakan itu karena dirinya pun merasa takut dengan suaminya sendiri.
Farah berusaha berdiri dan menggendong Clarisa dengan sayang.
"Ica benci papa!" Clarisa terus saja mengulangi kalimat tersebut sambil memandang kosong ke arah jendela dikamar itu.
"Ica jangan ngomong gitu, papa Ica orang baik" Farah terus berusaha meyakinkan Ica bahwa yang tadi dilihatnya bukan sosok papa yang biasanya.
Farah terus mengelus lembut punggung Clarisa sampai Clarisa tertidur. Farah berjalan ke arah tempat tidur yang hanya cukup untuk dua orang itu, ditidurkanya Clarisa perlahan setelahnya ditarik selimut untuk menutupi tubuh Clarisa.
"Maafkan Mamah sayang, telah membuat kamu menyaksikan semuanya." Farah manarik nafas panjang dan menghapus jejak-jejak air yang mengalir dipipinya. "Semoga setelah ini kamu tidak membenci Papah kamu ya nak." dikecupnya kening Clarisa dengan lama, dan setelahnya Farah terlelap dengan luka yang masih menganga.
Kepingan ingatan masa lalu itu terputar jelas di ingatan Clarisa saat ini, kejadian 15 tahun silam itu seperti menghantuinya terus menerus. Meski sekarang Papah tak ada lagi disisinya Clarisa masih saja mencemaskan ke amanan Mamahnya yang saat ini telah bahagia dengan Suami barunya.
Ya, Suami barunya karena setelah kejadian itu papah Clarisa tidak lagi kembali ke rumah dan Mamah memutuskan untuk berpisah dan entah bagaimana Farah bisa mengurus percerain mereka, yang jelas mereka sudah resmi berpisah.
Sudah malas mengingat-ingat lagi masa lalu, Clarisa memilih mengambil hp yang tergeletak begitu saja di atas kasur, dia mulai membuka aplikasi chatnya dan seperti yang kalian kira roomchatnya sangat ramai sekali. Ada notifikasi dari nomor yang tidak Clarisa kenal dan ada juga dari teman-teman dekatnya Salah satunya adalah Reyhan.
Clarisa memilih membuka chat dari Reyhan temannya sejak kecil.
Rey
Woy
Ca
P
P
P
Ca
Mati lu ya?
Woy
Yahh mati nih kayaknya;(
Kamvret emang nih cewek
Ca
Caca
Caca coklat kacang
IshhhClarisa tersenyum najis membaca pesan dari sahabat kamvretnya ini, dia mulai mengetikan balasan untuk Rey.
Icaa
Apa fans?
Tak lama setelah pesan Clarisa terkirim, dengan cepat balasan dari Rey pun masuk.
Rey
Idih najis, lu kalee yang nge fans sama gw
Icaa
Sorry ya nyet, selera gw masih bagus gak rendahan😂
Rey
Njerr maksudnya apa lu ngomong gitu?😈
Icaa
Gk usah pura-pura bego lu, ehh gak pura-pura ya kan lu bego beneran😂
Clarisa tertawa keras setelah mengetikan itu, tak mau mendapatkan pesan yang isinya cuma umpatan gak jelas dari Rey, Clarisa memilih keluar dari aplikasi chat tersebtut dan Langsung menyimpan hp nya di atas nakas.
Clarisa berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci kaki dan menggosok giginya sebelum tubuhnya meminta untuk segera di istirahatkan.
Hanya dengan hal sederhana Clarisa bisa melupakan masa lalu yang selalu menghantuinya.
####
Alhamdulillah prolognya selesai juga, maaf kalau banyak yang salah dalam penulisan ini maklum masih belajar.
Jangan lupa vote, komen dan share! Karena dukungan dari kalian berarti bagi lancarnya sebuah karya.
Next?
Semoga kalian suka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarisa
Teen FictionImajinasi yang aku tuangkan menjadi sebuah cerita. Absurd? Bisa dibilang iya, karena cerita ini bukan cerita sebagus Dilan 1990 dan semenarik cerita Mariposa. Ini hanya sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa membuat orang suka dan menjadi sebuah kar...