"Non, bawa jas lab kan?"
"Bawa, eh,,
astagfirullah rima, shanon lupa masukin"Shanon panik yang langsung mencari bantuan keteman kelasnya siapa yang bawa dua
"Kekelas sebelah coba non, keknya mereka juga ada praktikum"
"Malu ah"
"Btw kelas sebalah kan kelasnya jinan"
Shanon mengerjap-ngerjapkan matanya, ia tampak antusias mendengar nama itu hingga lupa tujuan awalnya untuk segera mencari pinjaman
"Tapi kan shanon shy shy"
"Jijik banget sih nih bocah"
"Ayo gue temenin""Gue juga ikutan dong"
"Bilang aja lu mau ikutan modus rim"
April malas melihat tingkah temannya satu ini yang juga menaksir teman dari jinan siapa lagi kalau bukan canu si penggila kamera
"Permisi, ada yang bawa jas lab dua dan boleh dipinjam satu?"
Keadaan kelas sebelah sama seperti kelas shanon yang sedang jamkos ditinggal gurunya mempersiapkan lomba untuk muridnya
Semula kelas hening. namun, tak lama riuh seketika tau dibalik pintu ada shanon yang dengan lucunya hanya menampakkan kepalanya saja dan badannya bersembunyi dibalik pintu
"Hehhehehe yang bawa boleh dong pinjemin shanon satu"
Sontak membuat yang cowok cowok makin histeris
"Andai abang bawa lebih dari dua pun abang pinjanmkan neng"
"Tapi sayang, satupun abang juga tak bawa"Sontak bobi menjadi bahan sorakan satu kelas
"Yaelah bob gausah ngomong kalau lu juga cari pinjeman"
"Nih keknya jinan bawa dua deh, tuh satunya lagi ada dilaci"
"Apa si lu bob"
"Lu milih gue yang minjem ato si eneng cantik aja?, gue mah ikhlas lu kaga minjemin ke gue, asal neng bidadari dapat pinjaman"
"Bobi bisa aja"
Shanon malu dengan ulah bobi yang terus menggodanya, sejujurnya bobi tau bahkan sangat tau kalau niatnya memang membuat jinan lebih peka
Perlu diketahui sekali lagi, hampir semua tau kalau shanon menyukai seorang jinan si es dari kutub utara ini, yang sangat disayangkan tak pernah sekalipun melirik ketulusan seorang shanon
"Ini udah ada yang minjem"
Ujar jinan dingin tanpa repot melepaskan tatapannya dari buku yang sedang ia baca
"Siapa?"
"Gue"
Seorang perempuan cantik memasuki kelas jinan, sebelum itu ia sempat menyenggol bahu senon yang menghalangi pintu,
Entah sengaja atau tidak
"Gue yang minjem, kenapa?"
"Ngapain lo bel disini?"
June yang sedari tadi hanya diam dipojokan kelas kini bersuara menatap seorang Bella Audisya yang notabenya cewek populer disekolah masuk kekelasnya
"Ngambil jas lab"
"Emang lu ga punya?"
"Kenapa sewot amat sih lu"
"Jinan jas labnya mana""Nih" jinan mengambil jas lab yang ada dilacinya
"Makasih ya, nanti gantinya aku traktir deh, sekalian kita jalan"
Bobi yang melihat itu hanya meniru gaya bicara bella yang 'aku-kamu' dengan gerakan bibirnya, anak-anak cowok yang dibelakang hanya bisa menahan ketawa karena ulah bobi
"Non minjem kelas lain aja yuk, ga ada waktu kita lihat ftv"
Shanon hanya diam dibalik pintu tak mau melihat apa yang terjadi lagi
Yang jelas saat ini ia merasakan sakit diujung hatinya terdalam, ini hanya masalah sepele itu yang dia pikirkan dari tadi tapi membuat dia tidak mood lagi
"Tunggu"
Belum jauh shanon meninggalkan kelas sebelah, june keluar dengan membawa jas labnya
"Nih pakai jas lab gue aja"
"Kamu?"
June mengusap tengkuknya dengan salah tingkah
"I,itu aku keknya mau keuks aja"
"Kenapa?"
"Sa,sakit lah"
Shanon memicingkan matanya, ia sama sekali tidak melihat june yang sakit saat ini
"Sakit apa? Aku temenin aja gimana? Biar sama-sama ga praktikum"
"Jangan!"
"Eh gausah maksudnya, cuma sakit perut ini"June memegang perutnya dengan ekspresi kesakitan
"Tapi ini beneran gapapa kan?"
"Iya gapapa, dah ya mau keuks" june meninggalkan shanon yang masih sungkan menerima jas labnya
"Duh ada babang june sipahlawan kesiangan nih"
"Dilihat-lihat june lumayan juga"
"Ihh apasih kaliann"
"Duh shy shy nih nona satu ini"
"Udah ah ayu balik kekelas nyiapin buat praktikum aja"
Shanon meninggalkan april dan rima yang masih tertawa menggodanya
"Rim, coba aja shanon lebih peka lagi sama sekitar"
"Yang pasti udah ga bakalan dia perjuangin jinan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
Non-Fiction"sudah tau aku tidak pantas, sekarang kau menyesalpun terlambat" "setidaknya lihatlah aku, terima perasaanku, agar ini semua bukan sebagai akhir" gadis itu mungkin mengubah segalanya dan berani mempertaruhkan apapun dengan alasan satu nama seseorang...