PART FIVE

131 3 0
                                    

Gemericik suara pancuran shower membasahi lekuk tubuhku yang dipenuhi buihan sabun cherry blossom. Rasa segar yang mengalir pada jiwa ragaku menghasilkan energi yang dipenuhi bara semangat penuh keceriaan.

"Ya Tuhan...!!! Apakah semalam Nelson menggendongku ke kamar? Apakah aku bermimpi?? tapi rasanya semalam bukan mimpi! Aaaargghhh... baiklah, nanti siang aku akan berkunjung ke tokonya." gumam Cath sambil menikmati pancuran shower.

Sinar mentari yang cerah, diriku bergegas ke perpustakaan umum untuk mengembalikan buku yang sempat kupinjam. Kupakai baju serba hitam yang berupa dress selutut dengan syal bercorak garis-garis kemerahan.

ROYAL LIBRARY BECKS CITY

Gedung berlantai 11 dengan bangunan modern yang terbagi menjadi dua, tersambungkan oleh jembatan penuh kaca. Perpustakaan yang dibangun kembali oleh pemerintah kota Becks merupakan perpustakaan terbesar di kota ini.

Koleksi buku yang lengkap, interior yang elegan, tempat yang nyaman dan tenang sangat cocok untukku melepas kepenatan.
Segelas kopi Macchiato hangat menemani diriku sambil membaca sebuah buku Psikologi.

Tiba-tiba seorang pria tua memakai tongkat kayu dengan kacamata hitam menyenggol sofa hitam yang aku duduki.

"Maaf Nona!" suaranya terengah sambil memegang tongkat dengan kulit keriput di tangannya.

"Aww!!" ucap Cath kaget dengan tumpahan kopi dibajunya.

Dari kejauhan terdengar suara pria dengan lantang memanggil seseorang.

"Ayah... Ayah..??" Teriak pria berjas hitam berdasi biru tua dengan lantangnya.

"Mr.. apakah itu anakmu yang sedang mencarimu?"

Tanpa sepatah katapun lelaki tua yang memakai tongkat menduduki sofa hitamku dengan nafas terengahnya.

"Maaf Ms, jika Ayahku mengganggu waktumu." ucap pria berjas hitam pada Cathrine.

"Oh.. ya tidak apa."

"Hmhmh... maaf bukannya anda istri Mr Walker?"

"Oh ya!?.. Anda?"

"Cath, kau lupa denganku? Keane! Teman kampus Robert."

"Ya Tuhan.. aku lupa. Apa kabar Keane? Maaf jika aku tidak mengenalimu. Kau berbeda hehe.."

"Yeah... berbeda dengan yang lainnya hehe.. Cath maaf aku tidak sempat datang ke pemakaman Robert, waktu itu aku sedang bertugas di Dubai. Aku turut berduka atas kematian Robert." ucapnya dengan nada sedih.

"Its Ok Keane. Cukup kau mendoakannya saja." ucap Cath mendayu.

"Baiklah Cath kapan waktu kita berbincang lagi. Rasanya aku masih menyimpan nomermu dan Robert. Maaf jika Ayahku membuatmu repot." ucap Keane sembari merangkul ayahnya dan bergegas pergi.

"Keane?? Aku sudah lama tidak mendengar namanya, yang kutahu dulu Robert sempat bermasalah dengannya saat masih dibangku kuliah. Pertemuan kami terakhir ketika aku dan Robert menghadiri peresmian galeri lukisannya. Apakah ia pindah ke kota ini bersama keluarganya? Ahh... entahlah!!" gumam Cath sembari menyeka tumpahan kopi dibajunya.

Suasana perpustakaan yang semakin ramai membuat Cathrine segera merapikan buku bacaan dan bergegas pergi meninggalkan Royal Library.

Saat memasuki lorong 5 Cath merasakan seseorang yang mengintainya dari belakang. Keringat dingin langsung membasahi tubuhnya yang memakai dress hitam. Perlahan ia mencoba berputar ke lorong 7 untuk mengalihkan perhatian.

"Aneh! Apakah ini daya khayalku saja? Kulihat ada seseorang yang mengikutiku saat hendak meninggalkan meja." gumam Cath dalam hati sambil menaruh buku di rak penyimpanan.

EIGHT OF "L"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang