1. Xing Zuan

31 4 0
                                    

Hallo semuaaaaanyaaa...

I am come back..

Kali ini ceritaku berceritakan masa kekaisaran Cina (Cina Kuno) 

So silahkan dibaca, semoga kalian senang dengan cerita keduaku inii..

Happy readers..
.
.
.

Suara tapak kaki kuda begitu bergemuruh di antara pepohonan rimban. Kuda putih itu berlari begitu kencang membawa seorang pria diatasnya.

Sesekali pria itu melihat kebelakang. Ada dua pria berjubah hitam yang sedari tadi mengejarnya. Kedua orang itu juga menggunakan kuda.

Salah satu dari mereka berdua menembakkan anah panah ke arah pria itu. Tapi sayang, anak panahnya meleset dan mengenai pohon.

Pria itu kembali melihat kebelakang. Satu anak panah diarahkan lagi padanya. Dia semakin melajukan kudanya. Namun,tak disangka, anak panah itu mengenai lengannya.

Membuatnya kesakitan dan hilang kendali dengan kudanya hingga ia terlempar jatuh dari kudanya.

Mereka berdua segera berhenti dan menatap ke jurang, tempat pria yang sudah mereka tembaki tadi terjatuh.

Jurang itu cukup dalam dan gelap. Mereka melihat kesana kemari, tapi tak di temukan pria itu.

“misi kita selesai, ayo kita kembali”

“tapi bagaimana jika dia berhasil selamat dari jurang ini?”

“walaupun dia berhasil lolos dari jurang ini, tapi dia tak akan bisa lolos dari racun panah itu. Tidak lama lagi hidupnya akan berakhir disini”

Mereka berdua tersenyum lalu melaju dengan kudanya masing-masing meninggalkan tempat itu.

Qing He yang sedang mengambil air bersih, tiba-tiba dikejutkan dengan hanyutnya benda asing yang mengikuti sungai.

Itu berwarna putih dan berambut panjang. Qing He segera berlari mengejarnya.

Ternyata itu bukanlah benda tapi seorang manusia dan masih hidup.

Di lengan kanannya tertancap anak panah. Qing He segera mencabutnya lalu merobek lengan bajunya sendiri untuk di ikatkan pada lengan pria itu.

Qing He mulai berdiri sambil memikul pria itu dibelakangnya. Tubuh sang pria yang lebih besar darinya membuat Qing He terjatuh. Qing He mengambil napas dalam-dalam dan kembali berdiri.

Dia mulai melangkah. Tubuh pria itu yang sungguh berat membuat dirinya hampir tejatuh lagi. Namun, dia menguatkan kakinya. Dengan perlahan dia mulai melangkah lagi berjalan pergi dari sungai itu.

Tak lama mereka pun sampai di gubuk tua tempat tinggal Qing He.

Gubuk tua itu terletak ditengah hutan dan berdampingan dengan air terjun yang mengalir deras.

Qing He membaringkan pria itu di atas jerami tempat tidurnya. Jubah putih penuh darah milik pria itu sudah dilepas oleh Qing He. Dia melihat sebentar ke wajah pria itu. Wajahnya sudah pucat dan bibirnya juga mulai membiru.

Qing He segera berlari keluar mencari tanaman penawar racun. Setelah dapat, dia segera menumbuknya lalu menempelnya pada lengan bekas panah tadi.

Malam tiba dan Li Wei masih setia mengobati pria itu dengan telaten sampai-sampai makan pun ia lupakan.

Pagi yang cerah menyinari gubuk tua Qing He. Pria itu mulai membuka matanya perlahan, dia baru saja terbangun. 

Pria itu melihat keseluruh ruangan, dia tak begitu mengenali tempat ini. Dia perlahan bangun dan merasa agak sakit di lengan kanan dan juga kepalanya.

Tragedy of Cinta SesaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang