4. Aku Mencintai Qing He

13 0 0
                                    

Sudah tiga hari berlalu mereka berdua tinggal bersama di gubuk tua itu.

Dan perasaan cinta pun sudah tumbuh di antara keduanya.

Ingatan Xing Zuan juga belum kembali setelah tiga hari ini.

Dan hari-hari berikutnya mereka berdua lewati bersama seperti biasa. Mencari makanan, mengambil air bersih, mencuci, makan, dan juga tidur.

Namun, ada satu tragedi yang terjadi pada malam berikutnya. Xing Zuan mengungkapkan perasaanya pada Qing He dan Qing He juga begitu.

Malam itu mereka lalui dengan cumbuan mesra yang menyelimuti kedua insan ini. Mereka melakukan hal yang sering dilakukan oleh sepasang suami istri.
Mereka berdua begitu tenggelam dalam adegan itu hingga baru berhenti tepat jam 5 pagi.

Xing Zuan memeluk tubuh polos Qing He yang tak ada sehelai benang pun disana.
Dia menatap lama wajah Qing He yang sudah tertidur pulas di pelukannya. Dia yakin betul kalau Qing He pasti kelelahan karena diserang olehnya semalaman.
Dia mengecup pelan kening Qing He lalu tersenyum.
“aku mencintaimu Qing He” ucapnya lalu tertidur mengikuti Qing He yang sudah masuk ke dalam dunia mimpi sejak tadi.

Setiap malam berikutnya, mereka lalui dengan hal yang sama. Qing He pun sudah tidak memberikan Xing Zuan obat penawar ingatan lagi. Karena dia ingin Xing Zuan tetap ada disini bersamanya.

Sebulan berlalu dengan cepat dan sore ini Qing He merasa sangat mual. Dia terus muntah-muntah dan kepalanya terasa agak pusing.  apa dia sudah keracunan makanan?

Untuk lebih yakin Qing He mencari buku penyakit peninggalan kakeknya untuk mengetahui gejala apa yang sudah dia alami sekarang.

Dia terus membaca isi buku itu dan akhirnya dia menemukan gejala yang dia alami.
“jika mual dan muntah-muntah terus diikuti dengan rasa pusing di kepala, itu berarti tanda kehamilan”
Qing He terdiam sebentar. “hamil?”

Dia segera meraba perutnya dan tersenyum bahagia.
“didalam sini ada anaknya Xing Zuan”

Xing Zuan? Dia baru teringat akan pria yang dicintainya itu. Dia harus segera memberitahu Xing Zuan tentang kehamilannya.
Qing He segera berjalan keluar dari gubuk. Dia berjalan agak cepat karena sudah tidak sabar memberitahu Xing Zuan akan berita ini.

Dia terus berjalan dan sampai di sungai. Disana dia melihat Xing Zuan yang tengah menangkap ikan.
“Xing Zuan..”

Xing Zuan menengok dan mendapati Qing He yang tengah berlari ke arahnya.

Qing He terus berlari sampai ke sungai dan hampir terjatuh karena batu yang licin.

Untung Xing Zuan cepat menangkapnya. Tapi itu malah membuat Xing Zuan yang terjatuh kedalam air.
Kepala Xing Zuan terbentur lumayan keras dengan batu.

Cairan merah mulai keluar dari kepala Xing Zuan yang sudah tak sadarkan diri.
Qing He kaget bukan main melihat semua ini.

“Xing Juan.. Xing Zuan..” dia terus menggoyang-goyangkan tubuh Xing Zuan, tapi hal itu sia-sia saja karena Xing Zuan belum juga sadar.

Qing He segera memboyong tubuh Xing Zuan keluar dari dalam sungai dan membawanya kembali ke gubuk.

Setelah itu dia segera keluar lagi mencari tanaman untuk mengobati luka Xing Zuan.

Tak lama dia pun kembali dengan beberapa tanaman yang sudah ia petik di tengah hutan. Qing He segera menumbuk tanaman itu lalu menempelkannya pada luka Xing Zuan.

Xing Zuan masih tak sadarkan diri. Qing He segera mengenggam tangannya.
“ini semua salahku, seandainya aku tidak berlari tadi, mungkin hal ini tidak akan terjadi” ucapnya mulai menangis tersendu di samping Xing Zuan dan tak lama dia pun tertidur disitu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tragedy of Cinta SesaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang