Gedung Utama,Wijaya Corp.
"Finally!" Ia menarik nafas kasar lalu menghembuskannya. Jarum jam sudah beralih ke angka 8. Akhir-akhir ini ia merasa sangat penat. Baik pikiran maupun fisik. Entah apa yang membuat begitu.
"Mbak belum pulang?" Tanya seorang wanita berambut coklat dengan pakaian khas kantor.
"Ini baru kelar, Al." Ia menjawab sambil tersenyum. "Kok belum pulang juga?""Ini udah ditunggu di luar, aku duluan ya mbak" Wanita yang dipanggil Al itu melambaikan tangannya dan langsung berlari kecil menuju lobby perusahaan.
Drrttt... drrttt... drrttt...
Ponselnya berdering. Ia langsung mengangkatnya
"Halo"
"Kenapa belum pulang juga sih, gue udah di apartment lo nih! Sial! gue dari tadi celingukan kayak anak ayam nyari induknya"
"......"
"Lo kalau stres jangan jadi orang yang gila kerja juga kali! Temen ditelantarin disuruh ke apartmentnya, tapi yang punya belum juga dateng"
Belum sempat ia menjawab, suara di seberang sana terus saja menyemprotnya dengan berbagai tuduhan.
"Tunggu. Otw pulang"
Klik.
Singkat, padat dan jelas. Memang itu yang dibutuhkan ketika berhadapan dengan sahabatnya yang satu itu.
Lalu, ia merentangkan kedua tangannya dan langsung mengambil tas yang ada atas mejanya. Ia kemudian beranjak dari kursi kebesarannya dan keluar dari ruangannya.Suasana kantor sangat sepi hanya, ia mempercepat langkahnya menuju basement untuk mengambil mobilnya. Ia mulai mengendarai mobilnya keluar dari area kantor dan menyapa Pak Satpam yang sedang berjaga di sana.
Jalanan di Ibu Kota Jakarta ramai lancar jadi tidak butuh waktu berjam-jam untuk segera sampai ke apartment-nya yang berada di kawasan CBD Kuningan.
Apartment Edelweiss
Ia berjalan tergesa-gesa dari basement apartment menuju lift. Ia yakin pasti sebentar lagi akan mendapat sedikit ceramah dari sahabat tercintanya.
Ketika pintu lift terbuka, ia dapat melihat seorang wanita dengan rambut dicepol ke atas, memakai atasan kaos longgar dan hotpants di atas lutut sedang bersandar di depan pintu apartment-nya sambil bermain ponsel.Ia segera mencari kunci dari dalam tasnya dan langsung membuka pintu dengan mengabaikan seorang yang berada di depan pintu tersebut yang otomatis membuat si empunya terlonjak kaget.
"Lo apa-apaan sih!" Gerutunya sambil langsung masuk ke dalam apartment nya tanpa mempedulikan sang pemilik yang masih berada di luar.
"Kalau masuk ke rumah orang itu salam duku kek, sapa orangnya dulu, atau apa gitu jangan main nyelonong aja." Ujar sang pemilik sambil mengunci pintunya kembali dan menghempaskan sepatunya asal.
Sang tamu langsung memutar kedua bola matanya kesal.
"Siapa yang nyuruh gue kesini, tapi akhirnya disuruh nunggu kayak gembel di depan tadi?"
"Hahaha. Iya-iya maaf. Tadi emang ada berkas yang belum gue cek jadi agak maleman pulangnya." Sang pemilik menjawab sambil mengambil air di dalam kulkas serta beberapa cemilan dan meletakkannya di meja ruang tv.
"So, kenapa lo tiba-tiba ganggu waktu bersantai gue buat nginep di apartment lo malam-malam gini?"
"Bentar gue mandi, ganti baju dulu baru cerita. Tunggu disini."
"Pulang aja deh gue!" Gerutunya kesal. "Nunggu lo mandi sama aja kayak nungguin telor menetas!"
"Hahaha. Jangan macem-macem! Tunggu disana bentar gue nggak lama."
Yups. Adrieanne Eleanor Kusuma. Biasa dipanggil Anne. Seorang wanita berdarah Jawa-Belgia. Sahabatnya yang paling mengerti dia meskipun kelakuannya terkadang urakan, tetapi ia mempunyai hati yang baik dan selalu ada dia membutuhkan baik disaat senang, susah maupun sedih. Tempat curhat yang selalu menampung segala keluh kesahnya.
20 menit kemudian
Ia tiba-tiba menghempaskan badannya ke sofa.
"Tumben cepet lo?""Gue emang cepet kalau mandi, lo aja yang hiperbola"
"Terus apa yang mau lo ceritain tadi?" Pandangan Anne mulai serius dan menatap ke kedua bola matanya. "Lo kalau nggak ada yang penting banget nggak mungkin kan nyuruh gue kesini."
Ia menarik nafas, mencoba menenangkan hatinya yang entah kenapa tiba-tiba terasa sesak ketika akan menceritakan apa yang ia temui tadi siang.
"He's back An." Ucapnya datar.
"Who? Yang jelas dong!"
"Dia."
Anne membelalakkan matanya tak percaya. Kaget sekaligus prihatin karena ia tahu jelas "dia" siapa yang sahabatnya maksud itu
"Are you serious?"
"Ya, im serious."
"Dan dia ngelihat Lo?"
"Sepertinya." Angguknya lesu.
"NAT!"
Bersambung...
Hai teman-teman happy reading yaa😊😊
Ini first story aku, silahkan dinikmati. Maaf kalau masih banyak typo, belibet dan nggak panjang-panjang amat😂😂 aku masih amatiran:"
Enjoy yaa-Nay
naync12
KAMU SEDANG MEMBACA
My Defense
RomanceKetika Sang Peluka masih belum siap menunjukkan perasaanya, karena ia tak bisa melupakan bagaimana ia melukai sekeping hati Tentang seorang gadis yang pernah melukai dan terlukai. Mengharuskan ia untuk membangun "defense" untuk dirinya sendiri. Menu...