Kata orang persahabatan antara cowok sama cewek itu gak akan bertahan lama, mari kita buktikan!
****
Malam minggu malam keramat bagi para jomblo diluar sana, tapi tidak bagi Clarisa. Baginya malam minggu sama saja dengan malam-malam sebelumnya, tak ada yang special. Clarisa sedang berdiri dibalkon kamarnya, menatap indahnya langit malam yang dipenuhi bintang. Langit malam hitam namun menenangkan. Dia ingin seperti itu, kisahnya hitam namun ingin ada seseorang yang merasakan nyaman saat berada didekatnya.
Ini sudah hampir satu bulan ia mengenal laki-laki selain Rey, Radit dan Aldi. Bagas, dia yang dimaksud.
Bagas entahlah dia begitu baik pada Clarisa, perhatiannya tak pernah absen dia berikan. Selain Rey, dialah yang paling mengerti Clarisa.
"Ngapain bengong ca?" sura Rey berhasil membuat Clarisa tersentak kaget, dan lamumannya buyar.
"Ishh... Nyebelin banget lo, mau bikin gw mati apa?" Clarisa mengerucutkan bibirnya dan menghentakan kedua kakinya.
"Salah sendiri ngelamun malem-malem, biar apa?" Rey duduk diatas kasur.
"Biar kasambet" lalu Clarisa berjalan ke arah Rey lalu duduk disampingnya.
"Kalo ngomong ya, suka gak bismillah" Rey mendorong kasar kepala Clarisa yang sejak tadi mengendus-ngendus badannya.
"Kenapa sih lo?" tanya Rey heran."Parfum lo wanginya kayak martabak kacang" Clarisa tersenyum menatap Rey sekilas lalu menempelkan hidungnya ditubuh Rey.
"Yang wangi tuh bukan badan gw, tapi ini" Rey mengangkat tangannya yang membawa sekantong martabak manis kesukaan Clarisa.
Mata Clarisa berbinar merampas kasar martabak yang berada ditangan Rey, lalu memakannya seperti orang yang baru nemu makanan enak.
"Bego... Makan kayak orang kelaparan" Rey terus memperhatikan Clarisa lama, sekian lama dia mengenal Clarisa baru kali ini Rey mengakui bahwa Clarisa memang cantik dan "manis...." gumam Rey pelan.
Clarisa menghentikan aktivitasnya, menoleh ke arah Rey lalu bertanya "Siapa yang manis?"
Rey tersentak kaget, wajahnya tegang. Dia berdehem lalu menjawab. "Martabaknya manis." Rey menarik nafas lega.
"Ohh...." Clarisa melanjutkan memakan martabak kesukaannya.
"Ca...." Rey memanggil Clarisa lembut.
"Hmm...." hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Clarisa yang dipenuhi martabak itu.
"Gw mau cerita nih." Rey masih menatap cewek dihadapannya.
"Heem...." Clarisa bergumam pelan dengan kepala yang diangguk-anggukan.
"Gw suka sama cewek." ucap Rey pelan.
Clarisa memandang Rey heran, tak paham maksud ucapan Rey.
"Bagus dong berarti lo selama ini normal." ucap Clarisa.
"Tapi ceweknya...."
Drttt...drrtttt...drttt....
Belum sampai Rey menyelesaikan ucapanya suara telepon yang berasal dari nakas Clarisa itu berbunyi.
"Bentar Rey...." Clarisa berdiri, berjalan ke arah nakas, mengambil hpnya lalu mengangkatnya.
"Hallo...."
"......."
"Lagi ngomong sama lo"
"..............."
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarisa
Teen FictionImajinasi yang aku tuangkan menjadi sebuah cerita. Absurd? Bisa dibilang iya, karena cerita ini bukan cerita sebagus Dilan 1990 dan semenarik cerita Mariposa. Ini hanya sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa membuat orang suka dan menjadi sebuah kar...