Sudah jam setengah satu, dini hari. Kamu masih terjaga dengan ponsel di atas perut, mata yang berair, dan perasaan kecewa.
Sudah dua minggu berlalu. Hatimu benar-benar kecewa.
Rasanya ingin menangis, tapi kamu tahu terlukamu tidak sedalam luka orang di sekitarmu, maka kamu tertawa seolah tidak ada apa-apa.
Rasanya tidak ada hal yang benar dalam hidupmu. Tapi sekali lagi kamu meyakinkan bahwa tepat di detik ini, kamu sedang bernapas, kamu sedang baik-baik saja, dan rapalan itu membuatmu lebih tenang.
Pohon yang dulu kamu ingin terus ada bersamanya, lama-lama daunnya berguguran. Setengah mati kamu menangis menginginkan pohon tersebut kembali, ke kondisi awal, tapi pohon tersebut menulikan telinganya.
Maka, kamu berhenti. Kamu berhenti menangis dan terdiam. Kamu terdiam ketika sedang makan. Kamu terdiam ketika sedang bangun dari tidur. Kamu terdiam ketika sedang sendiri. Dan kamu sadar, bahwa semua tidak sama lagi.
Bahwa kondisi sudah berubah dan hal yang harus kamu lakukan adalah menerimanya.
Menerima suratan takdir dari langit.
Kemudian, hal apa saja yang harus kamu lakukan di dunia menjadi lebih jelas. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, tapi terkadang kamu tertahan untuk melakukannya.
Kamu ingin waktu.
Waktu untuk sembuh yang telah kamu gunakan selama satu setengah tahun ini, ternyata membuka luka baru. Kemudian kamu berpikir, mungkin memang ketika luka lama sudah sembuh, akan datang luka baru, dan seterusnya, dan seterusnya.
Bibirmu membentuk garis senyum. Apa mungkin, ketika dulu kamu mengatakan kamu tidak akan bisa melewati luka tersebut, dan nyatanya sekarang kamu bisa, akan terjadi juga dengan luka baru ini? Bahwa di suatu waktu yang ajaib, kamu tidak akan merasa sesakit ini lagi.
Bahwa suatu saat, kecewa ini akan pudar.
Digantikan dengan kecewa yang lain, tapi juga diganti dengan bahagia yang baru.
Setiap hal tidak selalu ada kesimpulannya, apalagi dengan hubungan antara kamu dengan manusia lain.
Tapi...,
Kamu bisa memberi kesimpulan antara kamu dan jiwamu—kalau sekarang, tepat saat ini, tentang luka apa yang akan harus kamu sembuhkan, kecewa apa yang harus kamu rasakan, seperih apa itu, sedalam apa lukanya, kamu yakin, kamu akan bisa melaluinya.
Kamu hanya harus percaya. Dengan teguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal
De TodoSebuah deskripsi dari perasaan yang timbul akibat suatu peristiwa. 16 Oktober 2018