Song : California King Bed
Singer : Rihanna
##########################
"Hey.. Are you okay, Li? You're blushing now? Kamu demam?" Ethan menyentuh dahiku dengan punggung tangannya.
"Sumpah.. Gue pengen kabur sekarang juga" batinku berteriak. Tapi aku hanya menepis pelan tangan Ethan dari dahiku.
Kurasakan wajahku tambah memanas saat ini."I'm okay." Jawabku singkat.
"Are you sure?" Ethan tampaknya curiga. Namun aku menepisnya dengan tersenyum manis sejuta volt.
"Iya, saya yakin emmm... Dengan apa aku harus memanggil anda?" Ethan menyunggingkan sebuah senyum, yang mampu membuat hatiku sedikit meleleh.
"Tidak perlu lah memanggil dirimu sendiri dengan saya atau anda. Aku suamimu, dan kamu istriku. Terserah kamu ingin memanggilku apapun yang membuatmu merasa nyaman aja." Tangan Ethan menyugar anak rambutku. Menyebabkan sejumlah lelehan di hatiku semakin membanjir.
"Sayang.. Baby.. Anything what you want, Baby.." Ethan tersenyum. Dan aku membalasnya.
Jika senyumku memiliki kadar sejuta volt, maka Ethan memiliki satu milyar volt. Ethan mulai mendekatkan wajahnya didepanku. Aku yang tidak pernah tahu rasanya dicium, hanya menutup mata erat. Ada perasaan aneh yang bercampur aduk. Antara takut, ingin, dan suka.
Sesuatu mendarat di dahiku. Aku membuka mata.
Kupikir dia akan mencium bibirku, ternyata hanya di dahi.
Ada semburat kecewa terpancar dari wajahku. Yang rupanya terbaca oleh Ethan karena dia tiba-tiba mendekatkan wajahnya lagi, tangannya memegang tengkukku. Seakan membacakan mantra, membuat mataku terpejam.
Dan sebuah bibir menempel lembut di bibirku. Perlahan mencoba memasuki ruangan didalamnya. Mencecap lembut bibir bawahku. Aku yang tidak tahu harus melakukan apa, hanya bisa terdiam, menikmati permainan bibir suamiku dan sentuhan kecil dari tangannya yang perlahan turun kepunggung belakangku, menghanyutkan segala rasa gugup yang kini hilang entah kemana.
Semakin dalam ciumannya, semakin menuntut seakan terbakar sesuatu. Ethan terlihat menginginkanku malam ini. Nafasnya terengah-engah. Matanya berselimut kabut. Ciuman yang berawal di bibirku, semakin lama semakin turun. Ethan mengecup kecil rahangku. Mengendus keleherku, membuat tubuhku menggelinjang. Aku suka disentuh sebelah sana.
Melihat reaksiku, Ethan terundang untuk menyentuhku lebih jauh lagi. Matanya menggelap tertutup libido.
Oke, Ibu, Ayah.. Anakmu ini jatuh cinta.
Gigitan-gigitan kecil yang diberikan Ethan di leherku semakin membuat ku agak liar. Oke, semakin liar. Seakan itu bukan diriku yang sesungguhnya.
Harus kuakui Ethan tampaknya sudah sangat mahir dan terampil memperlakukan wanita dengan baik di ranjang. Tiba-tiba pemikiran itu membuatku mual memikirkan apa saja yang dilakukan Ethan dengan istrinya dulu.
Melihat reaksi tubuhku yang tiba-tiba menegang kaku dan terdiam, Ethan menghentikan aksinya, "Apakah kurang nyaman untukmu?" Dia bertanya dengan mata yang masih mengobarkan nafsu.
"Apa yang membuatmu memilihku? Apa yang membuatmu jatuh cinta padaku?" Tanyaku.
"Entahlah. Kurasa kita memiliki sebuah 'zing'. Something like that."
Aku tertawa. Ethan mengernyit.
"zing mengingatkanku pada film kartun Hotel Transvelnia" Ucapku spontan. Dan dia hanya menyengir.
"yahh..aku tau juga film itu, by the way.."
"Really?"
"Yup.. Ron pernah beberapa kali mengajakku nonton film itu."
"Ron?" aku bertanya.
"Anakku, baby.. Your son too, right?"
Aku hanya tersenyum mengangguk.
Aku melamgkah lebih keatas ranjang, menepuk sisi disebelahku. Memberi isyarat pada Ethan untuk mengikutiku. Dan ia menurut.
Aku menyandarkan punggung ke bantal yang tersusun menumpuk. Ethan hanya melihatku. Aku yang membalas tatapannya tersenyum.
"What?" Aku bertanya keheranan kenapa dia tetap menatapku. Yang ditanya tidak menjawab, hanya tiba-tiba memajukan tubuhnya mendekat padaku.
"Aku sebenarnya tidak ingin menyentuhmu sampai mendapatkan izinmu." Nafasnya memburu membentur wajahku. Menyentuhkan dahinya dengan dahiku. Memegang kepalaku, dan mengelusnya perlahan.
"And you got it." Bisikku membuat senyum merekah dari wajah tampannya.
Ethan memperlakukanku benar-benar lembut dan sangat berhati-hati. Selalu memberiku peringatan akan menghentikan ini jika aku mulai merasa sakit atau tidak nyaman. Namun aku tau tugasku. Aku tau kewajibanku sebagai istri dan hak Ethan sebagai suamiku. Dan hebatnya, Ethan mengambil mahkotaku dengan sangat halus dan lembut.
Merasa sakit? Jelas. Diawalnya.
Dan setelahnya, aku harus mulai belajar menahan desahan yang kubuat. Takut orang tua ku mengira yang tidak-tidak. Sekalipun kami ini sudah menjadi suami istri.
Malam ini, benar-benar aku merasakan cinta. Dan aku mulai jatuh cinta pada suamiku. Ethan James Dorian.
Entah apa arti dibalik namanya itu. Yang kutahu, aku kini memiliki suami yang tampan. Dan mencintaiku, sejak aku muda. Eh..
################################################
Okeee.... I'm comeback setelah hibernasi berbulan-bulan namanya.
Entah kenapa writers block ini melanda begitu lamanya.
Susah menemukan inspirasi yang baik.
Lagi suka jadi silent reader aja sih.. Dan btw, aku lagi keranjingan main game online Mobile Legends nih.. Tiap hari nge-push rank mulu.
wkwkwk... Maapkeun yaa kalo banyak typo n cerita kurang gimana2nya..
BTW, Minal 'Aidzin wal Faidzin ya gaeess....