Karenamu, Madu Terasa Lebih Manis

38 4 0
                                    

Sudah 2 tahun semenjak aku menikah, aku belum berkunjung kerumah Ibuku, aku rindu memeluknya. Padahal dulu, aku hanyalah anak kecil, yang hanya tahu meminta ini dan itu. Kini, aku pun harus mempersiapkan untuk memenuhi ini dan itu. Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan? sungguh, aku adalah satu dari sekian banyak orang yang diberikan nikmat Iman dan Ihsan oleh Allah. Dzat Yang Maha Adil. DipersiapkanNya untukku jalan yang sangat indah.

Aku selalu ingat arti dari ayat yang termaktub "So Remember Me, I Will Remember You" Begitupun yang tertulis di Firman Nya. Disini aku dengan cukup kekurangan dan disempurnakan oleh suamiku. Ya, dia adalah seorang Ikhwan yang dulu kusebut seperti senja.

Zuh, gimana, udah kelar skripsinya? Tanya Aini.
" Jangan ditanya lagi kali Ni, ini juga lagi usaha." Aini memecahkan hening siang itu.

Namanya Ahmad Syafi'i Syauqi. Yah, sesuai dengan namanya, Ahmad adalah sosok yang selalu kurindukan. Namun, dia juga yang menjadi penawar dari setiap rindu. Yang membuat madu dalam hidupku terasa lebih manis dari biasanya. Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang sangat menjunjung tinggi syari'at, tidak terlalu terpaku pada adat istiadat. Menjadi piatu diumur belia, harus dibesarkan oleh adik ibunya. Ayahnya adalah seorang dosen di Kairo, Mesir.

Setelah 2 tahun berada di kampus yang sama, Ahmad memutuskan untuk mengikuti jejak Ayahnya di Mesir. Mempelajari seluk beluk ilmu fiqh dan mengamalkannya kembali sepulangnya dari Mesir.

Ahmad sempat menuliskan surat untukku.

Untukmu, Seorang Akhowat diujung perpustakaan.

Lihai dalam bersua
Lembut tutur katanya

Selalu menjaga pandangannya
Adakah ikhwan yang mengalihkan pandangan darinya ?

Adalah ia akhowat sejati
Tak berani aku menaruhmu di hati
Akan ku perjuangkan perantara Sang Pemilik Hati.

Awal membacanya, aku sempat mengeluarkan gelak tawa kecilku. Namun saat aku terjemahkan kembali sungguh, kata-kata indah ini terdengar serius dan tegas. Sejak kubaca surat itu, selalu ku yakini, bahwa Ahmad lah yang barus kuperjuangkan di sepertiga malam terakhirku.

Jalan ini, bagaimana mungkin aku ingkar terhadap nikmatNya? sedang Dia selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya.




*Sampai sini dulu yaa readers. Terima Kasih sudah membaca dan memberikan suara. Semoga Allah Azza Wa Jalla memberikan limpahan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita semua*

Jangan lupa baca cerita selanjutnyaa readers❤
Salam hangat, Sol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karenamu, Madu Terasa Lebih ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang