Gadis berkucir kuda yang membiarkan beberapa helai rambut bebas dengan tidak rapi
Hanya menggunakan earphone ditelinga kanannya sedangkan telinga kirinya masih bisa bebas mendengar suara luar
Membawa tas sekolah berwarna peach yang dia sampirkan dipundak kirinya
Terkesan badgirl bukan?
Tapi dia hanya gadis biasa saja yang tidak gila kepopuleran walau dengan sendirinya dia sudah populerSiapa tidak kenal dengan Shanon Bella Amora
Terkenal dengan tampang judes tapi berhati lembut, jangan tinggalkan kalau dia itu gadis yang mudah baper dan lola"Non udah garap tugas belum?"
"Belum nih bi"
"Dikata gue bibi lu"
Shanon tertawa puas tiap kali temannya memanggilnya dengan kata 'non' seperti dia anak dari majikan mereka
"Non tuh jinan didepan kelas"
Spontan langsung melihat kearah pintu kelas yang disana ada jinan dan beberapa cowok anak kelasnya
"Dia bicarain apa ya pril"
"Mana gue tau, gue kan kaga ikut nimbrung"
Ucap april sambil mencari buku pr nyaApril duduk dibangku depan shanon bersama caris, dan shanon duduk bersama temannya sedari kecil yaitu rima.
"Dilihat lihat jinan kalau senyum ganteng juga ya"
"Istigfar dulu rim, dia calon suami gue"
Rima terkekeh mendengar jawaban shanon yang terkesan posesif
"Tapi kenapa didepan lu dia dingin banget"
"Iya itu rim yang gue bingung sampai sekarang"
Ujar shanon dalam hati"Ya biar gue ga baper"
Baru saja selesai berbincang dengan rima dari yang awalnya membahas jinan sampai membahas pr, caris yang baru saja datang langsung berteriak didepan kelas
"Nonn shanonn"
"Apaan sih ris berisik tau, kasihan anak gue lagi fokus ngerjain pr" shanon mengusap pucuk kepala rima
"Jijik dikit"
"Btw itu tadi jinan""Iya jinan tadi didepan kelas"
"Bukan itu"
Shanon merasa aneh dengan gerak gerik dan ekspresi caris yang seperti bingung dan khawatir
Flasback on
"Eh itukan jinan, tumbenan amat mampang didepan gue. Fix ini mah shanon udah sok kecantikan didalam kelas" batin caris sambil berjalan kearah kelasnya
Seketika terlintas dipikiran caris ingin menggoda jinan agar mengakui kalau ia ingin bertemu shanon
"Jinan"
Sapa seseorang dari belakang caris yang membuatnya juga otomatis melihat siapa yang memanggil jinan
Caris mematung melihat apa yang terjadi berikutnya
Ya perempuan yang memanggil jinan itu sedikit menarik jinan menjauh dari depan kelas caris dan langsung mencium pipi jinan
Jinan sedikit terkejut tapi dia berusaha biasa saja dan menampakkan senyumnya yang terbilang jarang tersenyum
Setelah itu mereka berdua pergi meninggalkan tempat tadi, perempuan itu bergelanyut manja dilengan jinan
"Adegan macam apa tadi" caris tersadar bahwa dirinya hanya bisa diam ditempat
Dia mengkhawatirkan bagaimana bila shanon tahu
Flasback off
"Tuh kan bukannya buruan kasih tau ada apa tapi malah diem aja"
Shanon menyiapkan alat tulis dan mengeluarkan buku dari dalam tasnya untuk mata pelajaran pertama
"Ohh yauda kalau udah tau tadi ada jinan"
"Iyaa udah tau kok"
"Tapi kok udah ngilang ya""Udah balik kekelasnya tadi pas gue mau masuk"
"Ohh yauda shanon mau berdoa biar jinan belajarnya serius" ujar shanon sambil mengadahkan tangannya untuk berdoa
"Semoga setelah ini hati lu kuat ya non" caris merasa khawatir karena shanon memang menyukai jinan sedari awal sma hingga sekarang mereka sudah kelas tiga
Shanon tidak pernah menyerah walau berapa kali jinan mengabaikan, menolak bahkan jinan pernah mengatai shanon sebagai perempuan psiko yang terlalu fanatik
Shanon bukanlah gadis yang buruk, dia memang lola namun berbakat dalam hal dance, jangan ragukan nilainya walaupun ia tidak cerdas tetapi bisa mendapatkan nilai diatas rata-rata.
Shanon adalah gadis berkulit kuning langsat dengan badan yang proporsional, berambut cokelat bergelombang. Ia memiliki mata yang tajam, hidung yang mancung dan bibir yang kecil. Tidak buruk bukan penampilan seorang shanon
Banyak yang menyukainya namun sayang, secara terang-terangan shanon berkata hanya menyukai satu orang yaitu Jay Jinan Jrabriel dan itu sukses membuat patah hati beberapa siswa yang menyukai shanon
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
Non-Fiction"sudah tau aku tidak pantas, sekarang kau menyesalpun terlambat" "setidaknya lihatlah aku, terima perasaanku, agar ini semua bukan sebagai akhir" gadis itu mungkin mengubah segalanya dan berani mempertaruhkan apapun dengan alasan satu nama seseorang...