PART ONE

394 10 9
                                    

"Keterpurukkan jiwa manusia dapat terbentuk karena adanya masa lalu yang kelam dan pahit.

Rasa pahit yang kita rasakan akan tergantikan oleh manisnya madu kasih dan sayang.

Andai waktu dengan cepat mengobati luka jiwa, akankah pelangi ikut serta mewarnai hati seindah bias warnanya??

Jiwa yang bahagia akan membiaskan aura wajah merah muda merona.

Kau tidak akan pernah tahu jika kau tidak mencoba untuk bahagia...

Lupakan masa lalu, tebarkan benih kasih sayang..

Hargai hidup dan berbahagialah...!!"

❤❤❤

Setelah dua tahun kematian Robert, aku mengalami krisis kehidupan yang membuatku jatuh kedalam jurang yang terjal. Sebisa mungkin aku berusaha bangkit dalam keterpurukkan yang selalu menemaniku.

Dikala sore hari yang indah penuh kicauan burung, aku duduk termenung di taman belakang sembari menikmati segelas anggur merah.
Kupakai kamisol satin berbelahan rendah hingga lekuk tubuh jenjangku terlihat samar-samar. Luaran bentuk kimono merah yang menjuntai kebawah menutupi bagian tubuhku yang lainnya.

Indahnya langit yang berwarna senja serta wewangingan rumput hijau yang tersiram oleh rintikan hujan sekejap membuatku bahagia dan penuh kenikmatan.

Tiba-tiba bell berbunyi...
Tet... tet... tettt..!!!

"Permisi.." ucap lelaki paruh baya dengan pakaian serba hitamnya.

"Yaaa... siapa??" ucapku lantang sembari berlari kecil kearah pintu depan.

"Cathrine March?"

"Ya..!!" jawabku singkat sembari membenarkan ikatan kimono bercorak bunga mawar merah.

"Surat untukmu!!" jawabnya singkat sembari membenarkan topi hitamnya dan bergegas berjalan cepat menghindariku.

"Hei.. tunggu.. tunggu!" teriakku sambil berjalan dengan langkah cepat dan nafas terengah mengejar pria paruh baya itu.

Kubuka surat itu dengan rasa penasaran sembari kurebahkan badanku yang tinggi semampai ini ke sofa hijau berbentuk bunga teratai di ruang tengah. Surat dengan amplop berwarna coklat, tulisan berbentuk sambung dengan tinta warna merah sekejap menyihirku dengan untaian kata tidak terduga.

Dear Mrs C

Pernahkah terlintas dalam pikiranmu apa sebenarnya makna kehidupan di dunia ini? Mungkinkah logika bisa mengalahkan rasa sayang, cinta dan kedamaian? Kau akan menemui serpihan debu kotor kehidupan jika kau terus terpuruk. Jika kau memilih secerca cahaya untuk menerangi hidupmu, maka bergegaslah untuk bangkit.

LIVE

"Aneh! Orang aneh!" gumamku sembari melempar surat ke sofa hijau.

Seketika aku terbawa oleh untaian kata dalam surat yang kubaca. Hati kecilku masih bertanya-tanya, mengapa kelam hidupku ini. Apakah ini jalan hidupku yang sudah direncanakan Tuhan untukku?

Tanpa memikirkan lebih lanjut surat tadi, dengan cepat kuhabiskan anggur merah yang tinggal sedikit dan bersiap pergi ke acara peresmian galeri lukisan temanku.

19:00
Untuk pertama kalinya semenjak kematian Robert, aku berpernampilan layaknya wanita berani, bahagia dan bebas tanpa status sebagai janda muda.

EIGHT OF "L"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang